Pemberdayaan Ekonomi Warga sekitar Hutan Way Kambas

id Pemberdayaan Ekonomi Warga Hutan, Konflik Gajah Way Kambas, Hutan TNWK, Way Kambas Lampung, Subakir

Pemberdayaan Ekonomi Warga sekitar Hutan Way Kambas

Ir Subakir, Kepala Balai TNWK Lampung bersama BPMD Lampung Timur sosialisasikan keramba apung ikan kepada warga Desa Harjosari, Kecamatan Braja Selebah, di desa setempat, Kamis (8/12). (FOTO: ANTARA Lampung/Muklasin)

Lampung Timur (ANTARA Lampung) - Balai Taman Nasional Way Kambas (TNWK) di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung berupaya mengatasi konflik antara manusia dengan gajah liar yang selama ini masih terjadi di sekitar kawasan hutan ini, dengan program pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitarnya.

Ir Subakir, Kepala Balai TNWK, di Lampung Timur, Jumat, mengatakan selama ini konflik manusia dengan gajah liar dari hutan TNWK itu masih kerap  terjadi, mengingat areal tanam dan permukiman warga yang letaknya berdekatan dengan hutan TNWK dan hanya dipisahkan aliran sungai sekitar hutan.

Menurut dia, konflik yang terjadi adalah perebutan ruang lahan, sehingga gajah-gajah liar TNWK keluar hutan  mencari makan di areal tanaman milik warga. Akibatnya menimbulkan kerugian ekonomi bagi warga, bahkan timbul korban di antara kedua belah pihak.

Upaya untuk meminimalkan konflik itu, TNWK  membuat beberapa program kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat di antaranya dengan membuat keramba apung ikan di sepanjang sungai hutan setempat.

"Masyarakat minta dibuatkan keramba apung ikan karena hutan Way Kambas dengan permukiman warga dibatasi kanal atau sungai, kalau dibuatkan keramba ikan di sepanjang sungai ini warga akan menjaganya dan otomatis jika gajah keluar hutan maka warga bisa mengusirnya," kata Subakir lagi.

Menurut Subakir keberadaan keramba apung ikan itu bisa mencegah terjadi konflik warga dengan gajah, selain berdampak positif menjadi tambahan pendapatan bagi masyarakat sekitar kawasan hutan itu.

Subakir yang juga mantan Kepala Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Lampung itu berharap kegiatan pemberdayaan ekonomi bisa membuat warga di sekitar kawasan hutan TNWK dapat lebih baik dalam menjaga hutan dan isinya.

"Mudah-mudahan sungai ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya dan masyarakat di sekitar kawasan bisa hidup berdampingan dengan satwa-satwa liar di dalam hutan TNWK, dengan tidak melakukan aktivitas yang merusak dalam kawasan hutan," ujar dia lagi.

Berkaitan dengan program tersebut, Balai TNWK menyosialisasikan kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat kepada warga Desa Braja Harjosari, Kecamatan Braja Selebah yang digelar di desa setempat, Kamis (8/12), dihadiri Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMD) Kabupaten Lampung Timur.

Drs Maryanto, Kabid Ketahanan Sosial dan Budaya Masyarakat pada BPMD Lampung Timur menyatakan mendukung program keramba apung ikan itu karena dapat menyejahterakan masyarakat setempat.

"Harapannya masyarakat mendukung program TNWK ini, dan masyarakat bisa menjaga hutan sehingga hutan lestari bersama satwa yang ada di dalamnya terlindungi," kata dia lagi.

Menurut dia, masyarakat yang mengelola keramba apung ikan itu bisa dimasukkan dalam kelompok Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).

Futikul, Sekretaris Desa Braja Harjosari mengapresiasi upaya TNWK dalam penanggulangan konflik manusia dan gajah itu.

Dia menyatakan, warganya siap bekerjasama dengan semua pihak menjaga hutan TNWK.