Franz Magnis: Komunisme Tidak akan Bangkit Lagi

id Franz Magnis Komunisme Tak Akan Bangkit, Kebangkitan Komunisme, Komunisme di Indonesia

Franz Magnis: Komunisme Tidak akan Bangkit Lagi

Franz Magnis Suseno. (FOTO: ANTARA Lampung/Ist)

"Komunisme sudah tidak ada lagi, sejak 1968 tidak ada lagi orang-orang komunis yang memberontak di Indonesia," kata Franz Magnis Suseno.
Jakarta (ANTARA Lampung) - Rohaniawan Franz Magnis Suseno menilai ideologi komunis tak akan bangkit lagi di Indonesia karena paham ini merupakan peninggalan abad 20 yang kini telah usang.

Hal tersebut dikatakan Franz saat diskusi di Universitas Katolik Atma Jaya  Jakarta, Selasa (31/5), menanggapi ketakutan sebagian pihak yang meyakini ideologi tersebut akan muncul kembali di Indonesia.

Selain Korea Utara, tak ada lagi negara yang benar-benar mengaplikasikan paham yang dicetuskan Karl Marx itu sebagai ideologi negaranya.

"Kita lihat di Rusia ambruk, Tiongkok membebaskan diri. Contoh cemerlang hanya Korea Utara dan tak ada negara yang mau seperti Korea Utara," kata Franz.

Dia mengatakan kini tidak ada bukti bahwa pergerakan sparatis atau perlawanan di Indonesia didalang oleh orang komunis.

"Komunisme sudah tidak ada lagi, sejak 1968 tidak ada lagi orang-orang komunis yang memberontak di Indonesia," kata dia.

Namun, dirinya berspekulasi diembuskannya kembali isu komunisme  karena ada pihak-pihak yang enggan aibnya terbongkar karena terlibat pembantaian pasca 1965.

Menurut Franz, banyak aktor yang terlibat dalam pembantaian massal di era tersebut tak mengakui adanya tragedi yang terjadi pada rentang 1965-1966 tersebut.

"Di Maumere saja, ada sekitar 800 orang yang dituduh komunis dibantai oleh pemuda katolik binaan militer. Ini baru Maumere saja, belum lainnya," kata dia.

Selain itu, kemungkinan diciptakannya perang proksi pun bisa terjadi, untuk mengalihkan isu lainnya.

Sedangkan Guru Besar Psikologi dari Universita Atma Jaya Prof Irwanto menilai berembusnya isu kebangkitan komunisme baru bermula dari opini publik yang dibangun oleh media.

"Hal yang sebetulnya tidak penting kemudian jadi sangat penting karena opini publik yang dikonstruksi tadi," kata Irwanto.

Dirinya pun menilai sampai saat ini ideologi Pancasila masih akan tetap kokoh. Perkembangannya akan selaras dan dipengaruhi oleh tulisan-tulisan di media.

"Nasibnya akan ditentukan oleh berita-berita yang ditulis oleh media. Media harusnya memberitakan demokrasi, keadilan sosial," kata dia.