Harga Komoditas Unggulan di Bandarlampung Bertahan Rendah

id kopi, kopra, cengkih

Harga Komoditas Unggulan di Bandarlampung Bertahan Rendah

Ilustrasi. Petani meratakan biji kopi Gununglabuhan, Waykanan, Lampung. (FOTO ANTARA/Gatot Arifianto/dok)

Bandarlampung, (Antara Lampung) - Harga komoditas unggulan di Kota Bandarlampung Provinsi Lampung memasuki akhir tahun masih bertahan rendah, karena kualitasnya yang buruk terpengaruh musim kemarau.

"Komoditas unggulan yang terkumpul di Bandarlampung sedang buruk, karena musim kemarau panjang kemarin," kata Narmo Setiawan, agen komoditas unggulan, di Bandarlampung, Senin.

Dia memperkirakan kualitas komoditas unggulan ini akan stabil pada bulan lima hingga bulan tujuh.

Ia melanjutkan, akibat musim kemarau beberapa waktu lalu dampaknya masih dirasakan hingga saat ini, terutama bagi para agen komoditas.

"Komoditas yang diterima masih berkualitas buruk, untuk kakao warnanya hitam seperti matang namun jika dibuka sangat buruk atau busuk," kata dia pula.

Harga kakao untuk saat ini masih bertahan rendah, yakni Rp34.500/kg, dan kakao yang kualitasnya bagus bisa mencapai Rp36.000/kg hingga Rp38.000/kg.

Agen komoditas lainnya Baskoro mengatakan, harga kopra berada di angka paling rendah yakni Rp5.000/kg hingga Rp6.000/kg, bulan lalu masih bertahan Rp10.500/kg.

Ia menjelaskan kualitas kopra sangat buruk, hasil panen para petani banyak gagal dan yang dijual pun hanya sedikit.

Peralihan musim ini, lanjut dia, membuat para petani banyak yang membenahi tanamannya agar pada musim panen nanti hasilnya akan bagus.

Sedangkan harga lada hitam bertahan Rp107.000/kg dan lada putih bertahan Rp150.000/kg.

Sudah satu bulan lebih, harga lada itu bertahan rendah dengan permasalahan yang sama yakni kualitas barang kurang baik.

"Untuk biji kopi robusta harganya bertahan Rp19.000/kg, harga ini tergolong sangat rendah," kata dia lagi.

Sedangkan untuk komoditas cengkih masih bertahan rendah yakni Rp110.000/kg.***3***