Ketua MPR: Lingkungan rusak juga ancam manusia

id ketua mpr, zulkifli hasan, lingkungan rusak, ancam manusia

Ketua MPR: Lingkungan rusak juga ancam manusia

Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.)

...Kalau lingkungan rusak, manusia terancam punah, kata Zulkifli...
Jakarta (ANTARA Lampung) - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menyatakan kekhawatirannya mengenai kondisi lingkungan hidup yang rusak yang juga berpotensi bakal mengancam keberadaan manusia sehingga berbagai pihak harus terus melestarikannya.

"Kalau lingkungan rusak, manusia terancam punah," kata Zulkifli Hasan dalam rilis yang diterima di Jakarta, Senin.

Menurut Zulkifli, bila pada masa lalu orang berpendapat boleh mengeksploitasi alam sesukanya, maka pada saat ini muncul kesadaran yang semakin meluas di tengah masyarakat untuk menjaga lingkungan.

Hal itu, ujar dia, antara lain karena semakin banyak warga yang juga sudah mulai menyadari dampak perubahan iklim.

Ketua MPR mengingatkan, bila tidak diantisipasi atau dibiarkan terua menerus maka perubahan iklim akan berdampak lebih luas.

Sebagaimana diwartakan, Anggota Komisi VII DPR RI Satya W Yudha mendorong anggaran yang dialokasikan pemerintah untuk sektor lingkungan hidup dapat diperbesar agar upaya perbaikan iklim dapat berdampak lebih maksimal.

"Kalau melihat anggaran lingkungan di seluruh kementerian, kurang dari lima persen dari anggaran. Artinya negara belum berpihak," kata Satya W Yudha.

Menurut Satya, rencana pemerintah untuk menerapkan Persetujuan Paris terkait upaya perubahan iklim merupakan berita bagus karena selama ini permasalahan sektor lingkungan dinilai hanya sebatas imbauan tanpa adanya pemberlakuan perangkat hukum yang dinilai cukup memadai.

Bila ratifikasi Persetujuan Paris itu jadi dilakukan, kata politisi Partai Golkar itu, maka Indonesia juga harus bisa mengganti semua penggunaan energi kotor seperti yang berbasis dengan batu bara dengan berbasis energi bersih.

Sebelumnya, anggota Komisi IV DPR Akmal Pasluddin menginginkan pemerintah bisa menjadikan perubahan iklim sebagai isu sentral mengingat Indonesia menjadi perhatian dunia atas komitmennya mengurangi 29 persen emisi karbon hingga 2030.

"Persoalan pengurangan emisi karbon ini merupakan harapan semua bangsa terhadap Indonesia agar mampu untuk mencapainya," kata Akmal Pasluddin.

Menurut Akmal, perhatian yang besar dari dunia internasional itu merupakan hal yang wajar mengingat luasan hutan RI termasuk kategori 10 terluas secara global.

Berdasarkan data Kementerian Kehutanan, Indonesia memiliki hutan tropis ketiga terbesar di dunia. Sedangkan secara luas, Indonesia menempati peringkat delapan hutan terluas, setelah Rusia, Brasil, Kanada, Amerika Serikat, China, Australia, dan Republik Demokratik Kongo.

"Namun yang menjadi kekhawatiran adalah kecepatan penyusutan luasan hutan di negara ini sangat pesat sehingga perlu peningkatan kewaspadaan oleh semua pihak terutama pemerintah," katanya.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu juga mengemukakan bahwa kerusakan hutan di berbagai dunia termasuk Indonesia telah berpengaruh signifikan terhadap perubahan iklim.

Untuk itu, ujar dia, sangat mendesak bagi pemerintah Indonesia untuklebih serius menjadikan isu perubahan iklim ini menjadi perhatian prioritas.(Ant)