Lampung harus waspadai risiko tekanan inflasi

id BI, inflasi, pangan

Lampung harus waspadai risiko tekanan inflasi

Dokumentasi/ Banjir bandang merendam dan merusak ratusan hektare lahan persawahan di Kecamatan Candipuro Kabupaten Lampung Selatan akibat hujan deras melanda daerah itu. (FOTO antaralampung/Kristian Ali)

Bandarlampung (Antara Lampung) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KP BI) Provinsi Lampung mengatakan, kendati tekanan inflasi sampai  Agustus masih terkendali di tingkat yang rendah, namun harus tetap diwaspadai risiko inflasi yang bersumber dari gejolak harga pangan.
         
"Hal itu terkait dengan kondisi cuaca dan meluasnya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Di satu sisi, fenomena La Nina berupa curah hujan yang melimpah dibutuhkan untuk meningkatkan produksi pertanian," kata Kepala KP BI Provinsi Lampung Arief Hartawan, di Bandarlampung, Rabu.
         
Namun demikian, menurutnya, perubahan iklim ini menyebabkan munculnya OPT dalam bentuk hama wereng dan serangan tikus, seperti yang terindikasi di beberapa kabupaten yang menjadi sentra produksi pangan di Provinsi Lampung.
         
Selain itu, koreksi lebih lanjut dari harga pangan ke depan kemungkinan semakin terbatas karena level harga yang ada saat ini sudah mendekati level harga sebelum terjadi gejolak harga pangan pada saat Ramadhan lalu.
         
Terkait dengan risiko tersebut, Arief meminta Tim Pengendalian Inflasi daaerah (TPID) di seluruh kabupaten/kota perlu mengantisipasi berlanjutnya gejolak harga pangan dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut; pertama memonitor pergerakan harga bahan pokok harian secara lebih intens; kedua melakukan koordinasi ketersediaan stok atau cadangan pangan baik yang dimiliki pemerintah daerah maupun pemerintah provinsi bekoordinasi dengan Bulog.
         
Ketiga, segera mempersiapkan rencana pelaksanaan operasi pasar bilamana diperlukan (waktunya, ukuran, dan lokasinya); keempat segera melakukan koordinasi dengan TPID kabupaten/kota terdekat, maupun provinsi.
         
Selanjutnya, merumuskan langkah-langkah jangka menengah dan panjang untuk memperkuat ketahanan pangan sebagaimana tertuang dalam roadmap pengendalian inflasi.
         
"Jika berbagai upaya tersebut ditempuh, maka inflasi Provinsi Lampung pada akhir 2016 diperkirakan akan tetap terkendali di level yang cukup rendah di bawah 4 persen (year on year)," tambahnya.
         
Sementara inflasi indeks harga konsumen (IHK) bulan Agustus 2016 di Provinsi Lampung tercatat cukup rendah yakni sebesar 0,00 persen (month to month/mtm).
         
Hal itu berbeda dengan pola historis inflasi bulan Agustus dalam 3 tahun terakhir yang selalu mencatat inflasi dengan rata-rata 0,82 persen (mtm). Realisasi inflasi Agustus ini juga lebih rendah dari perkiraan Bank Indonesia akibat lebih besarnya penurunan tarif angkutan dan koreksi bahan pangan dari yang semula diperkirakan.