Lampung Manfaatkan Kopi Sebagai Wahana Promosi Wisata

id hut nestle, petani kopi

 Lampung Manfaatkan Kopi Sebagai Wahana Promosi Wisata

Gubernur Lampung M. Ridho Ficarda saat memberikan sambutan pada acara Apresiasi Petani 150 Nestle di Bandarlampung, Sabtu (3/12) (FOTO:ANTARA Lampung/Agus Wira Sukarta)

Bandarlampung (ANTARA Lampung) - Provinsi Lampung memiliki destinasi wisata yang melegenda seperti anak gunung Kratatau dan Taman Nasional Way Kambas (TNWK), serta sejumlah objek lainnya baik yang sudah digarap maupun yang masih menjadi potensi.

Pemerintah Provinsi Lampung sejak beberapa tahun lalu mengenalkan destinasi wisata tersebut, bahkan diagendakan khusus dengan tajuk "Festival Krakatau" yang berlangsung setiap tahun.

Belum lagi, beberapa kabupaten yang memiliki kekhasan daerahnya pun mengagendakan dalam bentuk festival, seperti di Lampung Barat dengan "Stabas".

Bahkan, Pemerintah Provinsi Lampung terus mendorong untuk menjadikan Taman Nasional Way Kambas sebagai salah satu destinasi wisata dunia.

Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Sutono, pada seminar bertema "Ayo ke Taman Nasional Way Kambas" di Bandarlampung, mengatakan, TNWK merupakan salah satu kawasan konservasi yang terletak di Provinsi Lampung dikenal sebagai habitat hutan hujan dataran rendah terakhir di Sumatera yang masih memiliki satwa langka dan terancam punah seperti badak, harimau, gajah, tapir, dan beruang madu.

Selain memiliki potensi alam yang baik, lanjutnya, potensi jenis tumbuhan maupun potensi alam lingkungannya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan, penelitian, dan tujuan wisata alam sehingga ke depan diharapkan dapat diwujudkan menjadi salah satu destinasi wisata dunia.

Apalagi, menurutnya, Gubernur Lampung telah mencanangkan tiga program besar terkait perekonomian Lampung yakni menetapkan Lampung sebagai daerah ketahanan pangan, menetapkan kawasan industri dan mengembangkan sektor jasa dan pariwisata sebagai salah satu daya ungkit perekonomian Lampung.

Karena itu, untuk menyukseskan ketiga program tersebut, jajaran Pemerintah Provinsi Lampung terus berupaya melakukan percepatan terkait program unggulan sektor pertanian, industri serta jasa dan pariwisata.

Pemprov Lampung, lanjut mantan kadis kehutanan Provinsi Lampung itu, berharap berbagai program unggulan dalam rangka menjadikan TNWK menjadi destinasi wisata dunia mulai digencarkan pada 2017 dan diharapkan dukungan semua pihak untuk menyukseskan program tersebut.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung Panut W mengatakan, penyelenggaraan seminar bertema "Ayo Ke Taman Nasional Way Kambas" ini dilakukan sebagai bagian kerja sama dari Pemerintah Provinsi Lampung dengan Kementerian Pariwisata, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Taman Nasional Way Kambas, Pemerintah Kabupaten Lampung Timur serta jajaran instansi terkait lainnya dalam rangka menyamakan persepsi dan dukungan untuk TNWK ke arah yang lebih baik lagi yakni menjadi salah satu destinasi wisata dunia.

Sementara, warga Hanura Kabupaten Pesawaran yang tergabung dalam kelompok Sistem Hutan Kerakyatan (SHK) Lestari memanfaatkan kawasan Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman register 19 sebagai objek ekowisata.

Ketua Kelompok SHK Lestari, Agus Guntoro, di Hanura, Pesawaran, mengatakan, pihaknya memanfaatkan lahan seluas 600,25 hektare sebagai zona pemanfaatan hutan tradisional, sekaligus memanfaatkan keanekaragaman hayati sebagai ekowisata alami.

Ia mengatakan pemanfaatan hutan lindung itu sebagai ekowisata dengan kawasan unggulan berupa hutan yang masih asri serta melihat Teluk Ratai dari ketinggian sekitar 400 meter di bawah permukaan laut.

Pada kawasan hutan itu, menurutnya, terdapat sejumlah pohon endemik, berbagai satwa serta puluhan jenis burung, air terjun dan mata air.

Sedikitnya ada 266 pohon endemik, 82 jenis burung, dan 26 satwa.

Menurutnya, pemanfaatan Tahura itu sebagai kawasan objek wisata juga dapat menambah penghasilan warga sekitar terutama yang membutuhkan jasa ojek.

Pihaknya menjadikan Tahura Wan Abdurrahman sebagai objek ekowisata namun tetap menjaga keasriannya dengan tidak merusak keanekaragaman hayati di sana.

Di sisi lain, ia mengatakan bahwa zona pemanfaatan hutan itu sangat penting untuk menjaga kelestariannya. Selain itu warga juga dapat memanfaatkan hasilnya, tapi tidak dengan cara menebang pohon mengingat kawasan tersebut merupakan kawasan hutan lindung.

Pohon yang ditanam, menurut dia, terbagi dalam tiga kategori, yakni jangka pendek, menengah, dan panjang. Khusus untuk jangka pendek tanaman yang di tanam berupa kakao dan kopi.



Manfaatkan Kopi

Satu lagi yang dikenal masyarakat di Tanah Air akan Lampung yakni kopinya.

Belakangan, pemerintah setempat meningkatkan kegiatan berkaitan dengan kopi, seperti Wali Kota Bandarlampung Herman HN menggelar minum kopi gratis yang masuk rekor muri. Belum lagi sejumlah warga yang membuka kedai kopi dan toko atau warung menjual kopi bubuk atau lainnya.

Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo mengatakan bahwa kopi bisa menjadi bagian promosi pariwisata di daerah ini apabila dikelola dengan baik.

Pemerintah Provinsi Lampung, lanjut dia, menetapkan pariwisata sebagai bagian dari prioritas promosi, yang dipromosikan kalau bisa bukan saja alam. Ada potensi-potensi lain yang bisa diangkat seperti industri kopi yang selama ini masuk industri makanan dan minuman semata. Kopi Lampung didorong menjadi bagian promosi pariwisata.

Ia menyebutkan kopi punya peluang secara komprehensif bisa menggerakkan sektor-sektor lain. Kepentingan pemerintah adalah, semakin banyak pemangku kepentingan yang terlibat dan berperan dalam satu usaha, maka efek kesejahteraannya juga mengalir ke mereka.

Peluang ini, lanjutnya, ditangkap Dinas Perkebunan bekerjasama dengan berbagai pihak melalui Lampung Coffee Festival.

Ke depannya untuk menyejahterakan masyarakat sektor jasa sangat berperan, dan potensi yang dimiliki adalah pariwisata. Ia pun berharap banyak orang yang datang ke Lampung membeli dan mengonsumsi kopi.

Ridho Ficardo mengkhawatirkan jika Lampung hanya menjual pariwisatanya dari daya tarik alamnya saja mengingat potensi alam bisa saja rusak. Pariwisata yang akan dikembangkan adalah potensi-potensi yang sebelumnya bukan bagian pariwisata.

Industri kopi bisa masuk ke pariwisata mengingat Lampung penghasil kopi dan memiliki kemampuan mengolah biji kopi hingga menjadi kopi bubuk, juga baiknya pula dibangun cerita tentang kopi dan petani Lampung. Cerita dan imej mengenai kopi Lampung juga penting kalau mau mengangkat pariwisata kopi ini.

Ia menjelaskan kegiatan seperti Lacofest misalnya beberapa waktu lalu, bisa dijual sebagai bagian dari pariwsata. Namun tidak bisa instan, membangun pariwisata perlu waktu dan komitmen bersama.

Karena itu, Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo mendorong para pengusaha maupun investor untuk mengembangkan wisata kopi sebagai salah satu bentuk pengembangan komoditas unggulan daerah setempat itu.

Kopi sebagai salah satu komoditas unggulan Lampung, lanjut dia, harus dikembangkan lagi untuk mendukung sektor pariwisata bukan hanya sebagai sebuah komoditas.

Ia menyebutkan dengan mengembangkan kopi sebagai bagian dari pariwisata Lampung akan menguntungkan para investor, apalagi perkebunan kopi Lampung yang terletak di daerah barat Lampung memiliki panorama yang indah.

Menurut dia, dengan menggabungkan dua faktor tersebut maka wisata kopi sebagai hal yang menjanjikan.

Ke depan pihaknya akan membuat program Kedai Kopi di sejumlah daerah penghasil kopi agar lebih meningkatkan potensi pariwisata dan makin digemari masyarakat serta menjadikan kopi sebagai ciri khas Lampung.

Apalagi, katanya, nama Lampung sudah cukup mendunia sebagai penghasil kopi berkualitas.

Gubernur Lampung itu mengharapkan pihak swasta dapat bersinergitas dengan Pemerintah Provinsi Lampung untuk mendorong berjalannya program tersebut.

Apalagi, ujarnya, pengembangan pariwisata merupakan salah satu di antara tiga program prioritas pembangunan yang dilaksanakan Pemprov Lampung.

Pada Sabtu (3/12), Gubernur Lampung Ridho Ficardo menghadiri acara Apresiasi Petani 150 Tahun Nestle di Bandarlampung.

PT Nestle Indonesia berkomitmen mendukung para petani di Lampung untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil produksi mereka.

Produktivitas dan kualitas yang tinggi akan semakin membuka kesempatan bagi para petani kopi untuk bersaing di pasar kopi nasional maupun global, kata Presiden Direktur PT Nestle Indonesia Dharnesh Gordhon pada acara itu.

Selain itu, katanya, produktivitas dan kualitas kopi yang bagus juga akan membantu meningkatkan kesejahteraan mereka.

Pihaknya telah membangun kemitraan strategis dengan para petani kopi yang melingkupi hampir setiap aspek pertanian berkelanjutan.

Dia mengatakan pasokan bahan baku berkualitas yang dihasilkan oleh petani kopi di Lampung sebagai hal penting bagi keberlanjutan dan kesuksesan bisnis Nestle.

Kadis Perkebunan Provinsi Lampung Edi Yanto mengatakan Lampung Coffee Festival akan menjadi bagian dari industri pariwisata.

Ia menjelaskan Gubernur Lampung menginginkan kopi robusta Lampung menjadi terkenal dan pada akhirnya akan berujung pada kesejahteraan masyarakat. Selain itu memberikan edukasi bahwa Lampung adalah salah satu daerah penghasil kopi terbesar di Indonesia. (Ant)