Produksi teri asin masih anjlok

id teri asin, Pulau Pasaran

Produksi teri asin masih anjlok

Perahu bagan untuk menangkap ikan teri dilabuhkan di perairan Pulau Pasaran, Bandarlampung. (ANTARA LAMPUNG/Hisar Sitanggang)

Bandarlampung (Antara Lampung) - Produksi teri asin di Pulau Pasaran Kota Bandarlampung masih belum pulih hingga awal Februari 2017, sehubungan masih sedikit hasil tangkapan, yakni ikan teri segar, di bagan-bagan yang bertebaran di perairan Teluk Lampung.
    
"Hasil tangkapan berupa ikan teri segar masih minim sehingga kami kekurangan bahan baku untuk diolah menjadi ikan teri asin. Sekarang hanya beberapa orang yang masih beraktivitas membuat teri asin di pulau ini, sedang perajin ikan asin lainnya memilih berhenti sementara," kata Sarnoto, salah satu perajin ikan asin, di Pulau Pasaran Bandarlampung, Kamis.
    
Ia menyebutkan dalam sehari kini hanya bisa memproduksi teri asin sekitar 150 kg, sedang dalam kondisi normal bisa menghasilkan ikan teri asing sebanyak 1-2 ton.
    
Karena produksi teri asin anjlok, harga ikan itu masih bertahan tinggi. Harga teri nasi di tingkat perajin berkisar Rp75.000- Rp80.000/kg, sedang harganya di agen bisa mencapai Rp90.000/kg.
    
Harga teri jengki juga naik mencapai Rp40.000-Rp45.000/kg, padahal harga normalnya Rp35.000/kg.
    
Ia menyebutkan penurunan produksi teri asin sudah terjadi sejak Desember lalu, yang berkaitan dengan faktor cuaca di Teluk Lampung.
    
Ia memperkirakan produksi teri asin akan pulih mulai Maret, karena kondisi cuaca saat itu diperkirakan sudah membaik.
    
Faktor alam sebenarnya penyebab penurunan produksi ikan teri asin, meski faktor lainnya juga berkontribusi, seperti pencemaran dan ulah nelayan yang menangkap ikan menggunakan alat yang tidak ramah lingkungan.
    
Pulau Pasaran awalnya dipenuhi pohon kelapa di tahun 1960-an dan penduduknya pun hanya beberapa keluarga, dan luasnya hanya sekitar dua hektare. Namun kini pulau seluas sekitar 8 ha dan disesaki rumah-rumah pengrajin ikan asin, sementara pantai pesisirnya dipenuhi kapal-kapal nelayan dan keramba.
    
Aktivitas penduduk Pulau Pasaran setiap harinya selalu berkaitan dengan produksi ikan asin, kecuali jika berhenti berproduksi maka mereka bekerja serabutan, seperti buruh dan awak angkutan umum.
    
Dalam sehari, para pengrajin mampu memproduksi ikan teri asin berkisar 20--30 ton yang umumnya dipasarkan ke Jabotabek, Bandung, dan daerah lainnya di Sumatra, seperti Medan, Sumut. Jika produksi anjlok, Pulau Pasaran hanya mampu menghasilkan sekitar satu ton ikan teri dalam sehari.