Kemacetan di Bandarlampung Belum Teratasi

id macet bandarlampung, rekayasa lalulintas

Kemacetan di Bandarlampung Belum Teratasi

Ilustrasi kemacetan di jalan Kartini Bandarlampung (FOTO: ANTARA Lampung/ist)

...Kemacetan arus lalu lintas dipicu tingginya volume kendaraan...
Bandarlampung (ANTARA Lampung) - Masalah kemacetan arus lalu lintas menjadi "momok" waga kota besar hampir di seluruh Tanah Air, namun sebagian pemerintahnya setidaknya mampu menyiasati guna mengurangi persoalan tersebut.

Seperti adanya penerapan nomor genap dan ganjil bagi kendaraan yang akan melintas pada hari yang telah dijadwalkan serta adanya hari bebas atau tanpa kendaraan pada jam-jam tertentu, namun tidak bisa mengatasi kemacetan secara permanen, sehingga tetap dikeluhkan warganya.

Begitu pun hampir seluruh warga Kota Bandarlampung atau kabupaten/kota lainnya yang ada di Provinsi Lampung bahkan pendatang dari luar provinsi di ujung selatan Sumatera itu mengeluhkan kemacetan di ibu kota provinsi tersebut.

Kemacetan arus lalu lintas dipicu tingginya volume kendaraan namun penambahan infrastruktur jalan tidak bisa mengimbanginya serta munculnya pusat-pusat perbelanjaan yang tidak dilengkapi akses jalan memadai.

Di Jalan Sultan Agung, Bandarlampung yang terdapat perlintasan rel kereta api setiap hari terjadi kemacetan karena seringnya kereta melintas, juga disebabkan menumpuknya kendaraan yang akan ke Mall Boemi Kedaton.

Suharno, warga Wayhalim, Bandarlampung mengritisi tidak adanya kepedulian dari pemerintah kota setempat untuk mengatasi hal itu. Bahkan, ia yakin wali kota mengetahui hal itu (kemacetan). Bahwa kemacetan yang terjadi di sana salah satunya karena banyaknya kendaraan yang berputar menuju mal terbesar di Bandarlampung tersebut.

Ia menjelaskan, hampir setiap jam sibuk, bahkan pada sore menjelang malam pada akhir pekan atau hari libur, kemacetan kian parah. Kendaraan dari arah Jalan Teuku Umar menuju Jalan Sultan Agung sering dialihkan lurus ke arah Jalan ZA Pagaralam.

Warga lainnya, Ny Hartini meminta Wali Kota Bandarlampung segera mengatasi hal tersebut, terutama bagaimana mencarikan solusi untuk memperlancar kendaraan yang akan melintas di Jalan Sultan Agung.

Dia pun menilai terkesan terjadi pembiaran. Semestinya bisa diatasi dengan membuat jalan layang. Apa khawatir menutup akses kendaraan yang akan menuju mall itu?, kata dia.

Ia menyarankan, guna menghindari kemacetan cukup parah, pada jam-jam sibuk kendaraan yang menuju mal itu tidak diperkenankan memutar di area berbalik arah dekat rel KA, dan bisa dialihkan jauh ke arah depan Telkom.

Ibu rumah tangga yang memiliki aktivitas di pasar Bambukuning itu mengatakan, sering terjebak ketika dari arah Jl Sultan Agung akan menuju kota, petugas sering mengutamakan kendaraan yang menuju mal, sehingga laju kendaraan tersendat, bahkan ada yang berhenti tepat di tengah rel. Ini kan sangat berbahaya.

Nasrullah, warga Labuhanratu, Bandarlampung menyatakan hal serupa bahwa kemacetan di sana lebih banyak disebabkan kendaraan berputar menuju pusat perbelanjaan yang sementara ini terbesar di Bandarlampung.

Sebelum ada mal itu, lanjut dia, laju kendaraan aman saja. Terjadi kemacetan hanya disebabkan adanya kereta api yang berhenti sebelum memasuki stasiun.

Karena itu, ia meminta anggota DPRD Kota Bandarlampung mendorong wali kota untuk memikirkan pemecahannya, seperti membuat jalan layang melintasi rel kereta api.

Kemacetan cukup parah pun terjadi di Jalan ZA Pagaralam, Rajabasa, persisnya di pertigaan menuju kampus Universitas Lampung. Begitu pula di tengah kota yakni tidak ada lagi lokasi yang nyaman untuk berkendara pada waktu pagi hingga malam.



Pelebaran dan fly over



Wakil Wali Kota Bandarlampung Yusuf Kohar menyatakan pelebaran jalan merupakan salah satu solusi terbaik untuk mengatasi kemacetan di kota ini seiring bertambahnya volume kendaraan.

Berdasarkan pemikirannya, yang juga Ketua Apindo Lampung itu, bahwa seluruh ruas jalan baik itu jalan negara, provinsi dan kota sudah waktunya dilebarkan.

Volume kendaraan sudah semakin bertambah dan itu membuat macet tentunya, karena itu, perlu adanya kerja sama antara pemerintah provinsi dan kota untuk masalah tersebut khususnya di Jalan Kartini, Jalan Teuku Umar dan Jalan Raden Intan yang merupakan titik kemacetan.

Ia melanjutkan, selain pelebaran jalan perlu juga dibuat jalan lingkar di pinggiran Kota Bandarlampung.

Untuk itu dirinya mengharapkan, antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kota dapat mensinkronkan program pembangunan, karena yang namanya pemerintah itu tetap satu untuk NKRI.

Masalah pelebaran jalan ini, lanjut dia, telah dibicarakannya dengan pihak Bappeda Provinsi Lampung, tapi kendalanya memang cukup sulit untuk melakukan pelebaran jalan, mengingat lemahnya perencanaan jalan dahulunya.

Ia melanjutkan, perencanaan jalan di Lampung ini sudah cukup lemah seharusnya sudah bisa mencontoh Palembang walaupan baru dibangun satu jalan, akan tetapi perencanaan pembangunan jalur itu telah disiapkan dengan matang sehingga tidak ada masalah pembebasan lahan.

Berdasarkan pengamatan dirinya, baru ada satu jalan yang memenuhi syarat untuk dilakukan pelebaran jalan, yakni Jalan Pangeran Antasari.

Di jalan itu walaupun baru ada satu atau dua jalur, tapi sudah ada lahan jika ingin dilebarkan lagi.

Menurutnya, untuk di jalan lain sangat sulit karena banyak bangunan yang berdiri seperti Jalan Raden Intan, lebih banyak yang maju ke bahu jalan dan ini menjadi persoalan.

Sementara itu, Wali Kota Bandarlampung Herman HN menyatakan akan fokus mengatasi masalah kemacetan lalu-lintas di Kota Tapis Berseri ini.

Herman yang menjabat untuk kali kedua itu mengatakan fokus mengatasi masalah kemacetan lalu-lintas, seperti di wilayah Kedaton, Jl RA Kartini, dan Jalan Gajah Mada.

Dia mengatakan, saat ini wilayah Kota Bandarlampung sudah sangat macet apalagi jika listrik padam, sehingga diperlukan pembenahan agar masalah ini bisa teratasi.

Sementara untuk dua perlintasan dengan Jalan Soekarno-Hatta yang merupakan jalan lintas Sumatera telah dibangun jembatan layang yakni perempatan Jalan P. Antasari-Jl. Soekarno-Hatta, dan Jalan Ki Maja-Jl. Soekarno Hatta.

Pemkot Bandarlampung juga telah membangun jembatan layang untuk memotong dua perempatan yang kerap terjadi kemacetan yakni di Jalan Jenderal Soedirman dari arah Stadion Pahoman hingga memanjang ke Jalan Gajah Maja melintasi rel kereta api.

Selain itu, Pemkot Bandarlampung juga sedang membangun jembatan layang di dekat Pasar Tugu, Kecamatan Tanjungkarang, Timur.

Namun, warga pun menanti aksi Pemerintah Kota Bandarlampung untuk membangun jalan layang lain di tempat yang saat ini menjadi pusat kemacetan atau pun rekayasa jalan yang bisa memperlancar akses transportasi di ibu kota Provinsi Lampung itu. (Ant)