13 juta anak di negara Arab tak bersekolah

id Perang Irak dan Suriah, Mosul direbut, anak-anak tak bersekolah

13 juta anak di negara Arab tak bersekolah

Anak-anak menghadiri kelas SD di kamp pengungsi Domiz di kawasan Kurdi Irak/file. (FOTO : UNHCR/B.Sokol)

Tunis (Antara/Xinhua-OANA) - Di beberapa negara Arab, lebih dari 13 juta anak --yang hidup dalam kondisi buruk-- dipaksa meninggalkan sekolah atau telah dilarang bersekolah, kata seorang pemimpin organisasi Arab di Tunis pada Selasa (28/2).
        
Direktur Jenderal Organisasi Arab bagi Pendidikan, Kebudayaan dan Sains (ALESCO) Abdullah Hamad Muhareb menyampaikan kecemasannya dalam satu taklimat yang diselenggarakan di Tunis, Tunisia.
        
"Itu sebabnya mengapa Organisasi ini telah meluncurkan gagasan untuk menunjang pendidikan anak-anak di daerah konflik di Dunia Arab," kata pemimpin ALESCO.
        
"Kerjasama Arab, regional dan internasional mendapat keuntungan dari status penting dalam aksi ALESCO. Kami berkomitmen untuk menetapkan kemitraan strategis, mewujudkan program terarah dan menyampaikan upaya kami untuk pendidikan, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan komunikasi," kata Muhareb.
        
Di antara sasaran itu, yang dituangkan pada program baru Rencana Strategis ALESCO 2017-2022, adalah pengentasan orang miskin, jaminan pendidikan berkelanjutan buat semua dan ketentuan akses yang lebih besar bagi pendidikan buat perempuan dan anak perempuan, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu malam.
        
Namun proyek itu dan kegiatan Organisasi tersebut tergantung atas sumbangan Negara dan pembayaran bagian mereka dalam anggaran Organisasi, kata Muhareb.
        
"Sayangnya," ia menyesalkan, "Organisasi ini masih menderita dari kekurangan ketekunan yang diperlihatkan oleh sebagian Negara anggota," katanya.
        
Mohamed Madbouli, Direktur Departemen Pendidikan ALESCO yang mengakui keberadaan sebagian "kejanggalan" yang mengancam kelansungan hidup sistem pendidikan di Dunia Arab, mengatakan kepada Xinhua, "Pendidikan dan pengajaran merupakan tempat terakhir untuk melestarikan identitas dan warisan Dunia Arab."
   
"Pembangunan yang berkelanjutan dan kelangsungan hidup adalah dua tantangan yang tak terelakkan," ia menambahkan.


Penerjemah : Chaidar

Antara/Xinhua-OANA