Berkat bank sampah, lingkungan mulai bersih

id sampah, pesisir, pantai, bank sampah

Berkat bank sampah, lingkungan mulai bersih

Dokumentasi/ Kondisi pesisir Teluk Lampung di Desa Sukaraja Bandarlampung tiga tahun lalu. (FOTO ANTARA/Hisar Sitanggang)

Bandarlampung (Antara Lampung) - Bank sampah  yang digagas warga Kampung Keramat mulai menunai hasil, yakni lingkungan pesisir Kota Bandarlampung mulai bersih dan perekonomian warga pun makin membaik.
     
"Bank sampah yang telah kami bentuk sejak tahun 2014 lalu sangat membantu, khususnya dari segi kebersihan," kata Nurhayati (35), warga Kampung Keramat, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Bumiwaras, Bandarlampung, Kamis.
     
Dia mengatakan, sebelumnya adanya bank sampah, wilayah itu sangat kotor dan menimbulkan aroma yang sangat buruk.
     
"Tapi setelah ada program ini, kebersihan wilayah kami menjadi lebih baik," katanya.
     
Ia melanjutkan, dari pengelolaan bank sampah itu, warga pun bisa memanfaatkan sampah organik untuk diolah menjadi pupuk siap pakai.
     
"Untuk sampah kering seperti botol plastik bisa dijual juga ke pengempul. Hasil uangnya disimpan yang sewaktu-waktu bisa dipakai oleh warga tersebut," kata dia.
     
Nurhayati, selaku bendahara bank sampah melanjutkan, uang hasil penjualan sampah kering disimpan untuk digunakan membeli perlengkapan kebun gizi yang saat ini tengah dikelola warga.
    
"Hasil sampah basah dimanfaatkan menjadi pupuk," katanya.
     
Zulekah ketua kebun gizi mengatakan selama ini pihaknya memanfaatkan sampah basah untuk dijadikan pupuk.
     
"Pupuk ini dihasilkan oleh sampah dari pengelolaan bank sampah, sejauh ini sangat efektif serta volume sampah pun sudah berkurang di wilayah ini," kata dia.
     
Dia mengatakan, perogram ini awalnya digagas oleh NGO Rumah Zakat Provinsi Lampung dan warga pun menyukainya sebab membantu mengurangi sampah. 
     
Kepala Cabang Rumah Zakat Lampung Yan Yan Budiman mengatakan hal itu merupakan salah satu program yang menjadi fokus rumah zakat, dengan pengelolaanya dari warga kembali ke warga.
     
"Dulunya wilayah ini penuh dengan sampah dengan akhirnya kami edukasi, yang diantara sampah itu ada yang bergharga," kata dia.
     
Dia mengatakan, sampah organik dijual lalu hasil penjualannya  disimpan untuk digunkan dalam pengelolaan kebun gizi dan sisahnya tabungan warga.