Bupati Waykanan harapkan organisasi Islam berbagi tugas

id Pengukuhan Bersama Pimpinan Daerah Muhammadiyah, Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Dan Nasyiatul Aisyiyah Kabupaten Way Kanan Rabu, 25 Mei 2016

Bupati Waykanan harapkan organisasi Islam  berbagi tugas

Pengukuhan Bersama Pimpinan Daerah Muhammadiyah, Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, dan Nasyiatul Aisyiyah Kabupaten Way Kanan Rabu, 25 Mei 2016. (dok humas Waykanan)

Bandarlampung,  (ANTARA) - Bupati Waykanan, Provinsi Lampung Raden Adipati Surya mengatakan organisasi Islam yang beragam harus bekerjasama, berbagi tugas dan saling mendukung.
  
"Pengembangan moralitas umat harus dilakukan melalui berbagai jalur seperti pendidikan, budaya, ekonomi, politik dan lainnya. Hanya dengan cara inilah akan membuahkan hasil yang maksimal," kata dia, melalui siaran pers diterima di Bandarlampung, Rabu.
  
Pernyataan Bupati Waykanan tersebut disampaikan pada Pengukuhan Bersama Pimpinan Daerah Muhammadiyah, Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, dan Nasyiatul Aisyiyah Kabupaten Waykanan.
  
Ia menjelaskan, penyebab bergabungan sejumlah orang dalam ajaran kontroversi seperti ISIS karena banyaknya anak muda kita yang labil dan tengah mencari jati diri.
  
"Usia muda tidak hanya mengalami kelabilan. Namun ada sebuah potensi dasar yakni semangat pencarian akan jati diri. Semangat itulah yang sering dimanfaatkan oleh banyak oknum untuk mempengaruhi anak-anak muda kita. Karena kemampuan filterisasi yang terbatas, maka remaja mudah menerima doktrin yang terkadang datang atas nama membela agama," kata dia.
    K
arena itu, lanjut dia, dengan adanya fenomena ISIS dan aliran sesat lainnya, ini dapat menjadi PR bersama untuk mempertontonkan kemuliaan Islam dengan kesantunan. Sehingga, anak muda khususnya di Kabupaten Waykanan memiliki filter yang masuk akal di dunianya.
   
Bupati itu menambahkan khusus kepada ormas Islam, tokoh agama, tokoh masyarakat dan masyarakat umum diharapkan senantiasa aktif dan tanggap bila mengetahui adanya masyarakat yang mencurigakan.      "Namun, jangan main hakim sendiri karena kita adalah negara hukum, dan laporkan kepada pihak berwajib, pemerintah pun telah menyatakan melarang segala bentuk berkembangnya Paham ISIS di negara kita," kata dia.
   
Adipati juga menjelaskan, Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan. Predikat ini tentu harus dicermati dengan sungguh-sungguh.
   
"Kita harus mencermati apakah predikat ini sudah merupakan realitas yang sudah tercermin dalam kehidupan bangsa atau merupakan cita-cita yang masih memerlukan perjuangan yang besar untuk mewujudkannya. Ini adalah tugas kita bersama sebagai bagian dari bangsa ini," kata dia.
   
Dia melanjutkan, komitmen bangsa Indonesia untuk mengimplementasikan nilai-nilai keagamaan sangat jelas. Keinginan yang kuat ke arah itu terlihat dengan jelas dalam rumusan falsafah bangsa, yakni Pancasila.
   
Sila pertamanya adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Dengan demikian, secara umum, diharapkan agar kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa melandasi kehidupan bangsa ini dalam berbagai bentuk atau aspeknya.
    
"Salah satu refleksi yang paling nyata dari penghayatan terhadap nilai-nilai keagamaan adalah moralitas. Dalam kaitan ini, pesan Islam sangat jelas, misalnya Ad-dinu husnul khulqi. Secara harfiah ini berarti bahwa agama adalah akhlak yang baik," kata dia.
    
Moralitas atau akhlak yang terpuji dipandang sebagai efek nyata dari keyakinan seorang Muslim terhadap sendi-sendi keagamaannya. Misalnya, keyakinan akan hari pembalasan dan makna dari kepatuhan dalam menjalankan ibadah berfungsi mencegah dari kemunkaran.
    
"Pesan ini mengharuskan kita semua untuk melakukan kontrol terhadap diri sendiri, keluarga dan masyarakat," kata dia.