TNWK jadi taman warisan Asean

id taman nasional way kambas, lampung timur, wisata

TNWK jadi taman warisan Asean

Ilustrasi atraksi gajah Taman Nasional Way Kambas (TNWK) (ist)

Bandarlampung,  (ANTARA Lampung) - Taman Nasional Way Kambas awalnya adalah taman nasional perlindungan gajah yang terletak di Kecamatan Labuhan Ratu Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung.

Taman Nasional Way Kambas berdiri pada tahun 1985 merupakan sekolah gajah pertama di Indonesia. Dengan nama awal Pusat Latihan Gajah (PLG), namun semenjak beberapa tahun terakhir ini namanya berubah menjadi Pusat Konservasi Gajah (PKG) yang diharapkan mampu menjadi pusat konservasi gajah dalam penjinakan, pelatihan, perkembangbiakan dan konservasi.

Di Way Kambas juga tedapat International Rhino Foundation yang bertugas menjaga spesies badak agar tidak terancam punah. Selain itu berbagai keanekaragaman hayati dan ekosistem yang unik dan mempunyai nilai yang tinggi, juga terdapa di kawasan tersebut.

Sehingga tak salah bila Taman Nasional Way Kambas (TNWK) di Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung ditetapkan sebagai kawasan Taman Warisan ASEAN (ASEAN Heritage Park) ke-36.

Penetapan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) sebagai kawasan perlindungan terpilih di wilayah ASEAN itu ditandai dengan penyerahan sertifikat AHP oleh Executive Director ASEAN Centre for Biodiversity Y Roberto V Oliva kepada Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tachrir Fathoni, dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti TNWK sebagai AHP dan peresmian Pusat Informasi Badak Sumatera, serta penandatanganan Gerakan Indonesia Celebrity Biodiversity.

Peresmian TNWK sebagai AHP ditandai pula dengan pelepasan dua elang Sumatera, sejumlah burung, dan seekor siamang ke habitat aslinya di TNWK

Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Sutono pada pembukaan pertemuan ASEAN Heritage Park Committee V, di Bandarlampung, Senin, (25/7) mengatakan bahwa penetapan sebuah kawasan menjadi ASEAN Heritage Park merupakan sebuah kehormatan tersendiri, dan tahun ini penghargaan itu diterima oleh TNWK Lampung

Ia menyebutkan, selain terpilih sebagai "ASEAN Heritage Park" ke-36 atau yang ke-4 di Indonesia, pelaksanaan pertemuan kelima Komite tersebut digelar di Provinsi Lampung, pada 25 hingga 27 Juli 2016.

Menurut Sutono, ASEAN Heritage Park merupakan kawasan perlindungan terpilih di wilayah ASEAN yang dikenal dengan keanekaragaman hayati dan ekosistem yang unik dan mempunyai nilai yang tinggi.

ASEAN Heritage Park diberikan sebagai bentuk penghargaan yang tinggi terhadap pentingnya kawasan tersebut sebagai kawasan konservasi.

Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Provinsi (Plt Sekdaprov) Lampung itu juga menjelaskan, selain terdapat pusat konservasi gajah, di Taman Nasional Way Kambas ada pula Suaka Rhino Sumatera (SRS) yang merupakan satu-satunya lokasi tempat pengembangbiakan badak Sumatera secara semialami di Asia atau dunia.

Beberapa waktu lalu, tepatnya pada Mei 2016, dunia konservasi internasional mendapatkan kabar gembira dengan kelahiran anak badak Sumatera bercula dua di Suaka Rhino Sumatera (SRS) Taman Nasional Way Kambas, katanya.

Kelahiran anak badak yang merupakan kedua kalinya di SRS Taman Nasional Way Kambas menunjukkan keberhasilan pengelolaan pengembangbiakan badak di taman nasional tersebut.

Nama badak tersebut direncanakan akan diberikan pada kesempatan pertemuan ini oleh Presiden RI Joko Widodo atau yang mewakili, ujar Sutono.

Sutono mengatakan, penetapan Taman Nasional Way Kambas sebagai ASEAN Heritage Park akan menjadi komitmen bersama dengan Komisi ASEAN Heritage Park untuk terus memelihara proses ekologis dan sistem pendukung kehidupan.

Selain itu, melestarikan keragaman genetik, memastikan berkelanjutan pemanfaatan spesies dan ekosistem secara berkelanjutan, serta menjaga keindahan alam, budaya, pendidikan, penelitian, rekreasi dan pariwisata di Taman Nasional Way Kambas.

Hal itu bertujuan agar pengelolaan kawasan pelestarian alam dapat memberikan manfaat yang optimal, tidak hanya manfaat ekologis tetapi juga manfaat sosial ekonomi bagi masyarakat sekitar hutan.





TNWK milik dunia



Penetapan Taman Nasional Way Kambas menjadi ASEAN Heritage Parks sebagai kawasan perlindungan terpilih ke-36 di ASEAN atau ke-4 di Indonesia dilakukan di Suaka Rhino Sumatera Kabupaten Lampung Timur, Lampung, menandai bahwa TNWK bukan hanya milik Indonesia, tetapi juga dunia.

Dirjen Konservasi SDA dan Ekosistem KLHK Tachrir Fathoni juga menyampaikan pemberian nama dari Presiden Joko Widodo kepada anak badak sumatera ke-2 yang lahir dari induk badak Ratu di SRS TNWK beserta lima ekor badak jantan di TN Ujung Kulon Jawa Barat.

Dengan ditetapkan TNWK sebagai AHP saat ini menjadi tanda bahwa TN Way Kambas bukan milik Indonesia saja, tapi milik dunia, karena TNWK memiliki keanekaragaman hayati dan keanekaragaman endemik, kata Tachrir.

Menurut dia, penetapan TNWK sebagai AHP juga menandakan TN Way Kambas sudah lulus uji di kawasan ASEAN. "Artinya Way Kambas sudah lolos oleh ahli dari negara-negara ASEAN dan layak menjadi warisan negara ASEAN," ujarnya pula.

Dirjen berharap penetapan TNWK sebagai AHP itu, akan menjadi sarana promosi oleh negara-negara ASEAN kepada dunia internasional.

"Ini kepercayaan dunia internasional kepada kita karena kita mampu menjaga keanekaragaman hayati di TNWK," ujar dia lagi.

Penetapan TNWK sebagai ASEAN Heritage Parks diharapkan akan menjadi komitmen bersama dengan AHP Committee untuk terus memelihara proses ekologis dan sistem pendukung kehidupan, melestarikan keragaman genetik, memastikan berkelanjutan pemanfaatan spesies dan ekosistem secara berkelanjutan, serta menjaga keindahan alam, budaya, pendidikan, penelitian, rekreasi dan pariwisata di TNWK. (Ant)