Warga Bandarlampung "kesulitan" Dapatkan Premium Dan Solar

id bbm turun,spbu,bensin premium, warga kesulitan

Warga Bandarlampung "kesulitan" Dapatkan Premium Dan Solar

Seorang petugas SPBU di Bandarlampung tampak mengisi tanki mobil dengan premium. (FOTO ANTARA LAMPUNG/Hisar Sitanggang)

Bandarlampung  (ANTARA Lampung) - Warga Kota Bandarlampung kesulitan mencari bahan bakar minyak jenis premium dan solar pada sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum pascapengumuman penurunan harga yang dilakukan oleh Pemerintah.

Berdasarkan pantauan di beberapa SPBU di Kota Bandarlampung, seperti di Jalan Sultan Agung, tidak tersedia BBM jenis solar.

Seorang warga mengaku kecewa karena pemerintah dalam hal ini Pertamina tidak bisa mengantisipasi kejadian tersebut.

"Semestinya sudah diprediksikan bahwa akan terjadi lonjakan pembelian karena warga mengetahui bakal ada penurunan harga, sehingga mereka membelinya saat sudah diumumkan turun yang semestinya mengisi pada satu hari sebelumnya," ucap Supangat, warga Kota Bandarlampung.

Dia mengaku tidak termasuk dalam kelompok orang tersebut yang menanti penurunan harga baru membeli, karena angkutannya dengan bahan bakar jenis solar harus berjalan setiap hari.

"Saya tetap mengisi setiap hari, memang tidak banyak karena itulah kemampuannya. Namun, ketika hari ini mau mengisi di sejumlah SPBU habis," imbuhnya, kecewa.

Kekecewaan juga dilontarkan seorang perempuan yang memiliki kendaraan berbahan bakar solar, karena tidak mendapatkan di SPBU tempatnya mengisi seperti biasa.

"Saya sering mengisi di SPBU Jalan Sultan Agung, tetapi ketika tadi ke sana tidak ada tulisan kalau solar kosong. Jadi kecewalah, dan saya kembali ke rumah untuk parkirkan mobil, dan aktivitas gunakan sepeda motor," ujarnya.

Pantauan beberapa jam setelah diturunkan harga jual BBM pada SPBU lainnya pun demikian, bahkan ada yang memajang tulisan yang menyebutkan BBM jenis premium dan solar stoknya kosong.

Kondisi yang sama juga tampak di SPBU 24.352.44 di Jalan Gatot Subroto dan di SPBU 2434137, Jalan M Nur, Palapa.

Kondisi ini pun membuat masyarakat panik, sebab premium sulit didapat padahal harganya telah turun jika pun ada harga belum turun.

"Saya dapat premium, tapi harganya belum turun masih harga lama," ungkap Tama, salah seorang warga Kota Bandarlampung.

Warga lainnya Basroy mengatakan kesulitan mencari premium yang biasanya selalu tersedia di sejumlah SPBU di kota itu.

"Saya tidak mengejar karena harga turun, tapi memang kebutuhan untuk bahan bakar sepeda motor," katanya.

Sehari sebelum diumumkan penurunan harga BBM oleh pemerintah, Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswanamigas) Provinsi Lampung menyatakan stok bahan bakar minyak dari Pertamina aman kendati harga BBM turun.

"Kendati harga BBM nonsubsidi seperti pertamax dan pertalite serta BBM bersubsidi seperti premium dan solar turun dipastikan stoknya aman," tutur anggota Hiswanamigas Provinsi Lampung Doni Irawan.

Ia mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir stok BBM di stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) akan habis menyusul turunnya harga BBM.

Menurut dia, pihak Pertamina sudah menjamin stok aman sehingga berapa pun kebutuhan dari SPBU akan terus disuplai.

"Dari pantauan di lapangan terdapat beberapa SPBU di Rajabasa yang stok premiumnya habis karena belum dikirim oleh Pertamina," ujarnya.

Doni mengakui ada beberapa SPBU di daerah itu yang stok BBM-nya habis karena belum disuplai dari Pertamina setempat.

"Kalau stok kosong itu tidak ada. Itu karena belum dikirim oleh Pertamina saja. Intinya Pertamina sudah menjamin stok aman dengan turunnya harga," jelasnya.

Terkait penimbunan, ia menyatakan kemungkinan tak akan terjadi mengingat Pertamina sudah me-"warning" pengusaha untuk tidak melakukan itu dan menjaga stok di SPBU aman.

"Kalau penimbunan jelas dilarang dan akan mendapat tindak pidana serta sanksi dari Pertamina," tegas Doni Irawan.

Namun, ketika dihubungi sehari setelah penurunan harga, Doni mengakui terjadi kekosongan di sejumlah SPBU karena pasokan dari Pertamina yang kurang lancar.

"Persoalan utama adalah tingginya pembelian oleh warga pascapengumuman penurunan harga. Banyak warga yang sengaja ingin menikmati harga baru yang jelas lebih murah, sehingga terjadi percepatan pengurangan di tangki penimbunan di SPBU," paparnya.

Pemerintah Pusat pada Selasa (5/1) menurunkan harga BBM. Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang mengatakan, harga pertamax diturunkan sebesar Rp200 per liter dari Rp8.650/liter menjadi Rp8.450/liter. Harga pertalite pun akan turun Rp250/liter dari Rp8.200/liter menjadi Rp7.950/liter.

"Harga pasar yang memang harus turun. Kalau nonsubsidi kan, sederhana. Harga minyak dunia dan kurs naik, ya, harga (BBM) naik dan sebaliknya," kata dia.

Pemerintah juga menurunkan harga premium dan solar bersubsidi. Harga premium bersubsidi di luar Jawa, Madura dan Bali turun dari Rp7.300/liter menjadi Rp6.950/liter. Sementara itu, harga solar bersubsidi turun dari Rp6.700/liter menjadi Rp5.650/liter.

Pemerintah telah menetapkan harga solar turun dari Rp6.700/liter menjadi Rp5.650/liter, lalu harga premium untuk di luar Jawa, Madura, dan Bali turun dari Rp7.300/liter menjadi Rp6.950/liter. Sedangkan harga premium untuk Jawa, Madura, dan Bali turun dari Rp7.400/liter menjadi Rp7.050/liter.



Pertamina akui keterlambatan

Pengiriman bahan bakar minyak oleh Pertamina ke sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum di Kota Bandarlampung terlambat, sehingga terjadi kelangkaan di wilayah tersebut.

"Tadi saya sudah melakukan pengecekan di sejumlah SPBU, memang masih ditemukan kelangkaan premium dan solar," kata Senior Sales BBM Pertamina Lampung Teuku Desky Arifin.

Dia mengatakan, memang terjadi keterlambatan pengiriman, sebab Pertaminan lebih dulu mengirim SPBU di luar Kota Bandarlampung.

Padahal, lanjut dia, Pertamina sudah menyiasatinya dengan memulai pengiriman sejak pukul 00.00 WIB hingga 20.00 WIB, tetapi masih saja terjadi keterlambatan.

"Ini bukan hanya karena faktor keterlambatan, tapi daya beli masyarakat yang tinggi setelah harga BBM turun," dalihnya.

Ia melanjutkan, seharusnya masyarakat tidak perlu khawatir kehabisan premium atau pun solar, sebab Pertamina sudah memiliki stok untuk jangka waktu 14 hari ke depan.

"Masyarakat seharusnya tidak perlu khawatir kehabisan premium atau solar sebab stok kita hingga 14 hari ke depan," ucapnya.

Menurutnya, sejak kemarin peningkatan daya beli masyarakat naik dua kali lipat, sehingga banyak SPBU yang kembali kosong dan Pertamina harus kembali mengisinya ini terjadi di luar Kota Bandarlampung.

Akibatnya ini berdampak pada SPBU Kota Bandarlampung yang terlambat pengirimannya, pihaknya pun tidak menambah armada pengiriman sebab hanya itu yang dimiliki.

"Kemungkinan besok akan kembali normal, sebab sampai saat ini Pertamina masih terus melakukan pengiriman," imbuhnya.

Terkait dugaan adanya permainan oleh oknum, ia melanjutkan hal itu sudah menjadi wewenang kepolisian, sebab Pertamina hanya bertanggung jawab dari depot ke SPBU.

"Jika ada mafia itu sudah menjadi tanggung jawab pihak kepolisian yang harus menindak tegas," kata dia. (Ant)