Tujuh terduga teroris Samarinda dibawa ke Jakarta

id Gereja dibom, terorisme

Tujuh terduga teroris Samarinda dibawa ke Jakarta

Dokumentasi/ Personel Brigade Mobil Polda Kalimantan Timur berjaga di Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (13/11/2016). (ANTARA FOTO/Amirulloh)

Samarinda (Antara Lampung) - Tujuh terduga pelaku peledakan bom di Gereja Oikumene di Kelurahan Sengkotek, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu pagi, dibawa ke Jakarta.
         
"Hari ini, ke tujuh terduga pelaku peledakan bom Gereja Oikumene  dibawa ke Balikpapan selanjutnya diterbangkan ke Jakarta, untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut," kata Kapolda Kaltim Inspektur Jenderal Polisi Safaruddin, saat rilis tujuh terduga teroris di Mako Brimob Samarinda Seberang, Sabtu.
         
Dari pantauan, lima dari tujuh terduga teroris dengan tangan diborgol, digiring dari dalam Mako Brimob menuju mobil Gegana.
         
Proses pemindahan lima dari tujuh terduga pelaku peledakan bom di Gereja Oikumene dikawal ketat personel Densus 88 bersenjata laras panjang, disaksikan Kapolda, Wakil Gubernur Kaltim Mukmin Faisal, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kaltim Yos Sutomo, Wakil Wali Kota Samarinda Nusyirwan Ismail serta sejumlah tokoh masyarakat dan tokoh agama di daerah itu.     
    
Ke tujuh terduga pelaku peledakan bom di Gereja Oikumene tersebut kata Safaruddin yakni, J, S, JS, R, AD, GAP dan RPP, dua di antaranya ditangkap di Kabupaten Penajam Paser Utara pada Jumat (18/11).
         
Ke tujuh terduga teroris tersebut lanjut Safaruddin terlibat mulai dari perencanaan, pembuaTan bom, membeli bahan yang digunakan untuk peledakan serta melakukan peledakan di Gereja Oikumene.
         
"Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap eksekutor peledakan bom di gereja Oikumene dan barang bukti yang didapatkan di tempat kerjadian perkara (TKP) serta keterangan saksi, ke tujuh terduga teroris itu terlibat mulai dari perencanaan, pembuatan bom, membeli bahan serta mengeksekusi," jelasnya.
         
"Bahkan, mereka juga sempat melakukan pelatihan bagaimana cara merakit bom, sebelum melakukan peledakan di Gereja Oikumene," kata  Safaruddin.
         
Sementara, saksi lainnya dari 19 orang yang sempat dimintai keterangan tambah Safaruddin, telah dipulangkan.
         
"Sebagian saksi yang sempat dimintai keterangan namun tidak terbukti sudah dipulangkan," tutur Safaruddin.
         
Ledakan bom terjadi di Gereja Oikumene di Jalan Cipto Mangunkusumo RT 03, Nomor 37, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, Minggu (13/11) sekitar pukul 10. 15 WITA, menyebabkan lima balita terluka, empat di antaranya menderita luka bakar serius dan langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah IA Moeis Samarinda Seberang.
         
Empat korban terluka yang dirawat di RSUD IA Moes merupakan balita yakni, Intan Olivia Marbon (2,5), Alvaro Aurelius Tristan Sinaga (4), Triniti Hutahaya (3) serta Anita Kristabel Sihotang (2).
         
Pada Senin pagi (14/11), Intan Olivia meninggal dunia akibat mengalami luka bakar hingga 78 persen dan pembengkakan paru-paru akibat menghirup asap saat terjadi ledakan, pasca menjalani operasi di RSUD AW Syahranie Samarinda.
         
Sementara, terduga bernama Juhanda berhasil ditangkap warga saat hendak melarikan diri dengan cara berenang di Sungai Mahakam.
         
Dari hasil pemeriksaan terhadap 19 saksi dan keterangan Juhanda, polisi akhirnya menetapkan lagi empat orang sebagai tersangka karena diduga terkait peledakan bom di Gereja Oikumene tersebut.
         
Kemudian, pada Jumat (18/11) Densus 88 bersama personel Polda Kaltim dan Polres Penajam Paser Utara meringkus dua orang yakni Jo (30) dan Ro (20), yang disebut-sebut sebagai otak peledakan bom di Gereja Oikumene (ANT)