Tantangan Roadmap Industri KEIN

id Pengembangan Kawasan Industri Nasional, Pengembangan Industri Indonesia

Tantangan Roadmap Industri KEIN

Sejumlah pengusaha memilih Kabupaten Lampung Selatan untuk membangun kawasan industri di Provinsi Lampung. (www.indonesiainfrastructurenews.com)

Bandarlampung (ANTARA Lampung) - KEIN (Komite Ekonomi dan Industri Nasional) sedang menyiapkan sebuah roadmap pengembangan industri Indonesia dengan basis sumber daya lokal dimana industri itu berada.

Sumber daya ini dilihat dari sisi jumlah SDM-nya dan juga kualitas para SDM, termasuk juga ketersediaan sumber daya lain seperti bahan baku, lahan, dan sebagainya. Mudah-mudahan saja, juga akan mempertimbangkan daya dukung lingkungan dan keberlanjutan kawasan.

KEIN tampaknya ingin menyempurnakan konsep pengembangan kawasan industri di Indonesia. Saat ini, kawasan industri yang dikembangkan oleh swasta, lebih banyak mengejar kedekatannya dengan pelabuhan, ketersediaan tenaga kerja dan kemudahan investasi. Secara bisnis, hal itu memang merupakan hal yang seharusnya terjadi.

Meskipun bagi pemerintah dan juga sebagain masyarakat, penempatan kawasan industri sering menimbulkan adanya kesenjangan ketersediaan dan kebutuhan tenaga kerja, merusak lingkungan hidup, dan selalu berada di dekat daerah urban. Logis memang jika kita melihatnya dari sisi location theory. Tapi, mungkin dibutuhkan pendekatan lain dalam pengembangan industri dan kawasan industri, agar keberadaannya menompang keberlanjutan kawasan dalam berbagai hal.

Ide KEIN ini sangat layak untuk dikaji dengan baik, jangan sampai terjadi, karena suatu daerah memiliki keterbatasan kualitas SDM, maka kawasan tersebut tidak mendapat "jatah" industri dan kawasan industri. Jika ini yang terjadi maka ketertinggalan daerah tersebut akan lebih besar lagi, karena tak ada industri, maka akhirnya tidak ada yang namanya ketersediaan lapangan pekerjaan. Diversity of industry akan melahirkan banyak sekali derivative factor mulai dari kebutuhan tenaga kerja yang beragam, dengan skill yang beragam, juga lokasi yang beragam sehingga memperlebar cakupan dampak positif dari industri atau kawasan industri yang tentunya akan memperbesar areal atau daerah yang terdampak kemajuan dari keberadaan industri atau kawasan industri tersebut. Jika ini yang terjadi, maka rancangan KEIN ini nanti malah akan menimbulkan masalah baru.

Meskipun demikian, roadmap ini memacu pengembangan SDM oleh pemerintah daerah dan perguruan tingginya. Saya sepakat dengan apa yang dikatakan oleh Ketua KEIN bahwa pada saat ini ada missing link antara riset yang dilakukan oleh perguruan tinggi dan pemerintah daerah dengan kebutuhan industri di daerah tersebut. Hal ini mengingatkan kita dengan roadmap ekonomi kita sebelumnya yang bernama MP3EI (Masterplan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia) yang sudah memulai menghimpun dan mengidentifikasi serta mendesain pengembangan ekonomi dengan pendekatan koridor ekonomi. MP3EI juga berupaya untuk melibatkan banyak pihak untuk memastikan konsep pengembangan ekonomi ini mendapatkan dukungan dari perguruan tinggi dan pemerintah daerah. Ia juga memiliki kajian lingkungan, sebagai sesuatu yang pada saat itu sangat disorot karena dianggap konsep pembangunan ekonomi dalam dokumen tersebut memiliki potensi mengancam keberlangsuangan lingkungan hidup.

Meskipun berbeda istilah, namun tampaknya roadmap industri KEIN ini memiliki napas yang sama dengan MP3EI  atau bisa juga kita sebut bahwa Roadmap Industri KEIN ini adalah turunan dari MP3EI karena kita tahu bahwa MP3EI berbicara ekonomi dan investasi dalam skala yang sangat luas. Infrastruktur, industri dan hilirisasi berbagai hal, yang membuat Hatta Radjasa saat ini mendapatkan penghargaan dari beberapa lembaga asing karena dianggap Kemenko EKUIN saat itu meletakkan arah pembangunan ekonomi Indonesia pada jalur yang jelas.

Kejelasan masa depan ekonomi Indonesia ini memang sudah sangat lama ditunggu oleh berbagai kalangan karena mereka melihat bahwa sejak reformasi bergulir, arah pembangunan ekonomi Indonesia agak samar sehingga menyulitkan investasi di Tanah Air terutama investasi asing. Padahal investasi asing sangat mempengaruhi masa depan ekonomi Indonesia.

Roadmap industri KEIN ini tentu membutuhkan kajian yang mendalam. Dan harus dipastikan mendapatkan dukungan politik dari pemerintah. Pengalaman MP3EI dan Amdalnya, perlu dijadikan perhatian bagaimana ketika pemerintahan berganti, rezim berganti, maka arah pembangunan ekonomi menjadi berubah dan hal itu membuat berbagai masterplan atau roadmap yang sudah disusun menjadi terabaikan. Tentu sebagai anak bangsa kita sangat berharap agar dokumen demi dokumen perencanaan pembangunan yang disusun dapat berkesinambungan dan saling menyempurnakan. RPJP (Rencana pembangunan jangka panjang) kita sudah dilengkapi dengan berbagai dokumen yang salahsatunya adalah Dokumen MP3EI. Sekarang akan dilengkapi lagi dengan roadmap industri. Tentu ada banyak dokumen lainnya yang sudah disusun, dan alangkah bagusnya jika dokumen demi dokumen yang sudah siap itu, dihimpun, dipadukan, dan kemudian dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan kebijakan ekonomi saat ini demi masa depan Indonesia yang lebih baik.

Bappenas harus dalam posisi yang adaptif dengan tantangan pembangunan nasional (detail) dan skup pengaruh dunia luar terhadap kita. Kemampuan Bappenas kali ini dituntut untuk lebih tereksplor dan menjadi lembaga yang betul-betul didengarkan dan berpengaruh. Apalagi saat ini Kepala Bappenas sudah menjadi penanggungjawab investasi asing yang ingin menenamkan modalnya di dalam negeri, terutama di bidang infrastruktur. Sehingga Roadmap Industri KEIN ini nanti harus padu dengan berbagai rancangan pembangunan yang ada di Bappenas.

KEIN tak bisa bekerja sendiri. Pembangunan industri bukan sekadar soal ada yang mau berinvestasi industri atau kawasan industri saja. Atau kondisi SDM yang dipunya yang sesuai dengan industri tersebut ataukah tidak. Tapi juga terkait dengan perijianan yang lama, pungutan liar, keamanan, ketersediaan lahan, keberadilan pembangunan daerah, dan sebagainya. Tentu saja, gagasan KEIN untuk membangun industri berbasis SDM tidaklah semudah yang dibayangkan. Meskipun, gagasan ini baik dan harus dimatangkan secara keroyokan. Demi kemajuan bangsa kita sendiri, Bangsa Indonesia.

*) IB Ilham Malik, Ketua Center for Urban and Regional Studies (CURS) Universitas Bandarlampung (UBL). Dosen Teknik Sipil UBL. Mahasiswa S3 Perencanaan Wilayah di The University of Kitakyushu Jepang melalui Beasiswa Monbukagakusho MEXT 2015.