Mendikbud: Komunikasi cegah anak ikut paham radikal

id mendikbud, anies baswedan, komunikasi cegah perlikau radikal

Mendikbud: Komunikasi cegah anak ikut paham radikal

Mendikbud, Anies Baswedan ((ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)

...Perlu adanya komunikasi intensif antara orang tua dan anak maupun guru dan anak. Dengan komunikasi yang baik, maka dapat mencegah anak masuk dalam paham radikal, ujar Mendikbud ...
Jakarta (ANTARA Lampung) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan komunikasi yang baik antara anak dengan orang tua maupun anak dengan guru dapat mencegah anak ikut paham radikal.

"Perlu adanya komunikasi intensif antara orang tua dan anak maupun guru dan anak. Dengan komunikasi yang baik, maka dapat mencegah anak masuk dalam paham radikal," ujar Mendikbud usai pelantikan Pengurus Besar Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (PB KB-PII) di Jakarta, Minggu.

Mendikbud mengatakan terdapat empat hal yang menyebabkan anak berubah, yakni narkoba, mengalami kekerasan, pornografi, dan pikiran menyimpang. Pikiran menyimpang di sini lebih pada paham radikal.

"Ketika muncul masalah itu, segera lakukan komunikasi yang intensif dengan anak. Jangan sampai anak menjadi korban," jelas dia.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga dalam waktu dekat akan mengeluarkan panduan singkat mengenai cara menghadapi tindakan terorisme itu.

Panduan singkat itu, terdiri atas dua bentuk, yakni pertama panduan untuk guru dalam berbicara dengan siswa tentang kejahatan terorisme dan kedua panduan bagi orang tua untuk bicara terorisme dengan anaknya.

Ketua Umum PB KB-PII Nasrullah Larada mengatakan radikalisme muncul akibat pemahaman yang tidak berbasis pada nilai ke-Islaman. Radikalisme juga penuh dengan warna kekerasan.

"Sejatinya perlawanan yang sungguh-sungguh dapat menghentikan dan menangkal aksi terorisme adalah hanya melalui pendidikan. Pendidikan sangat berperan dalam mencegah radikalisme," kata Nasrullah.

KB-PII menaruh perhatian besar pada bidang pendidikan dan turut memberikan sumbangsih melalui sumber daya dan kepakaran yang dimiliki.

"Pendidikan haruslah berorientasi pada pemecahan masalah dan pemenuhan kebutuhan bangsa. Sehingga dunia pendidikan kita bukanlah duniia asing yang berjarak dengan apa yang dibutuhkan," jelas Nasrullah.

KB-PII merupakan "organisasi lanjutan" bagi kader Pelajar Islam Indonesia yang telah purna tugas strukturnya di PII atau organisasi kepelajaran yang memiliki komitmen kebangsaan yang disemangati oleh komitmen ke-Islaman. (Ant)