Jakarta (ANTARA Lampung) - Dua penerjun Batalyon 461 Pasukan Khas (Paskhas) TNI Angkatan Udara, Kopda Beni dan Pratu Supranoto meninggal dunia saat terjun 'Free Fall' pada latihan Peringatan HUT TNI AU Ke-70 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (7/4).
"Saat terjun, salah satu penerjun payungnya tidak mengembang secara sempurna. Talinya membelit, sehingga tidak bisa dikendalikan. Kemudian jatuh di rumah warga dan terluka parah," kata Kadispen TNI AU Marsekal Pertama TNI Dwi Badarmanto ketika dikonfirmasi di Lanud Halim Perdanakusuma.
Satu orang penerjun lainnya, payungnya sudah sempurna namun ketika mendarat ada angin besar dan terbentur. Keduanya, dilarikan ke Rumah Sakit milik TNI AU.
"Satu jam kemudian, setelah insiden tersebut dikabarkan bahwa keduanya meninggal dunia," katanya.
Dwi menduga, insiden tersebut terjadi akibat kendala teknis karena dalam penerjunan parasut memiliki tingkat keselamatan 80 persen dan penerjun sendiri risiko kecelakaannya 20 persen.
"Kalau Payung membelit itu merupakan teknis. KSAU sudah tahu, beliau orang pertama yang tahu," ujarnya pula.
Mendengar kabar itu, kata Dwi, Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Agus Supriatna merasa sedih.
Kadispen AU itu pun mengimbau bagi parjurit yang terlibat dalam pelaksanaan Peringatan HUT TNI AU ke-70 yang digelar pada Sabtu, 9 April 2016 agar tetap semangat, meski terjadi insiden yang sangat menyedihkan tersebut.
Dua Penerjun Tewas Saat Latihan HUT TNI AU
Salah satu peterjun payung TNI AU yang parasutnya gagal mengembang sempurna dalam gladi resik HUT ke-70 TNI AU, di Pangkalan Udara Utama TNI AU, Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis siang. Dua peterjun payung TNI AU meninggal dalam kecelakaan pada lat
Dwi menduga, insiden tersebut terjadi akibat kendala teknis karena dalam penerjunan parasut memiliki tingkat keselamatan 80 persen dan penerjun sendiri risiko kecelakaannya 20 persen.
