Gatot: Prajurit Rela Berkorban Pertahankan Ideologi Negara

id panglima tni, jenderal gatot nurmantyo, pelecehan pancasila oleh adf, prajurit rela berkorban

Gatot: Prajurit Rela Berkorban Pertahankan Ideologi Negara

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo (Foto: Antaranews.com)

...Pada saat melaksanakan tugas operasi, pasukan khusus itu operasinya 'one way ticket'. Dia rela untuk itu," kata Panglima TNI...
Jakarta (ANTARA Lampung) - Bagi prajurit ideologi negara adalah hal yang sangat prinsip bahkan prajurit rela mengorbankan jiwa dan raganya demi mempertahankan ideologi negaranya, tegas Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

"Dalam pendidikan doktrin militer, bahwa setiap tentara harus sangat mencintai ideologi bangsanya dan setiap prajurit rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk menghadapi apapun juga terkait ideologinya," kata Panglima TNI di Jakarta, Kamis, menanggapi pelecehan terhadap Pancasila yang dilakukan salah satu anggota "Australian Defence Force" (ADF).

Menurut dia, dalam setiap pasukan khusus, doktrin terhadap ideologi harus diberikan secara luar biasa agar benar-benar mencintai negaranya dan kepada musuhnya pun harus didoktrin bahwa dia adalah musuh.

"Pada saat melaksanakan tugas operasi, pasukan khusus itu operasinya 'one way ticket'. Dia rela untuk itu," kata Panglima TNI.

Terkait pelecehan ideologi negara Indonesia, Pancasila, Jenderal Gatot mengatakan Panglima Angkatan Bersenjata Australia Marsekal Mark Donald Binskin telah menyampaikan permintaan maafnya terkait adanya kasus pelecehan Pancasila yang dilakukan salah satu anggota ADF.

"Saya berterima kasih atas niat baik Panglima Australia Marsekal Mark Binskin yang telah menyampaikan permohonan maaf dan kemudian mengganti kurikulum Australian Defence Force serta mengadakan investigasi," katanya.

Marsekal Mark Binskin telah mengirim surat kepada Panglima TNI terkait empat hal, yang berisikan permohonan maaf, perbaikan kurikulum, akan melaksanakan investigasi dan akan mengirimkan Chief of Army Australia untuk datang meminta maaf dan klarifikasi kepada Kepala Staf Angkatan Darat dan kepada Panglima TNI.

"Saya dengan Marsekal Mark Binskin adalah sahabat, dia adalah teman baik saya, dan beliau sudah mengirim surat kepada saya terkait permohonan maaf tersebut," ucapnya.

"Terlalu menyakitkan dan tidak perlu saya jelaskan di sini, tentang tentara yang dulu, tentang Timor Leste dan tentang Papua yang terus minta merdeka serta Pancasila yang dipelesetkan menjadi Pancagila dengan lima silanya yang tidak benar," kata mantan Kasad ini.

Panglima juga menjelaskan, penghentian kerja sama militer dengan Australia menunggu sampai adanya hasil investigasi dan penyelesaian serta klarifikasi dari pihak militer Australia kepada TNI.
 
"Saya sampaikan bahwa, untuk sementara kerja sama di bidang pendidikan militer dihentikan dulu dan akan kita evaluasi. Saya tidak akan ke Australia, tapi menunggu dari hasil investigasi," katanya.

Jenderal Gatot Nurmantyo telah menangguhkan sementara kerja sama militer dengan Australian Defence Force (ADF) sejak pertengahan Desember 2016. (Ant)