Paus dikritik keras atas komentar pernikahan modern

id Paus,Paus dikritik keras atas komentar pernikahan modern

Paus dikritik keras atas komentar pernikahan modern

Kota Vatikan (Antara/Reuters) - Komentar Paus Fransiskus terkait pernikahan modern yang diungkap pada Kamis malam di Basilika Roma menuai kritik tajam dari pihak gereja konservatif.
        
Paus menyatakan, "mayoritas" pernikahan Katolik yang dirayakan hari ini sebenarnya kurang sah karena pasangan terkait tidak menyadari sepenuhnya, ikatan itu merupakan komitmen seumur hidup.
        
Ungkapan spontan itu tercetus saat Paus tengah menjalani sesi tanya jawab dengan pendeta, biarawati, dan anggota paroki pada Kamis malam di Basilika Roma.
        
"Kita tengah hidup di budaya yang terus berubah," kata Paus Fransiskus menjawab pertanyaan seorang pria mengenai peran gereja mempersiapkan kaum muda, khususnya dalam menghadapi "krisis pernikahan."
   
"Karena kondisi tersebut, mayoritas pernikahan suci itu kurang sah karena mereka (pasangan terkait) mengatakan 'ya, saya akan bersedia sepanjang hidup,' tetapi nyatanya pihak itu tak memahami hal yang dikatakan karena budayanya berbeda," terang Paus.
        
Dalam transkrip yang dilansir Vatikan pada Jumat pagi, ungkapan "mayoritas" telah direvisi jadi "sebagian."
   
Juru bicara Vatikan mengatakan, pernyataan spontan itu terkadang harus dikoreksi setelah berkonsultasi dengan Paus beserta ajudannya.
        
Para kritikus menilai pernyataan Paus sebagai peringatan bahwa banyak penganut Katolik tidak memaknai sumpah nikahnya dengan serius.
        
Ross Douthat, penulis penganut Katolik konservatif dan kolumnis New York Times, menulis di satu dari 20 status Twitternya, Paus Fransiskus telah membuat "klaim yang sungguh luar biasa tak bertanggung jawab dan tidak masuk akal."
   
Matthew Schmitz, editor majalah Katolik konservatif First Thing menilai pernyataan paus "salah dan tak bertanggung jawab."
   
Edward Peters, pengacara terkenal Amerika Serikat juga penasihat hukum Vatikan menulis, ungkapan paus itu "cukup buruk" karena dapat mendorong pasangan di tengah prahara rumah tangga untuk "menyerah" dariada berjuang mengatasi persoalannya.
        
Gereja Katolik mengajarkan bahwa pernikahan hanya dapat berakhir karena kematian atau pembatalan.
        
Akan tetapi, aturan itu dianggap kurang tepat sedari awal mempertimbangkan adanya kehendak bebas dan kematangan psikologis seseorang.
        
"Krisis pernikahan terjadi karena faktanya banyak orang luput menyadari apa itu sakral, berikut keindahannya, mereka tak memahami ikatan itu tidak dapat dipisahkan dan berlaku sepanjang hidup," terang paus.
        
"Ada perempuan dan laki-laki yang memiliki cinta yang besar dan murni, tapi hanya sebagian kecil," tambahnya seraya mengatakan, banyak orang memiliki pandangan materialistik dan dangkal atas hari pernikahannya, misalnya saja obsesi memilih gaun, gereja, dan restoran yang tepat.
        
Ia menerangkan, pihak gereja membutuhkan program persiapan pernikahan yang lebih baik.
        
Kaum konservatif itu turut mencela Paus Fransiskus karena di momen itu turut mengatakan, para pendeta tak seharusnya menekan pasangan tertentu untuk segera menikah walau mereka telah tinggal bersama.
        
Ia menyatakan, "biarkan kesetiaan itu kian menguat."
   
Paus Francis telah ditugaskan berkomentar tanpa diberi naskah yang sudah disiapkan sebelumnya.
        
Tahun lalu, ia mesti mengklarifikasi pernyataannya bahwa penganut Katolik tidak harus merasa mereka akan "melahirkan seperti kelinci" karena larangan kontrol kehamilan dari gereja.