Ketua MPR: Tantangan bangsa Indonesia semakin berat

id zulkifli hasan, ketua mpr, humas mpr

Ketua MPR: Tantangan bangsa Indonesia semakin berat

Ketua MPR Zulkifli Hasan (ANTARA)

...Sektor ekonomi semakin berpengaruh terhadap sektor politik, sehingga faktor ekonomi menjadi faktor utama dan penentu dalam dinamika politik nasional maupun internasional," kata Zulkifli Hasan...
Jakarta (ANTARA Lampung) - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengingatkan cendikiawan muslim Indonesia harus menyadari tantangan masa depan bangsa yang semakin berat terutama di bidang politik dan ekonomi untuk kesejahteraan rakyat.

"Sektor ekonomi semakin berpengaruh terhadap sektor politik, sehingga faktor ekonomi menjadi faktor utama dan penentu dalam dinamika politik nasional maupun internasional," kata Zulkifli Hasan yang juga Ketua Dewan Pakar Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) mengatakan hal itu pada Rapat Kerja I ICMI Provinsi Jambi di Jambi, Rabu, seperti dikutip dalam siaran pers dari MPR RI.

Menurut Zulkifli, harus disadari dalam konteks ekonomi, umat Islam sedang dalam posisi tidak diuntungkan dan makin terpinggirkan, padahal umat Islam adalah umat mayoritas di Indonesia.

Tantangan umat Islam ke depan, kata Zulkifli, akan semakin berat dengan munculnya stigma negatif yang dapat mendiskreditkan umat Islam, seperti tidak toleran, radikal, dan sebagainya.

Pada kesempatan tersebut, Zulkifli juga mengingatkan para cendikiawan muslim agar bangsa ini dapat memulai upaya nyata guna memberikan kontribusi signifikan dalam memperbaiki keadaan umat dan bangsa Indonesia.

"Upaya itu sangat penting dalam konteks mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," katanya.

Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) mengatakan, jika mencermati data-data kondisi sosial masyarakat, dimana kesenjangan antara kaya dan miskin semakin luar, sungguh memprihatinkan.

Saat ini, kata dia, orang kaya cenderung semakin kaya dan orang miskin semakin miskin.

"Ironisnya, sebagian besar orang miskin itu adalah umat Islam," katanya.

Menurut Zulkifli, jika kondisi ini dibiarkan terus-menerus tanpa penyelesaian, maka dapat menjadi bom waktu yang membahayakan keutuhan NKRI.

Dia mengingatkan, rasa bangga terhadap keberhasilan Indonesia menjalankan demokrasi dan menjadi negara demokratis terbesar ketiga di dunia setelah Amerika dan India, perlu dievaluasi.

"Jika mencermati fakta-fakta kesenjangan sosial yang makin lebar maka perlu dievaluasi, apa yang salah dengan pelaksanaan demokrasi kita," katanya.