Lima Kabupaten/kota di Lampung Bebas Malaria

id Humas Dinas Kesehatan, Provinsi Lampung, Asih Hendrastuti, bebas malaria

Lima Kabupaten/kota di Lampung Bebas Malaria

Humas Dinas Kesehatan Provinsi Lampung , Dr. Asih Hendrastuti (ist)

...Kelima kabupaten/kota itu, yakni Kabupaten Waykanan, Tulang Bawang, Pringsewu, Tulangbawang Barat, dan Kota Metro," kata Asih...
Bandarlampung  (ANTARA Lampung) - Lima kabupaten/kota di Lampung pada 2016 dikategorikan telah eliminasi atau bebas dari penyakit malaria.

"Kelima kabupaten/kota itu, yakni Kabupaten Waykanan, Tulang Bawang, Pringsewu, Tulangbawang Barat, dan Kota Metro," kata Humas Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Asih Hendrastuti, di Bandarlampung, Rabu.

Ia menyebutkan, Provinsi Lampung saat ini berpenduduk sekitar 9 juta jiwa, pada tahun 2015 penderita malaria di provinsi itu 0,24 per 1.000 penduduk dengan sebaran endemisitas yang berbeda-beda setiap kabupaten/kota.

Pada tahun 2016 kategori endemisitas malaria adalah lima kabupaten/kota telah eliminasi malaria. Tujuh kabupaten/kota endemis rendah malaria, yaitu Kabupaten Tanggamus, Lampung Tengah, Lampung Utara, Mesuji, Lampung Timur, Lampung Barat, dan Kota Bandarlampung.

Selanjutnya, dua kabupaten endemis sedang malaria, yaitu Kabupaten Pesisir Barat dan Lampung Selatan, satu kabupaten endemis tinggi malaria yaitu Pesawaran dengan "annual parasite incidence" (API) 5,6.

Asih menjelaskan, startegi spesifik yang telah dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Lampung untuk menekan kasus malaria pada daerah endemis tinggi adalah dengan melakukan akselerasi pengendalian dengan cakupan seluruh wilayah (universal coverage).

Caranya dengan kampanye kelambu berinsektisida secara massal, indoor residual spraying (IRS) di desa dengan API kurang dari 40 persen, dan penemuan dini serta pengobatan tepat dan komplit.

Humas Dinkes Provinsi Lampung itu menjelaskan, guna mewujudkan eliminasi malaria secara bertahap hingga tahun 2030, dilakukan kegiatan-kegiatan utama seperti, peningkatan kualitas dan akses terhadap penemuan dini dan pengobatan malaria.

Kemudian, penjaminan kualitas diagnosis malaria melalui pemeriksaan laboratorium maupun rapid diagnostic test (RDT),

Lalu, perlindungan terhadap kelompok rentan terutama ibu hamil dan balita di daerah endemis tinggi, penguatan penanganan Kejadian Luar biasa dan surveilans kasus malaria, intervensi vektor termasuk survei vektor, dan penguatan sistem pengelolaan logistik malaria.

"Tak kalah pentingnya adalah gerakan masyarakat (Germas) untuk membudayakan gerakan pemberantasan sarang nyamuk di seluruh wilayah," tambahnya.

Sementara, Hari Malaria se-Dunia (HMS) diperingati setiap 25 April, tahun ini temanya global "End Malaria for Good", sementara itu tema nasional adalah "Bebas Malaria Prestasi Bangsa" dengan sub tema "Penemuan dini dan pengobatan tepat, langkah awal menuju eliminasi" dan "Bersama warga, menuju Desa bebas malaria".

Di Indonesia, sekitar 35 persen penduduknya tinggal di daerah berisiko terinfeksi malaria dan dilaporkan sebanyak 38 ribu orang meninggal per tahun karena malaria berat akibat plasmodium falciparum.

Wabah malaria hampir terjadi setiap tahun di berbagai wilayah endemik Indonesia. Beberapa wilayah telah dikategorikan sebagai daerah zona merah penderita malaria.(Ant)