Gairahkan lagi Wisata Danau Toba

id Buhit, Gairahkan lagi Wisata Danau Toba

Gairahkan lagi Wisata Danau Toba

Gunung Pusuk Buhit dilihat dari Huta Buhit Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir. (ANTARA LAMPUNG/Istimewa)

Jakarta (Antara Lampung) - Danau Toba di Sumatera Utara dalam beberapa tahun terakhir ini boleh dikatakan sempat redup sebagai tujuan wisatawan lokal dan mancanegara.
        
Alasannya antara lain infrastruktur menuju ke sana yang masih belum terlalu memadai, disamping faktor kebersihan yang kurang dipedulikan sehingga tampak kotor dan mengurangi keindahan.
        
Tapi itu dulu. Sekarang pemerintah pusat dan daerah bersama-sama membenahi akses menuju Danau Toba dengan membangun serta memperbaiki sejumlah infrastruktur, serta mengkampanyekan bersih lingkungan di danau terbesar di Indonesia itu.
        
Salah satu bukti nyata pemerintah mengembangkan Danau Toba adalah Presiden Joko Widodo pada 1 Juni 2016 menandatangani Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2016 tentang Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba.
        
Badan itu bertugas mempercepat proses pembangunan Danau Toba yang masuk dalam 10 destinasi prioritas nasional.
        
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, dengan adanya badan otoritas tersebut ditambah dengan makin banyaknya rute penerbangan langsung menuju Bandar Udara Internasional Kuala Namu, serta Bandar Udara Silangit dan Bandar Udara Sibisa maka jumlah wisatawan lokal dan mancanegara yang berkunjung ke kawasan itu akan bertambah.
        
Selain memiliki bandara itu, katanya, sejumlah akses jalan tol juga akan dibangun dalam upaya mempermudah wisatawan berkunjung ke Danau Toba, yaitu membangun jalur tol dari Kuala Namu ke Tebing Tinggi, menuju Siantar, dan Parapat.
        
Untuk mendukung pengembangan pariwisata Danau Toba, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melakukan pembangunan tol dari Tebing Tinggi ke Parapat, Sumatera Utara, sepanjang 98 km dapat dilaksanakan mulai 2017.
        
Selama tahun 2016, beberapa kegiatan dan pekerjaan untuk pembangunan tol Tebing Tinggi-Parapat, antara lain, studi kelayakan (feasibility study), pengerjaan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal), penetapan lokasi, dan pengadaan tanah, dapat dirampungkan sehingga konstruksi dapat dilakukan mulai tahun 2017.
       
 Dari sepanjang 98 km rencana tol tersebut, 55 km di antaranya berada di tanah perkebunan milik negara sehingga pembebasan lahan tidak rumit. Dengan demikian, upaya pembebasan lahan lebih difokuskan pada lahan sisanya sepanjang 43 km yang merupakan milik masyarakat.
        
Selain itu, karena proyek pembangunan tol tersebut merupakan penugasan pemerintah, tidak diperlukan tender sehingga proses konstruksi dapat dilaksanakan lebih cepat. Tol diperkirakan bisa selesai dibangun dalam dua hingga tiga tahun.
        
Selain pembangunan tol tersebut, program lain dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk mendukung pengembangan destinasi pariwisata Danau Toba, yakni pembangunan bandar udara di Sibisa, Kabupaten Toba Samsoir.
        
"Masyarakat telah bersedia menyediakan lahan sehingga konstruksi bisa segera kita lakukan. Alat-alat berat untuk 'land clearing' pada tahun 2016 sudah mulai bekerja," kata Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Panjaitan.
        
Selain itu, pelebaran dan peningkatan kualitas jalan lingkar Pulau Samosir meliputi Tele-Pangururan-Nainggolan-Onan Runggu akan dikerjakan pada tahun 2017, sedangkan lingkar Pangururan-Simanindo-Ambarita-Tomok sudah mulai dikerjakan.
        
Pelebaran jembatan dan pengerukan Tanah Ponggol sepanjang 1,2 km akan dilakukan pada tahun 2017.
       
 Program pembangunan yang lain, yakni pelebaran jalan Lingkar Parapat sudah dikerjakan sepanjang 19 km, sisanya sepanjang enam km dalam pengerjaan, sementara rencana pembangunan jalan Lingkar Balige di Kabupaten Toba Samosir sepanjang 11 km memasuki tahap pembebasan lahan pada tahun 2017 dengan anggaran Rp50 miliar, dan diharapkan selesai dalam satu tahun.
        
Sementara itu, jalan lingkar luar Danau Toba sepanjang 360 km, direncanakan ditingkatkan kualitanya dan diperlebar menjadi enam hingga tujuh meter.
        
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional II Sumut-Riau Paul Siahaan, mengatakan perbaikan jalan lingkar luar tersebut hanya menghadapi kendala di daerah antara Sidikalang dan Merek karena melewati Hutan Lindung.
        
Kegiatan lain, yakni pembersihan eceng gondok di perairan Danau Toba sudah dilaksanakan meliputi 62 persen.

    
                           Dihijaukan
   
Bukan hanya meningkatkan infrastruktur, masalah penghijauan di sekitar Danau Toba juga menjadi perhatian pemerintah agar lokasi wisata itu rindang dan makin indah.
        
Pesiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan agar seluruh perbukitan dan area di sekitar Danau Toba, Sumatera Utara dihijaukan kembali.

"Penghijauan perlu didukung semua masyarakat di tepi Danau Toba," katanya.
        
Pohon yang ditanam harus dijaga dan penanaman harus terus dilanjutkan hingga sekitar Danau Toba kembali hijau. Pemerintah berjanji penanaman pohon tidak hanya dilakukan kali itu saja, tetapi juga berkesinambungan.
        
Berbagai jenis keramba nelayan di kawasan permukaan danau juga diminta ditertibkan agar kebersihan dan keindahan air danau dapat mendukung program pelestarian industri pariwisata air dan alam tersebut.
        
"Pemerintah dalam memperbaiki ekosistem Danau Toba memerlukan dukungan dari masyarakat karena tanpa masyarakat sangat mustahil penghijauan akan bisa dilakukan," kata Presiden.
        
Pemerintah sudah mengerjakan dan merencanakan berbagai program pembangunan untuk mendukung pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba. Oleh karena itu, masyarakat harus menyiapkan diri untuk menyambut wisatawan. Masyarakat sekitar Danau Toba harus bisa tersenyum, jangan lagi merengut.          
   
Salah satu bentuk nyata yang sudah dipromosikan pemerintah menggairahkan lagi Danau Toba sebagai tujuan wisata adalah Presiden Joko Widodo membuka sekaligus menghadiri Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba di Balige, Sumatera Utara, pada 20-21 Agustus 2016.  
   
Karnaval dikemas sedemikian rupa sehingga menggambarkan keceriaan dan kegembiraan masyarakat, selain juga sebagai upaya promosi wisata Danau Toba yang sudah dikenal seantero dunia.
        
Sejumlah artis juga memeriahkan Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba, selama dua hari itu, antara lain Sammy Simorangkir, Edo Kondologit, Dewa Budjana dan Tohpati, Oppie Andaresta, JFlow, serta Slank.
        
Danau Toba selama ini merupakan salah satu dari 10 destinasi wisata lokal yang cukup populer khususnya di Sumatera dan kesan seperti itu akan terus dipertahankan.
        
Presiden Joko Widodo mendorong percepatan pembenahan pada 10 destinasi wisata yang ditargetkan. Kesepuluh destinasi itu adalah Mandalika (NTB), Labuan Bajo (NTT), Pulau Morotai (Maluku Utara), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Danau Toba (Sumatera Utara), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Gunung Bromo (Jawa Timur), Candi Borobudur (Jawa Tengah), Pantai Tanjung Lesung (Banten), dan Kepulauan Seribu (DKI Jakarta