Harga ikan asin Pulau Pasaran tetap tinggi

id Teri Pulau Pasaran, harga ikan anjlok

Harga ikan asin Pulau Pasaran tetap tinggi

Para buruh harian di Pulau Pasaran Bandarlampung sedang menyortir ikan pada Senin (13/2). (ANTARA LAMPUNG/Hisar Sitanggang)

Bandarlampung  (Antara Lampung)- Harga ikan teri di Pulau Pasaran Bandarlampung bertahan tinggi sehubungan masih anjloknya hasil tangkapan nelayan  di perairan Teluk Lampung.
      
"Dalam sehari produksi ikan teri asin paling berkisar 450- 500 kg, padahal biasanya bisa mencapai 2-3 ton. Beberapa hari lalu, dari dua perahu saya yang melaut ke Legundi, hanya dapat sedikit sehingga tak balik modal," kata Ny Margono, salah satu perajin ikan asing, di Pulau Pasaran Bandarlampung, Senin.
      
Kini harga ikan teri belah mencapai Rp75.000/kg dan teri besar Rp60.000/kg, sedang ikan teri nasi tidak ada karena ketiadaan bahan baku yakni teri segar. Dalam kondisi normal, harga teri belah Rp50.000/kg, teri besar Rp40.000/kg, dan teri nasi berkisar Rp60.000- Rp65.000/kg.
       
Penurunan produksi teri asin di Pulau Pasaran sudah terjadi sejak Desember lalu, dan para perajin berharap kondisi cuaca kembali normal sehingga hasil tangkapan nelayan banyak.
      
"Mudah-mudahan Maret nanti sudah berangsur pulih produksi ikan asin. Penurunan produksi teri asin saya dengar bukan hanya di Pulau Pasaran saja, tetapi juga di berbagai daerah lainnya," katanya.
      
Hasil pantauan pada Senin menunjukkan hampir seluruh perajin ikan asin di Pulau Pasaran berhenti membuat ikan asin. Lapak-lapak penjemuran ikan beterbaran tanpa ada ikan yang dikeringkan. Sebagian warga setempat ada yang memilih beralih profesi untuk sementara waktu seperti menjadi buruh.
     
Sementara para buruh harian yang bekerja di Pulau Pasaran sebagai penyortir ikan, juga bekerja hanya setengah hari. Padahal, mereka biasanya bekerja mulai pagi sampai sore hari.
    
Faktor alam sebenarnya penyebab penurunan produksi ikan teri asin, meski faktor lainnya juga berkontribusi, seperti pencemaran dan ulah nelayan yang menangkap ikan menggunakan alat yang tidak ramah lingkungan.
    
Pulau Pasaran awalnya dipenuhi pohon kelapa di tahun 1960-an dan penduduknya pun hanya beberapa keluarga, dan luasnya hanya sekitar dua hektare. Namun kini pulau seluas sekitar 8 ha dan disesaki rumah-rumah pengrajin ikan asin, sementara pantai pesisirnya dipenuhi kapal-kapal nelayan dan keramba.
    
Aktivitas penduduk Pulau Pasaran setiap harinya selalu berkaitan dengan produksi ikan asin, kecuali jika berhenti berproduksi maka mereka bekerja serabutan, seperti buruh dan awak angkutan umum.
     
Dalam sehari, para pengrajin mampu memproduksi ikan teri asin berkisar 20--30 ton yang umumnya dipasarkan ke Jabotabek, Bandung, dan daerah lainnya di Sumatra, seperti Medan, Sumut.

ANTARA