Warga Mesuji masih kekurangan listrik

id tiang listrik roboh di mesuji, krisisi listrik, di mesuji, lampung

Warga Mesuji masih kekurangan listrik

Sejumlah warga mencoba membenahi tiang listrik yang roboh akibat erosi dari galian jalan di wilayah Mesuji. (Foto: ANTARA Lampung/Agus Setyawan)

...Ya, setiap hari selalu ada pemadaman, tidak tanggung-tanggung lima jam setiap harinya, katanya...
Bandarlampung  (ANTARA Lampung) - Sebagian besar warga di Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung, masih kekurangan daya listrik, terbukti hampir setiap hari selama lima jam terjadi pemadaman aliran.

"Ya, setiap hari selalu ada pemadaman, tidak tanggung-tanggung lima jam setiap harinya," kata Widodo, seorang warga di Simpang Pematang, Mesuji Lampung, dihubungi dari Bandarlampung, Minggu.

Ia menyebutkan, keseharian untuk memenuhi kebutuhan 100 persen listrik warga juga harus ditunjang dengan travo atau alat penyetabil arus.

Hal itu, dilakukan agar masyarakat tidak banyak mengalami kerugian, terutama pada alat-alat elektronik yang rusak akibat jaringan listrik `naik turun`.

"Mau gak mau, kita modal beli adaptor atau penyetabil daya, soalnya kalau gak begitu bisa hancur barang elektronik seperti hp, tv maupun alat alat listrik lainnya," kata dia.

Ia menilai, pembangunan gardu induk yang sudah direncanakan pihak PLN berjalan lambat, bahkan kondisi tiang listrik yang sudah terpasang terkandang menjadi bermasalah akibat pembangunan jalan tanpa koordinasi.

"Pembangunan gardu yang diperkirakan selesai 2017, diprediksi tidak akan terealisasi dengan baik," katanya.

Ia juga menyayangkan sikap Pemerintah Kabupaten Mesuji yang tidak dapat bekerja sama dengan baik dalam soal kelistrikan terhadap PLN.

"Bagaimana tidak, sudah beberapa kali tiang penyangga kabel listrik harus `tumbang` karena pembangunan jalan yang tidak memperhatikan sekitarnya," kata dia.

Lebih miris lagi, lanjutnya, pembangunan jalan yang merusak fasilitas umum itu pun tidak kunjung dinikmati masyarakat. "Sampai sekarang, silakan saja cek, jalan kabupaten yang sudah bagus atau beraspal, pasti minim sekali," ujarnya.

Sri Lestari, warga lainnya pun mengaku mengalami hal serupa terkait layanan listrik di kampungnya tersebut.

"Kondisi listrik, kalau malam sangat parah. Kita yang tidak punya stabilizer atau penyetabil daya, sudah pasti akan mengalami keremangan atau `lampu disco` karena arus/daya listrik tidak kuat untuk mengaliri listrik rumah tangga," kata dia.

Sudirman, warga lainnya pun mengaku sudah terbiasa dengan kondisi listrik yang sering padam di wilayahnya itu.

"Mungkin kalau warga dari Bandarlampung tidak akan betah hidup di Mesuji, karena selain listrik juga sarana air bersih sangat memprihatinkan," katanya.

"Ya, kami sebagai warga wilayah perbatasan sangat berharap kalau masalah kelistrikan bisa segera dituntaskan sehingga masyarakat dapat lebih maju lagi," kata dia.

Sementara itu, PLN Distribusi Lampung menyatakan kebijakan pemadaman aliran listrik secara bergilir masih akan berlanjut setidaknya hingga Juli 2017. Hal tersebut mengingat kondisi ketersediaan daya listrik di Provinsi Lampung masih terus mengalami defisit.

Seperti diketahui, pelanggan listrik PT PLN Lampung di Bandarlampung dan sejumlah daerah lainnya di Provinsi Lampung terus mengeluhkan kondisi kelistrikan di daerah tersebut kerap mengalami pemadaman bergilir (biarpet), bahkan terjadi lebih dari satu kali selama beberapa jam setiap harinya.(Ant)