Yuan melemah, Rupiah menguat

id Yuan melemah, Rupiah menguat

Yuan melemah, Rupiah menguat

Petugas menghitung uang dolar AS di Kantor Cabang BNI Melawai, Jakarta. ( ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)

Beijing (Antara/Xinhua) - Tingkat paritas tengah nilai tukar mata uang Tiongkok renminbi atau yuan, melemah dua basis poin menjadi 6,5628 dolar AS pada Selasa, menurut Sistem Perdagangan Valuta Asing Tiongkok.
        
Di pasar spot valuta asing Tiongkok, yuan diperbolehkan untuk naik atau turun sebesar dua persen dari tingkat paritas tengahnya setiap hari perdagangan.
        
Tingkat paritas tengah yuan terhadap dolar AS didasarkan pada rata-rata tertimbang harga yang ditawarkan oleh pelaku pasar sebelum pembukaan pasar uang antar bank setiap hari kerja.

 Sementara di Jakarta, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa pagi, bergerak menguat sebesar 25 poin menjadi Rp13.855 dibandingkan posisi sebelumnya di level Rp13.880 per dolar AS.
         
"Nilai tukar rupiah bergerak menguat terhadap dolar AS bersama dengan mayoritas kurs di kawasan Asia. Tekanan mata uang di kawasan Asia akibat turbulensi di pasar saham Tiongkok sepertinya mulai mereda," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Selasa.
         
Dari dalam negeri, lanjut dia, sentimen positif bagi nilai tukar domestik juga datang dari data Indeks Penjualan Ritel yang membaik pada periode November 2015. Data yang dirilis Bank Indonesia, indeks penjualan ritel Indonesia naik dari 8,8 persen menjadi 10,2 persen.
         
"Namun, meski fundamental ekonomi domestik terus menunjukan perbaikan, sentimen itu masih dibatasi oleh sentimen negatif dari eksternal," katanya.
         
Sementara itu, Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong mengatakan bahwa penguatan nilai tukar rupiah masih cenderung terbatas dikarenakan pelaku pasar uang masih khawatir oleh belum adanya kepastian dari kebijakan bank sentral Tiongkok terhadap perekonomian dan mata uangnya.
         
"Sejak awal 2016 Tiongkok terus menjadi sorotan, pelaku pasar terus mencermati data yang dapat mengukur seberapa tajam pelambatan di ekonomi terbesar kedua di dunia itu," katanya.
         
Di sisi lain, menurut dia, penguatan nilai tukar rupiah juga belum sepenuhnya ditopang oleh fundamental ekonomi domestik, pelaku pasar masih mencermati seberapa cepat pembangunan infrastruktur di dalam negeri dilaksanakan.
         
Ia menambahkan bahwa pelaku pasar juga sedang menanti kebijakan dari otoritas moneter untuk menurunkan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia.
         
"Diharapkan kebijakan penurunan suku bunga dapat mendorong daya beli masyarakat dapat terus tumbuh sehingga menjaga fundamental ekonomi domestik," katanya.