SD N Sumur Kucing Lamtim Kekurangan Ruang Belajar

id main drum band, lampung timur, pasir sakti

SD N Sumur Kucing Lamtim Kekurangan Ruang Belajar

Siswa-siswi SD Negeri Sumur Kucing Lampung Timur sedang berlatih drum band di halaman sekolah selasa, (7/3) (FOTO:ANTARA Lampung/Muklasin)

...Kami sangat memerlukan setidaknya tujuh ruang kelas untuk belajar, mengingat jumlah siswa sebanyak 461 siswa hanya ada 7 ruang kelas, sehingga setidaknya perlu tujuh ruang belajar lagi, kata Ni Ketut...
Lampung Timur  (ANTARA Lampung) - Sekolah Dasar Negeri Sumur Kucing di Desa Sumur Kucing, Kecamatan Pasir Sakti, Kabupaten Lampung Timur (Lamtim), Provinsi Lampung kekurangan ruang belajar yang tak lagi mampu menampung siswa yang ada di sekolah itu.

"Kami sangat memerlukan setidaknya tujuh ruang kelas untuk belajar, mengingat jumlah siswa sebanyak 461 siswa hanya ada 7 ruang kelas, sehingga setidaknya perlu tujuh ruang belajar lagi," kata Ni Ketut Wardani, Kepala SDN Sumur Kucing, di Pasir Sakti, Rabu.

Dia menyebutkan sekolahnya juga minim tenaga pengajar, mengingat hanya ada dirinya selaku kepala sekolah, 2 guru agama, 2 guru kelas, dan 12 guru honorer.

"Tenaga pendidik sekolah ini juga sangat kurang, dari 461 siswa itu kebutuhan guru tetap berstatus PNS paling tidak 14 orang, sehingga kami perlu tambahan guru tetap lagi," kata dia pula.

Ia berharap pemerintah daerah setempat dan pemerintah pusat segera memberikan perhatian ke sekolahnya, dengan menyediakan ruang kelas tambahan untuk belajar para siswanya agar proses belajar siswa tidak terganggu. "Kebutuhan ruang belajar sangat mendesak, kami memerlukan segera ruang kelas ini," katanya lagi.

Ni Ketut mengatakan, untuk menyiasati kekurangan ruang belajar itu, proses belajar siswa diatur waktu belajarnya dibagi dua sesi, pagi dan sore.

Dia menambahkan pula, untuk memenuhi fasilitas sekolahnya, berupa toilet dan bangku, pihaknya mengembangkan Program Bank Sampah.

"Kami buat Program Bank Sampah, setiap hari Sabtu siswa wajib membawa 10 buah botol mineral kecil untuk dikumpulkan dan kami jual setiap bulan. Uangnya digunakan untuk membeli bangku dan membuat toilet siswa," katanya pula.

Sekolah ini juga mengembangkan Program Kantin Kejujuran, dengan keuntungan yang diperoleh diperuntukkan memenuhi fasilitas sekolah.

"Ditambah pula dari dari guru-guru yang telah mendapatkan tunjangan sertifikasi kalau uangnya cair ikut membantu Rp500 ribu untuk tambahannya," kata Ni Ketut Wardani lagi.

Camat Pasir Sakti Titin Wahyuni membenarkan kondisi masih minim sarana ruang belajar di SDN Sumur Kucing di wilayahnya itu.

"Saya juga tengah berupaya mencari sumber dana untuk penyediaan ruang kelas untuk belajar di sekolah ini, agar kegiatan belajar dan mengajar siswa serta para guru tidak terganggu," ujar Titin.

Dia berharap dinas terkait, yaitu Dinas Pendidikan Kabupaten Lampung Timur dan Provinsi Lampung juga segera memberikan perhatian kepada sekolah-sekolah yang minim fasilitas belajar seperti di SDN Sumur Kucing itu.  (Ant)