Jakarta (Antara Lampung) - Presiden Joko Widodo memanggil Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Suhardi Alius untuk membahas penanganan terorisme di Tanah Air.
"Beliau minta 'update' masalah perkembangan teorisme seperti apa, kami sampaikan bahwa selain 'hard approach', penindakan juga secara terukur, termasuk pemberitaannya," kata Kepala BNPT Suhardi Alius di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat.
Ia menyebutkan penanganan kasus terorisme juga mengedepankan "soft approach", seperti pelibatan mantan komandan jihad yang sudah baik untuk memberikan program deradikalisasi dan pencerahan yang dinilai akan lebih efektif.
Suhardi juga menyebutkan anak-anak dari mereka yang terlibat radikalisme agar tidak dimarjinalkan karena kalau dimarjinalkan akan lebih militan dari orang tuanya.
"Beliau setuju sekali, jadi kementerian terkait diharapkan menggarap aspek di hulu," katanya.
Ia menyebutkan selama ini penanganan terorisme selalu di hilir sehingga harus dimulai penanganan dari hulunya.
"Sekarang kita kemas, sudah ada 17 kementerian/lembaga yang di bawah koordinasi kami dan aksesnya langsung ke menteri masing-masing dan itu sudah dilaporkan ke Presiden," katanya (ANT).
Berita Terkait
Umar Patek: Merdeka adalah melepas semua pemikiran radikalisme dan ekstremisme
Rabu, 16 Agustus 2023 16:58 Wib
Kepala BNPT: Ada perubahan pola pergerakan teroris
Kamis, 13 Juli 2023 7:30 Wib
BNPT tengah dalami dan mitigasi kaitan Al Zaytun dan NII
Sabtu, 8 Juli 2023 13:08 Wib
Pemerintah secara de facto tetapkan KKB Papua teroris
Senin, 13 Februari 2023 19:07 Wib
Masyarakat harus pahami langkah penanganan terorisme
Senin, 30 Januari 2023 14:47 Wib
BNPT cari kelompok diduga berikan bantuan terkait bom Astanaanyar
Kamis, 8 Desember 2022 12:34 Wib
BNPT mendalami dugaan teroris perempuan bersenjata terobos Istana
Rabu, 26 Oktober 2022 6:47 Wib
BNPT ungkap cara baru kelompok teror
Selasa, 20 September 2022 5:42 Wib