Misteri Kematian Bocah Perempuan di Lampung Timur

id Misteri kematian bocah perempuan Lampung Timur

Misteri Kematian Bocah Perempuan di Lampung Timur

Aksi seribu lilin (FOTO: ANTARA Lampung Muklasin)

Sukadana, Lampung (Antara Lampung) - Jenazah bocah perempuan yang merupakan pelajar SD di Kabupaten Lampung Timur, ditemukan di ladang milik warga di Desa Sumbermarga Kecamatan Way Jepara pada Minggu (17/4) lalu.
         
Kematian korban, yang diduga kuat sebelum dibunuh telah mengalami tindak kekerasan seksual, masih menjadi misteri.
         
Pasalnya, pelaku hingga saat ini belum tertangkap dan masih bebas berkeliaran.
         
Sebelumnya, bocah perempuan itu, M (10) warga Desa Labuhan Ratu VII Kecamatan Labuhan Ratu Kabupaten Lampung Timur, dilaporkan hilang ke Kepolisian Sektor Labuhan Ratu pada Jumat (15/4).
        
Korban diduga diculik oleh orang yang tidak dikenalnya, lalu pada Minggu (17/4), M ditemukan warga telah meninggal dunia di perkebunan karet di Desa Sumber Marga Kecamatan Way Jepara.
         
Sepeninggal M menimbulkan luka mendalam bagi kedua orang tuanya serta sejumlah pihak lainnya, mengingat hingga kini kasus pembunuhan itu masih menjadi misteri dan polisi belum juga berhasil membekuk pelakunya.
         
Berbagai pihak pun mengungkapkan keprihatinan atas kasus dialami M tersebut, dan mendesak pihak kepolisian segera menyeret para pelaku untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
         
Faizal Risa, anggota DPRD Lampung Timur dari Fraksi NasDem menyampaikan keprihatinan atas sejumlah kasus tindak kekerasan seksual yang terjadi di daerah ini, termasuk dialami M.
         
Menurut Faizal, sebagai wakil rakyat, dirinya mendesak aparat kepolisian agar secepatnya mengungkap pelaku pembunuhan terhadap siswi SD tersebut.
         
Dia menegaskan bahwa fraksinya memberikan perhatian khusus terhadap sejumlah kasus kekerasan seksual yang menimpa anak di bawah umur di sejumlah wilayah di Lampung Timur.
         
Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim juga memberikan perhatian terhadap kasus yang menimpa M tersebut, seperti mengunjungi rumah orang tua korban dan memberikan sejumlah bantuan kepada keluarganya, pada Minggu (8/5) lalu.
         
Bupati Chusnunia menegaskan akan terus memberikan perhatian serius terhadap kasus tersebut dan siap mengawalnya hingga tuntas.
         
Dia juga berpesan kepada setiap orang tua agar menjaga anak-anaknya.
        
Perhatian Bupati Chusnunia kepada M, juga diungkapkan melalui akun twitternya @noenia chalim. Beberapa cuitan Chusnunia dengan tagar #KeadilanUntukM, yaitu memohonkan dukungan doa masyarakat Lampung Timur untuk M.
         
Lalu cuitan berikutnya, Nunik, panggilan akrab Chusnunia, mengungkapkan keprihatinan dan kesedihan hatinya atas musibah yang menimpa keluarga korban M. "Orang tua M hidup di bawah garis kemiskinan". Dan "remuk hati melihat foto M ditemukan".
         
Melalui akun twitternya itu, Nunik juga mengecam perilaku menyimpang tersebut dan meminta agar pelakunya dihukum berat.
        
"Tidak cukup hanya dikebiri atau dipasang foto, pelaku harus dihukum seberat-beratnya".
         
Dia juga menjanjikan akan ikut mengawal kasus tersebut hingga tuntas. "Pemda Lamtim berkoordinasi maksimal dengan kepolisian mengawal penuntasan kasus kejahatan seksual yang dialami M," katanya lagi.
         
Keluarga M, Lis (23), bibi korban mengatakan bahwa sosok M adalah seorang anak yang periang dan tidak nakal.
         
"Anaknya itu periang dan tidak nakal, temannya juga banyak yang sering bermain bersama dia," katanya menuturkan karakter sehari-hari keponakannya itu.
        
Ia mengatakan, terakhir bertemu dengan korban pada Kamis (14/4) sebelum M dinyatakan hilang pada malam harinya.
         
"Terakhir bertemu pada Kamis siang setelah pulang sekolah, karena setelah pulang sekolah dia main ke sini, ke rumah bapak saya," kata dia lagi.
        
"Setelah bermain, sore dia pamitan mau pulang, rumahnya 'kan tidak jauh dari sini. Malamnya kok dapat kabar katanya belum sampai rumah," ujarnya pula.
         
Atas kejadian yang menimpa keponakannya itu, Lis mengungkapkan harapannya agar secepatnya pihak kepolisian menangkap pelaku yang telah membunuh keponakannya itu.
   
              Aksi Keprihatinan
Aksi keprihatinan dari sejumlah elemen masyarakat di Provinsi Lampung pun berdatangan, pasalnya semenjak M ditemukan atau hampir 20 hari lebih, polisi belum juga menangkap pelaku pembunuhan itu.
        
Elemen masyarakat di Provinsi Lampung yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Tolak Kekerasan Seksual menggelar aksi malam simpati dukungan dan doa dengan menyalakan 1.000 lilin untuk M yang dipusatkan di Lapangan Sribawono Kecamatan Bandar Sribahwono, Rabu (11/5) malam.
         
Aksi menyalakan 1.000 lilin dilakukan bersamaan oleh aktivis Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), Ikatan Pemuda Muhammadiyah (IPM), PBH Peradi, Serikat Tani Indonesia (Sertani) Lampung, CB Club Lampung (CBCL), dan juga masyarakat Lampung Timur yang ikut prihatin dan peduli terhadap kasus M.
         
Edi Arsadad, Koordinator Aliansi Masyarakat Tolak Kekerasan Seksual dan juga aktivis serta pegiat hak asasi manusia Lampung Timur mengatakan, aksi malam simpati dukungan dan doa 1.000 lilin untuk M itu bertujuan mendoakan korban sekaligus memberikan dukungan terhadap keluarga korban yang saat ini masih trauma atas kejadian tersebut.
         
"Tujuan kami mendoakan korban dan mendukung keluarganya, karena keluarganya saat ini masih trauma. Hati orang tuanya terluka dan sedih atas kematian anaknya. Kami dukung supaya bisa semangat lagi," ujarnya.
         
Selain itu, menurutnya, aksi tersebut digelar juga untuk mendesak pihak kepolisian agar secepatnya mengungkap kasus pembunuhan terhadap M tersebut.
        
"Kegiatan ini juga bentuk desakan bagi kepolisian segera mengungkap kasus tersebut," katanya pula.
         
Edi menambahkan, akibat belum tertangkap pelaku oleh polisi, kini banyak orang tua menjadi resah karena para pelaku masih bebas berkeliaran.
         
"Setelah kasus Yuyun di Bengkulu, disusul lagi kasus M, kini banyak masyarakat menjadi resah, jadi aksi ini bukan hanya ide kami dari aktivis tapi juga ide masyarakat karena merasa resah para pelaku belum tertangkap," kata dia.
         
Edi mengemukakan Aliansi masyarakat Tolak Kekerasan Seksual mengecam para pelaku yang melakukan kekerasan seksual terhadap M.
         
Dia juga menyatakan, Aliansi masyarakat Tolak Kekerasan Seksual sangat menyayangkan kenapa pihak kepolisian belum menangkap pelaku.    
    
"Kami sangat menyayangkan pihak kepolisian yang lamban dan belum juga bisa mengungkap kasus pembunuhan terhadap korban M itu," ujarnya pula.
         
Menurutnya, sudah 20 hari lebih sejak kasus itu terjadi dan telah pula dilaporkan, tapi pihak kepolisian belum juga menangkap para pelaku kejahatan seksual tersebut. "Hingga saat ini polisi belum juga menetapkan satu tersangka pun dalam kasus tersebut," katanya lagi.
         
Suryo Cahyono, Ketua Umum Serikat Tani Indonesia (Sertani) Provinsi Lampung mengatakan aksi tersebut untuk menyadarkan negara agar segera hadir mengungkap dan menghentikan kasus kekerasan seksual yang masih terus terjadi.
         
"Negara harus hadir untuk melindungi anak-anak generasi bangsa, karena ini kejahatan seksual luar biasa dan ini menjadi tugas bersama menghadapinya," ujarnya.
         
Menurut dia, kasus ini juga mengingatkan kepada negara bahwa saat ini masyarakat mulai resah terutama orang tua atas keselamatan anak-anaknya.
         
Lembaga swadaya masyarakat (LSM) advokasi perempuan Damar Lampung juga memberi perhatian atas kasus ini, serta berupaya membantu mendukung advokasi keluarga korban agar pihak kepolisian segera mengusut kasus tersebut.
         
Misteri untuk menyibak dan mengungkap kematian M sepertinya masih belum menemukan titik terang, pasalnya minim saksi dan alat bukti membuat polisi hingga saat ini belum bisa mengungkap kasus tersebut.
         
Kapolres Lampung Timur AKBP Juni Duarsyah beralasan minim saksi dan alat bukti menjadi kendala mengungkap pembunuhan M (11).
         
"Kendala dalam kasus ini karena saksi-saksinya minim, di antaranya saksi teman korban yang masih berumur delapan tahun," ujar Juni.
        
Menurut dia, saksi yang merupakan anak-anak dalam kasus itu sering memberikan keterangan yang selalu berubah-ubah, sehingga membuat pihaknya kesulitan mengidentifikasi para pelakunya.
        
"Karena masih anak-anak. Mungkin trauma, sehingga sering memberikan keterangan yang berubah-ubah," katanya lagi.
         
Tapi kepolisian setempat tetap optimistis dalam waktu dekat dapat segera menangkap pelaku pembunuhan M.
        
"Pelakunya sepertinya bukan orang yang jauh, karena penyelidikan kami sudah ada yang mengarah kepada para pelaku, mohon doanya saja semoga secepatnya bisa ditangkap," ujarnya pula.
         
Kepala Kepolisian Daerah Lampung Brigjen Ike Edwin menyatakan, pihaknya fokus mengungkap dan menuntaskan sejumlah kasus kejahatan seksual yang terjadi di Provinsi Lampung.
         
"Beberapa kasus sudah kami tangani dan para pelaku juga telah ditangkap seperti di Lampung Utara, Pesawaran, Lampung Timur maupun Metro," ujar Kapolda Lampung di Mapolda Lampung, beberapa waktu lalu.
         
Menurut dia, pihaknya tidak akan mengabaikan persoalan itu, mengingat dampaknya sangat signifikan bagi keamanan di lingkungan masyarakat.
         
Presiden Joko Widodo juga memberikan perhatian yang besar terhadap sejumlah kasus kekerasan seksual yang terjadi terhadap anak di berbagai daerah.
         
Presiden Jokowi telah memerintahkan untuk mengejar dan menangkap segera pelaku kejahatan seksual terhadap anak dan menuntutnya dengan hukuman yang seberat-beratnya.
         
"Kejar dan tangkap segera pelaku, dan tuntut dengan hukuman yang seberat-beratnya," kata Presiden Jokowi dalam Rapat Terbatas tentang Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak di Kantor Presiden Jakarta, Rabu (11/5) lalu.
         
Presiden sendiri sudah beberapa kali melakukan rapat terbatas serupa untuk mempertajam dan membahas tentang pencegahan dan penanggulangan kekerasan seksual terhadap anak.
         
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa kejahatan seksual terhadap anak sudah dinyatakan sebagai kejahatan luar biasa.
         
"Oleh sebab itu, penanganan di setiap Kementerian/Lembaga juga harus dengan cara-cara yang luar biasa dan juga sikap dan tindakan kita pun juga harus ekstra luar biasa," kata Presiden Jokowi pula.
        
Presiden memerintahkan kepada Jaksa Agung dan Kapolri untuk menangani kasus-kasus kejahatan luar biasa itu dengan cepat dan ketegasan sesuai dengan aturan.
         
"Pastikan bahwa anak-anak kita mendapatkan perlindungan, berikan layanan pengaduan yang gampang diakses dengan mudah," kata Presiden.