Khatib Ingatkan Pentingnya Kendalikan Hawa Nafsu

id Lebaran, salat idul fitri

 Khatib Ingatkan Pentingnya Kendalikan Hawa Nafsu

Khatib H. Nur Somad Lc saat memberikan khutbahnya. (Foto/triono subagyo)

Bandarlampung, (ANTARA Lampung) - Khatib salat Idul Fitri di Masjid Al Mardiyah Kelurahan Labuhanratu Raya Kota Bandarlampung, H Nur Somad Lc, mengingatkan pentingnya mengendalikan hawa nafsu, terutama nafsu untuk melakukan perbuatan dosa.

"Jika seseorang telah dirasuki nafsu untuk melakukan perbuatan dosa atau nafsu untuk melakukan perbuatan menyimpang, ia akan terus melakukannya dan hal itu sebagai wataknya. Nafsu jenis ini akan membawa kepada sifat amarah, " kata dia di Bandarlampung, Rabu.

Ia mencontohkan, jika penguasa telah dihinggapi rasa amarah dalam memimpin, maka tidak akan puas dan terus menerus berusaha untuk berkuasa dengan berbagai cara.

Khatib juga memerinci setidaknya ada empat jenis nafsu. Pertama, nafsu suci atau nafsu bersih. "Ini ada di setiap insan yang baru dilahirkan. Karena itu hakikat berpuasa salah satunya untuk menyucikan diri. Apalagi pemilik jiwa bersih akan mendapatkan keberuntungan," kata dia.

Kedua, nafsu pada perbuaatan dosa atau penyimpangan. Kategori ini yang harus dihindari. Ketiga, nafsu menyalahkan diri sendiri, mengeluh dan kecewa.

"Seseorang akan mengeluh atau kecewa manakala tidak bisa memanafaatkan waktu atau tidak bisa melakukan perbuatan amal saleh," katanya.

Keempat, nafsu jiwa tenang. Ditandai dengan ketenangan jiwa untuk selalu ingat Allah dengan selalu berzikir kepada Allah.

"Zikir ada dua yakni mengingat Allah dan self-control untuk ingat Allah," kata dia.

Khatib yang juga bertugas sebagai imam Salat Idul Fitri itu mengatakan, Allah melarang kekerasan dan melakukan pembunuhan.

"Barang siapa yang melakukan pemhunuhan tidak akan mencium bau surga," kata dia.

Ia menjelaskan banyak sebab seseorang bertindak kasar hingga membunuh, di antaranya terpengaruh alkohol dan narkoba. Narkoba merusak akal manusia, dan Islam mengharamkan narkoba serta minuman beralkohol.

H Nur Somad Lc juga mengingatkan pentingnya saling memaafkan.

"Allah Maha Pemaaf, tetapi Allah dan RasulNya tidak menjamin kesalahan antarmanusia. Artinya, jika melakukan kesalahan harus meminta maaf langsung kepada orangnya," katanya.

Meminta maaf, lanjut dia, lebih mudah dibandingkan yang memberi maaf.

"Hanya ada orang tertentu yang memiliki jiwa pemaaf. Semoga kita termasuk di dalamnya,"kata dia. *