Publik pun Bertanya Kenapa Iptu Syahir Bunuh Diri ?

id Polisi Bandarlampung Tewas Bunuh Diri, Polisi Tewas Bunuh Diri, Polisi Bunuh Diri

Publik pun Bertanya Kenapa Iptu Syahir Bunuh Diri ?

Iptu M Syahir Perdana Lubis semasa hidupnya, di depan ruang kerjanya. (FOTO: ANTARA Lampung/Ist)

Gangguan kepribadian menjadi pemicu seseorang melakukan bunuh diri. Tanda utama seseorang memiliki gangguan kepribadian adalah sering menyakiti diri sendiri. Tanda lainnya adalah emosi yang tidak stabil atau memiliki masalah dalam bersosialisasi.
Bandarlampung (ANTARA Lampung) - Kabar mengagetkan saat Kanit Resmob Kepolisian Resor Kota Bandarlampung yang juga Kanit Tipikor, Iptu M Syahir Perdana Lubis (23), kedapatan telah tewas di kamar asrama polisi di Bandarlampung, Sabtu (6/2).

Polisi yang semasa hidupnya sempat menjadi idola karena berpenampilan trendi dan berwajah menawan ini, diduga bunuh diri dengan menembak kepalanya sendiri.

"Kapolda dan Wakapolda sudah melihat langsung kondisinya, kematian dipastikan akibat peluru yang ditembakkan sendiri ke arah kepala sebelah kanan hingga tembus ke belakang," kata Kabid Humas Polda Lampung, AKBP Sulistyaningsih.

Menurut dia, kejadian meninggalnya Kanit Resmob/Kanit Tipikor di asrama Polresta Bandarlampung itu, berdasarkan hasil visum diperkirakan sudah terjadi selama 13 jam sebelum dia ditemukan.

"Sekitar pukul 16.30 WIB hingga 17.00 WIB Sabtu tadi, jenazah korban sudah divisum luar di RS Bhayangkara Bandarlampung, sedangkan untuk autopsi pihak RS menyarankan dibawa ke RSUD Abdul Moeloek Bandarlampung," kata dia lagi.

Informasi awal, ia melanjutkan, dugaan atau penyebab tindakan nekat Iptu Syahir menembak kepalanya sendiri, karena adanya penyakit yang dideritanya yang tidak kunjung sembuh.

"Sakit lambung yang sudah lama dan tidak sembuh-sembuh ini yang kemungkinan membuatnya frustasi dan putus asa," kata Sulistyaningsih.

Jenazahnya kemudian dibawa dan dimakamkan di tempat tinggal asal keluarganya di Sumatera Utara.

Menanggapi peristiwa itu, Kapolda Lampung Brigjen Ike Edwin juga membenarkan bahwa Iptu M Syahir Perdana Lubis tewas karena bunuh diri.

Syahir menembak kepalanya sendiri hingga tewas, dan hasil penyelidikan belum ada tanda-tanda kekerasan, kata Kapolda Lampung itu pula.

Menurut Ike Edwin, anggotanya itu melakukan bunuh diri karena sakit dideritanya yang tak kunjung sembuh.

Kematian seorang polisi di Bandarlampung dikenal sebagai polisi idola karena wajahnya yang ganteng itu, karena bunuh diri, sempat menjadi perbincangan publik.

Iptu M Syahir Perdana Lubis SIk (23 tahun) Nrp. 92010095 adalah Kanit Idik II/Tipikor Satreskrim dan juga Kanit Resmob Kepolisian Resor Kota (Polresta) Bandarlampung. Ia adalah lulusan Akademi Kepolisian tahun 2012.

Dia ditemukan pada Sabtu (6/2), pukul 14.55 WIB telah meninggal dunia di kamar rumah dinas asrama Polresta Bandarlampung, Jl. Sutoyo S2 No. 7 Kelurahan Gotong Royong Kecamatan Tanjungkarang Pusat.

Awal kejadian dari kecurigaan pacar korban yang menelepon tapi tidak diangkat sejak hari Jumat (5/2). Kemudian rumah korban

didatangi oleh tiga anggota Reskrim Polresta Bandarlampung (Brigpol Giantama, Aiptu Ian, dan Brigpol Jimi) untuk mengecek keberadaan korban.

Setelah mengetuk pintu berkali-kali, korban tidak membuka pintu, lalu ketiga anggota Reskrim tersebut melihat korban dari jendela kaca sedang dalam posisi tidur.

Melihat hal tersebut, akhirnya diputuskan untuk mendobrak pintu dan ternyata korban sudah tidak bernyawa dalam posisi tidur menyamping dan bagian kepala berdarah, dan di dekatnya terdapat senjata api jenis Glock-19 No: 691637 WMN 081, warna hitam.

Menurut keterangan awal dr Hansen dan dr Hendro, anggota Dokkes Polresta Bandarlampung, terdapat luka tembak di bagian pelipis kepala samping kanan dan diduga korban sudah meninggal selama 13 jam.

Polda Lampung menyatakan korban tewas bunuh diri dengan menembak dirinya sendiri, karena frustasi akibat menderita sakit lambung yang tak kunjung sembuh.

Sejumlah rekan almarhum mengaku, masih sempat bertemu dengan korban sebelum kejadian itu, termasuk bertemu di masjid di lingkungan Mapolresta Bandarlampung, dan kondisi Iptu Syahir tak menunjukkan tanda-tanda aneh. "Selesai Salat, beberapa hari lalu, saya sempat ketemu dan ngobrol dengannya (almarhum, Red), tak ada hal penting atau masalah disampaikannya," ujar salah satu rekan Iptu M Syahir Perdana Lubis itu pula.

Karena itu, mereka pun masih bertanya-tanya atas kebenaran penyebab korban bunuh diri karena penyakit lambung akut diderita yang tak kunjung sembuh. Diduga ada penyebab lain yang menjadi masalah terberat sampai korban akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

          Kenapa Bunuh Diri?
Menurut berbagai sumber dan referensi, bunuh diri merupakan cara yang dilakukan seseorang untuk mengakhiri hidupnya. Mereka yang memutuskan untuk bunuh diri, melakukannya dengan cara menggantung diri, minum obat-obatan melebihi dosis, menenggak cairan beracun, atau menggunakan senjata (tajam/senjata api). Biasanya hal tersebut dilakukan secara diam-diam sehingga sulit untuk dicegah. Karena itu, penting untuk mengenali pemicu dan tanda-tanda seseorang yang ingin bunuh diri.

Beberapa faktor pemicu seseorang berniat bunuh diri pemicunya pun beragam, seperti ditolak dalam pergaulan, masalah ekonomi, tidak lulus Ujian Nasional, konflik dengan keluarga, masalah percintaan, hingga motif terorisme.

Selain itu, faktor yang memicu seseorang ingin bunuh diri biasanya berhubungan pula dengan kondisi kesehatan mental seperti gangguan bipolar. Orang yang memiliki gangguan bipolar akan mengalami perubahan `mood` (suasana hati) yang sangat drastis. Orang yang semula merasa sangat bergembira dan bersemangat, mendadak bisa berubah menjadi sedih, tidak bersemangat, dan bahkan depresi. Kalangan ini memiliki risiko 20 kali lebih tinggi untuk melakukan percobaan bunuh diri dibandingkan dengan orang normal.

Diperkirakan, 1 dari 3 orang dengan gangguan bipolar akan mencoba bunuh diri setidaknya satu kali selama hidupnya.

Pemicu bunuh diri lainnya adalah kondisi depresi berat. Ciri-ciri orang yang mengalami depresi berat adalah merasa putus asa, suasana hati yang buruk, merasa lelah, atau kehilangan minat dan motivasi. Ciri-ciri semacam ini dapat memberi dampak buruk bagi kehidupan orang tersebut secara menyeluruh. Pada akhirnya memicu mereka untuk lebih mungkin mencoba untuk bunuh diri.

Pemicu lainnya adalah anoreksia nervosa, yaitu aktivitas menjauhi makanan sebisa mungkin dan selalu berbohong bahwa mereka tidak lapar atau sudah makan. Itulah tanda-tanda pengidap anoreksia. Kalangan ini merasa dirinya gemuk, sehingga membuat mereka terus-menerus menurunkan berat badan. Diperkirakan 20 persen pengidap anoreksia akan melakukan percobaan bunuh diri setidaknya sekali selama hidupnya.

Gangguan kepribadian juga menjadi pemicu seseorang melakukan bunuh diri. Tanda utama seseorang memiliki gangguan kepribadian adalah sering menyakiti diri sendiri. Tanda lainnya adalah emosi yang tidak stabil atau memiliki masalah dalam bersosialisasi. Kalangan ini bisa memiliki riwayat pelecehan seksual pada masa kecilnya dan memiliki risiko lebih tinggi untuk bunuh diri.

Diperkirakan lebih dari setengah orang-orang dengan gangguan ini akan melakukan percobaan bunuh diri setidaknya sekali selama hidupnya.

Pengidap skizofrenia juga melakukan bunu diri. Orang yang sering berhalusinasi, perubahan perilaku atau percaya kepada hal-hal yang tidak benar adalah tanda-tanda orang mengidap skizofrenia. Diperkirakan, 1 dari 20 orang dengan skizofrenia akan mencoba untuk bunuh diri.

Selain kondisi mental di atas, faktor lain yang bisa juga memicu seseorang bunuh diri adalah pernah mengalami pelecehan seksual, kehilangan pekerjaan, memiliki utang, memiliki orientasi seksual tertentu seperti lesbian, gay, biseksual atau transgender (LGBT).

Begitupula tahanan penjara atau seseorang yang baru bebas dari penjara juga bisa memiliki niatan untuk bunuh diri. Menjadi korban bullying atau diolok-olok terus menerus oleh pihak lain, juga dapat mendorong seseorang melakukan bunuh diri.

Adapun beberapa tanda yang mungkin dikeluarkan oleh seseorang yang memiliki niat bunuh diri, antara lain sering membicarakan tentang kematian, mengutarakan keputusasaannya dalam menjalani hidup seperti berkata "Buat apa saya hidup di dunia?", suka menyakiti diri sendiri, mengancam ingin bunuh diri seperti berkata "Jika kau memilih dirinya, saya akan bunuh diri", menyimpan obat-obatan yang bisa disalahgunakan.

Tanda lainnya, menjadi pemakai narkoba atau pemabuk, sering marah secara tiba-tiba, sembrono dan terlibat dalam aktivitas yang mempertaruhkan nyawa, menarik diri dari orang-orang di sekitarnya, sering terlihat merasa cemas, kehilangan minat pada apa pun yang berkaitan dengan duniawi, dan mulai membuat surat wasiat.

Ketika orang terdekat menampakkan tanda-tanda tersebut atau mengalami kondisi yang bisa memicu bunuh diri seperti itu, anda perlu waspada dan sedapat mungkin memberikan perhatian khusus kepadanya, untuk mengajak ngobrol (curhat) atau berkonsultasi dengan dokter maupun psikolog. Jangan lupa, selalu mengamati gerak-geriknya agar jangan sampai berbuat hal yang dapat membahayakan dirinya sendiri, terutama saat sedang sendirian.

Bunuh diri di kalangan kepolisian ternyata menjadi fenomena yang mengenaskan dan terus berulang sampai sekarang. Menurut Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, peristiwa personel polisi bunuh diri itu terus berulang dari tahun ke tahun.

Neta mengungkapkan, tahun 2012 tercatat hanya ada seorang anggota polisi yang bunuh diri, yakni di Sumatera Utara. Tahun 2013, kejadian itu naik menjadi dua orang, dan tahun 2014 terdapat tujuh anggota kepolisian yang bunuh diri. Sebagian besar gantung diri di rumahnya.

Lalu pada tahun 2015, terdapat tiga kasus bunuh diri dilakukan anggota Polri, yaitu Briptu Guntur, anggota Satuan Reserse Kriminal Polres Sukabumi Kota, Jawa Barat. Dia ditemukan tewas di rumah kontrakannya Jalan Taman Bahagia Kota Sukabumi. Diduga mengakhiri hidup dengan senjata api. Polres Sukabumi menyebutkan kasus ini berawal saat korban cekcok dengan pacarnya.

Kasus berikutnya, anggota Satuan Sabhara Polda Riau, Bripka Rizki Habibi yang mencoba bunuh diri dengan menyarangkan peluru ke dada sebelah kiri. Kejadiannya di halaman Bank BNI 46 Jalan Sudirman, Pekanbaru. Diduga juga berlatar belakang asmara.

Peristiwa ketiga, bunuh diri dilakukan Aiptu Antoni Sarito Gultom, anggota Polsekta Samarinda Ilir, Kalimantan Timur. Korban ditemukan tewas di rumahnya, Perumahan Kalimanis Blok D RT 23 No 109 Sungai Kapih, Rabu (22/1). Ia menembak kepalanya dengan senjata api. Diduga kuat korban stres berat.

Pada awal tahun 2016 ini, publik pun dikejutkan dengan kematian Kanit Resmob/Tipikor Polresta Bandarlampung Iptu M Syahir Perdana Lubis. Polisi ganteng yang jadi idola terutama di media sosial itu, ditemukan tak bernyawa dengan kepala berlubang ditembus peluru dari senjatanya sendiri.

Kendati pihak kepolisian sudah menjelaskan penyebab Iptu Syahir bunuh diri, karena penyakit dideritanya, namun publik seperti belum bisa mempercayainya.

Publik tetap tak mudah mempercayai, polisi ganteng, berpangkat, dan hidup berkecukupan itu, mengingat keluarganya juga tergolong mampu, tiba-tiba memutuskan mengakhiri hidupnya "hanya" karena sakit lambung yang dideritanya.