Lenovo akan produksi ponsel pintar Moto di Indonesia

id ponsel, HP, smartphone, Lenovo, Moto

Lenovo akan produksi ponsel pintar Moto  di Indonesia

Lenovo menjadikan Indonesia sebagai salah satu basis dalam memproduksi ponsel pintar Motorola (softpedia.com)

Jakarta (Antara Lampung) - Lenovo mengumumkan menjadikan Indonesia sebagai salah satu basis dalam memproduksi lini smarthphone kelas premium 'Moto' (Motorola) bekerjasama dengan PT TDK sebagai perusahaan asemblingnya.
        
Pemimpin Bisnis Mobil Group Lenovo Indonesia Adrie R Suhadi mengatakan dalam konferensi pers di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Kamis, dengan kebijakan tersebut, maka Indonesia menjadi negara di luar China yang memproduksi untuk merk premium Moto. Moto merupakan brand dari perusahaan telpon selular Motorola yang diakuisisi oleh Lenovo pada 2014 lalu dari Google. Moto diposisikan oleh Lenovo untuk ponsel-ponsel kelas menengah atas (premium).
        
"Kami ingin mematahkan keyakinan bahwa produksi produk premium di luar produksi massal China akan menjadi tantangan tersendiri karena membutuhkan mesin yang lebih presisi dan kontrol kualitas dan pengujian yang lebih ketat," katanya.  
   
Melalui pabrikasi di Indonesia tersebut, smarthphone Moto akan memenuhi kebijakan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sebesar 30 persen bagi ponsel 4G pada 2017 nanti.
        
Adrie menyebut pemenuhan TKDN 30 persen mengambil jalur hardware (perangkat keras) yaitu, hardware 70 persen, pengembangan dan penelitian 20 persen dan software (perangkat lunak) 10 persen.
        
Fasilitas pabrikasi Moto yang berada di Serang nantinya memiliki dua lini produksi unyuk smartphone mid end (menengah) dan high end (atas) dengan kapasitas produksi 90 ribu unit per bulan.
        
Dengan adanya pabrikasi Moto tersebut,maka Lenovo, menurut Adrie, akan memperkuat pasarnya di Indonesia. Hal ini mengingat selama ini, Lenovo sendiri telah memproduksi smartphone merk Lenovo di Indonesia. Apalagi Lenovo merupakan brand dalam jajaran lima besar penguasa smartphone di Indonesia.
        
Adrie menyatakan, Indonesia menawarkan peluang pasar yang begitu besar. Bila mengacu pada data IDC menurut Adrie pada 2015 lebih dari 100 juta smarthphone dikapalkan ke Asia Tenggara dengan pertumbuhan 22 persen setiap tahun. Indonesia sendiri menguasai 29 persen dari total pasar Asia Tenggara atau 30 juta ponsel.  
   
"Ini merupakan pasar yang besar, dan dalam beberapa tahun ke depan bisa saja mengalahkan Jepang," katanya.
        
Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyambut baik langkah Lenovo tersebut. Dengan memenuhi TKDN 30 persen, maka diharapkan akan turut berkontribusi dalam pengembangan ekosistem telekomunikasi dan informatika di Indonesia.
        
"Saya akan terus mendorong Lenovo untuk produksi dalam negeri. Kebijakan TKDN bukan melulu meningkatkan industri manufaktur tetapi yang paling utama bagaimana masayarakat juga dapat menerima manfaat," katanya.
        
Pihaknyapun, menurut Menteri, juga terus berbenah, terutama dalam mempermudah perijinan dan sertifikasi.
        
Menteri menyatakan, suka tidak suka pada 2017, kebijakan TKDN 30 persen akan berlaku penuh. Bagi yang tidak bisa memenuhi tidak bisa masuk ke Indonesia (ANT)