Kapuspen TNI: Tidak benar Pasukan Unamid Selundupkan Senjata

id kapuspen tni, mayjen wuryanto, kabag penum polri, kombes martinus sitompul, pasukan unamid selundupkan senjata

Kapuspen TNI: Tidak benar Pasukan Unamid Selundupkan Senjata

Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen Wuryanto (FOTO: Antaranews.com/Dok)

...Mereka semua menyatakan berita tersebut tidak benar dan Satgas Unamid sampai saat ini masih melaksanakan tugas di Sudan sampai Maret 2017," tutur Wuryanto...
Jakarta (ANTARA Lampung) - Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Wuryanto menegaskan pemberitaan tentang anggota misi perdamaian Unamid ditangkap di Bandara Al Fashir Sudan adalah tidak benar.

"Pemberitaan tersebut tidak benar," kata Wuryanto dalam keterangan persnya di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin.

Sebelumnya, menyebar informasi pasukan perdamaian TNI yang bertugas di Sudan ditangkap karena upaya penyelundupan senjata api ilegal di Bandara Al Fashir, Sudan, pada 20 Januari 2017, saat akan kembali ke Indonesia setelah selesai penugasan.

Wuryanto menegaskan kepastian ketidakbenaran berita itu telah melalui pengecekan ke beberapa pejabat yang berwenang dalam penugasan tersebut.

Pejabat itu yakni Komandan PMMP TNI Brigjen TNI Marzuki yang saat ini sedang di New York, Komandan Sektor Unamid Brigjen TNI Nur Alamsyah di Sudan, dan Komandan Satgas Yon Komposit TNI Konga XXXV-B Unamid di Darfur Letkol Inf Singgih Pambudi Arinto.

"Mereka semua menyatakan berita tersebut tidak benar dan Satgas Unamid sampai saat ini masih melaksanakan tugas di Sudan sampai Maret 2017," tutur Wuryanto.

Jenderal bintang dua ini menjelaskan, di Sudah ada dua misi perdamaian di bawah bendera Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Pertama, TNI dalam misi tersebut bertugas di United Nations Missions in Darfur (Unamid). Kedua, Kepolisian RI dalam misi perdamaian itu bertugas pada Satgas Formed Police Unit (FPU)

Sementara itu, Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Polisi Martinus Sitompul menyatakan sejumlah senjata yang diduga diselundupkan ke Bandara Al-Fashir, Sudan, bukan milik polisi pasukan perdamaian Indonesia, Formed Police Unit VIII, yang hendak pulang ke Tanah Air.

"Menurut Komandan Satgas Formed Police Unit (FPU) VIII itu (senjata) bukan milik mereka," katanya.

Martinus mengatakan bahwa kronologisnya bermula saat pasukan FPU VIII yang telah habis masa tugasnya di Darfur bersiap untuk pulang ke Indonesia. Pasukan tersebut akan digantikan oleh FPU IX. "Hari itu mereka berkemas-kemas untuk meninggalkan Garuda Camp," katanya.

Di camp, barang-barang milik FPU VIII dicek oleh otoritas Unamid. Selanjutnya, barang-barang mereka dimasukkan ke dalam dua buah kontainer. Sebanyak 40 orang anggota FPU menjaga kontainer tersebut hingga tiba di Bandara Al-Fashir.

"Empat puluh orang ini membantu menurunkan barang. Masuklah ke ruang X Ray pemeriksaan. Lolos semua," ujarnya.

Tak jauh dari lokasi penyimpanan barang-barang tersebut, ada koper lain yang oleh polisi Sudan dicurigai merupakan barang milik pasukan Indonesia.

"Polisi Sudan bertanya ini punya Indonesia bukan? Dijawab bukan. Ditanya lagi, dijawab bukan. Ya, memang kopernya berbeda, tidak ada label pasukan Indonesia," katanya.

Koper tersebut dimasukkan ke pemeriksaan X-Ray dan terungkap bahwa koper tersebut berisi senjata dan akhirnya muncul tuduhan bahwa pasukan FPU VIII hendak menyelundupkan senjata.

Atas terjadinya kasus tersebut, seluruh anggota pasukan FPU VIII yang berjumlah 139 orang tertahan kepulangannya.

"Mereka bukan ditangkap, melainkan tertahan untuk kepulangan mereka. Bukan ditangkap, ya, mereka tinggal di transit camp di sana karena tempat mereka di Garuda Camp sudah diisi (pasukan) FPU IX," katanya.

Sebelumnya, diberitakan bahwa pemerintah di Darfur Utara menyebutkan pasukan polisi Indonesia yang tergabung dalam misi menjaga perdamaian di Darfur (UNAMID) ditangkap pada hari Jumat (20/1) waktu setempat di Bandara Al Fashir, Sudan, karena diduga mencoba menyelundupkan senjata dan amunisi yang disamarkan seperti mineral berharga.

Informasi dari Pusat Media Sudan (Sudanese Media Centre) menyebutkan berbagai senjata dan amunisi yang diselundupkan meliputi 29 senapan Kalashnikov, empat senapan, enam senapan GM3, dan 61 berbagai jenis pistol, serta berbagai jenis amunisi dalam jumlah besar. (Ant)