Antisipasi kemacetan arus balik pemudik di Bakauheni

id arus balik pemudik, bakauheni, penumpukan penumpang

Antisipasi kemacetan arus balik pemudik di Bakauheni

Ratusan kendaraan roda dua yang akan menyeberang ke Pelabuhan Merak, Banten, sedang antre masuk ke kapal feri di Pelabuhan Bakauheni, Lampung, Selasa. (ANTARA LAMPUNG/Kristian Ali)

Bandarlampung (ANTARA Lampung) - Kemacetan panjang memang belum terjadi di Pelabuhan Bakauheni pada arus mudik Lebaran 2016, namun kemacetan parah di ruas jalan menuju Pelabuhan Merak Banten menjadi gambaran bakal membludaknya penumpang dan kendaraan saat arus balik berlangsung di pelabuhan penyeberangan itu.

Pada H-3 atau tiga hari sebelum Lebaran 2016, panjang kendaraan menuju Pelabuhan Merak mencapai empat kilometer, dan para pemudik sudah mengantre hingga tujuh jam namun belum bisa sampai di area pelabuhan.

Dirut PT ASDP Indonesia Ferry Danang S Baskoro menyebutkan penyebab kemacetan itu banyak faktor, seperti jumlah dermaga yang perlu ditambah, keberangkatan pemudik yang cenderung pada malam, atau kurangnya loket tol yang disediakan pengelola.

Namun, bagi para pemudik kemacetan menuju Pelabuhan Merak lebih parah dibandingkan arus mudik tahun 2015. Karenanya, mereka mengharapkan hal itu tidak terulang lagi saat arus balik berlangsung dari Pelabuhan Bakauheni ke Pelabuhan Merak.

Setiap arus mudik Lebaran berlangsung, volume kendaraan dan jumlah penumpang yang menyeberang dari Merak ke Bakauheni memang jauh lebih besar dibandingkan dari Bakauheni ke Merak. Saat arus balik berlangsung, hal sebaliknya bakal terjadi, yakni meningkatnya arus kendaraan dan penumpang yang hendak diseberangkan ke Merak Banten.

Sebagai gambaran, PT ASDP Indonesia Ferry menyebutkan jumlah penumpang yang diseberangkan dari Merak ke Bakauheni mulai H-12 hingga H-3 Lebaran 2016 mencapai 703.049 orang, sedang jumlah kendaraan roda dua dan empat sebanyak 221.097 unit.

Kendaraan yang diseberangkan terdiri atas motor sebanyak 62.407 unit, mobil sebanyak 68.358 unit, dan kendaraan besar/truk/bus mencapai 90.332 unit.

Sedang di Pelabuhan Bakauheni hingga H-2, jumlah penumpang yang diseberangkan ke Pelabuhan Merak Banten mencapai 350.277 orang, sedang jumlah kendaraan totalnya 62.469 unit yang terdiri atas motor sebanyak 7.008 unit, mobil 36.258 unit, bus/kendaraan besar sebanyak 19.203.

Melihat perbandingan jumlah penumpang dan kendaraan yang timpang, kemacetan parah yang terjadi di Pelabuhan Merak saat arus mudik, bakal terjadi lagi di Pelabuhan Bakauheni pada arus balik jika penanganannya tidak cermat dan efektif.



Berbagai Upaya

Pelabuhan Bakauheni tetap rute utama untuk menyeberang ke Jawa, meski sudah ada Tol Laut yang menghubungkan Lampung- Surabaya dan Lampung- Jakarta melalui Pelabuhan Panjang Bandarlampung, atau penerbangan dari Bandara Raden Intan Lampung ke Jakarta, Bandung, dan Batam.

Diyakini sebagian besar kendaraan dan penumpang akan tetap menuju Pelabuhan Bakauheni, untuk selanjutnya menyeberang menggunakan kapal feri ke Pelabuhan Merak, saat arus balik berlangsung.

Sehubungan itu,pihak kepolisian, pemerintah, pengelola pelabuhan dan PT ASDP perlu memikirkan cara - cara yang dinilai tepat meminimalkan kemacetan.

Untuk mengatasi penumpukan kendaraan di pelabuhan yang dampaknya menyebabkan kemacetan, sejumlah kalangan menyebutkan bongkar muat isi kapal feri yang perlu dipercepat. Dengan demikian, kapal tidak perlu antre lama di laut menunggu giliran bersandar, karena bongkar-muat isi feri berlangsung lebih singkat.

Bongkar-muat yang dipercepat itu juga akan menurunkan biaya operasional kapal feri. Salah satu operator kapal feri milik PT Jemla menyebutkan dibutuhkan solar bersubsidi sebanyak 1 ton untuk pelayaran sekitar 2 jam dari Bakauheni ke Merak atau sebaliknya. Jika kapal harus "antre" lama di laut menunggu giliran bersandar maka pemakaian solar juga bertambah banyak.

Waktu bongkar-muat isi kapal feri perlu dikelola cermat dan tepat, karena penambahan dermaga baru tidak mungkin diwujudkan dalam arus balik tahun ini. Jika dermaga yang dioperasikan di Pelabuhan Bakauheni dan Merak masing-masing 12, kapal yang bersandar bisa lebih banyak bersamaan, dan bongkar-muat isi kapal bisa lebih longgar.

Saat ini dermaga yang dioperasikan di Pelabuhan Bakauheni dan Merak masing-masing ada 5 unit, meski pembangunan dermaga baru sedang dalam pengerjaan.

Hal lainnya yang perlu dilakukan adalah penambahan loket penjualan tiket untuk penumpang pejalan kaki dan pengendara.

Pada arus mudik 2016, ada 40 loket yang dibuka di Pelabuhan Merak. Di Pelabuhan Bakauheni saat arus balik berlangsung, akan dibuka 20 loket penjualan tiket, yakni 14 loket untuk penumpang pejalan kaki dan 6 loket untuk kendaraan.

Selain itu, PT ASDP Indonesia Ferry juga akan membuka loket penjualan tiket khusus kendaraan roda empat di Kota Kalianda, sekitar 30 km dari Pelabuhan Bakauheni.

Penjualan tiket di luar areal pelabuhan itu diharapkan mampu mengurangi antrean kendaraan di loket-loket penjualan di pintu masuk Pelabuhan Bakauheni. Setelah mendapatkan tiket, kendaraan bisa melaju di jalur khusus langsung ke dermaga pelabuhan.

Kendala yang dihadapi dengan terobosan penjualan tiket ini adalah minimnya sosialisasi, sehingga sebagian besar pengendara tidak mengetahuinya. Selain, jumlah loket dan lokasi gerainya, juga menentukan banyak tidaknya tiket yang dijual melalui gerai tersebut.

Selain itu, truk non-sembako sebaiknya tak diseberangkan, dan kendaraan besar itu seharusnya dilarang melintas di Jalinsum tujuan Pelabuhan Bakauheni.

Loket penjualan tiket untuk motor dan roda empat juga perlu dipisah, dan perlu ada jalur khusus untuk motor di areal Pelabuhan Bakauheni.

Menurut Direktur Lalu Lintas Polda Lampung Kombes Prahoro Tri Wahyono, pembuatan rute khusus motor akan dilakukan satu kilometer menjelang pintu Pelabuhan Bakauheni, agar arus motor dan kendaraan roda empat tidak saling menghalangi.

Kanalisasi atau jalur khusus motor juga akan diberlakukan di areal parkir Pelabuhan Bakauheni, yang mampu menampung sekitar 6.000 kendaraan berbagai jenis.

Hal lainnya yang perlu dilakukan adalah menambah jumlah personel untuk melakukan pengamanan maupun mengatur arus lalu lintas dan melarang mobil travel liar beroperasi ke Pelabuhan Bakauheni.

Bagaimana cara meminimalkan kemacetan saat arus balik tentu sudah dikaji matang oleh semua pihak terkait, dan pilihan apapun yang diterapkan muaranya adalah menjaga keamanan, kenyamanan dan kelancaran arus balik. Sehingga demikian, sangat wajar jika para penumpang arus balik mendambakan kemacetan tidak lagi mereka alami sebagaimana halnya saat arus mudik.  (Ant)