Presiden COP 21 janjikan keterbukaan dan transparansi

id pavilun indonesia di paris, konferensi perubahan iklim

Presiden COP 21 janjikan keterbukaan dan transparansi

KTT Perubahan Iklim Paviliun Indonesia yang berlokasi di Hall 2B, Paris Le Bourget, terus dibenahi menjelang pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim (Conference of Parties/COP) 21 di Paris, Prancis, Minggu (29/11). (ANTARA FOTO/Virna Pusp

Paris (ANTARA Lampung) - Presiden Conference of Parties (COP) 21 Laurent Fabius mengatakan akan memastikan Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim ini akan dilaksanakan dengan terbuka dan transparan.

"Harapannya konferensi di Paris akan dapat menyelesaikan dan mengadopsi hasil ADP (Ad Hoc Working Group on the Durban Platform for Enhanced Action, red.). Kita hanya punya waktu pendek 11 hari untuk hasilkan instrumen verifikasi legal dan harus berhasil," kata Fabius saat membuka COP 21 di The Paris Le Bourget, Paris, Prancis, Senin.

Ia mengatakan bahwa pihaknya telah banyak bertemu dan menerima banyak masukan dari berbagai pihak di berbagai negara. Oleh karena itu, dirinya berjanji akan bersikap terbuka dengan menerima masukan dari berbagai pihak dari berbagai negara.

"Saya akan terbuka dengan masukan dari semua. Prancis negara independen dan akan menempatkan semua di negara di posisi yang sama. Oleh karena itu, semua akan diakomodasi di sini (COP 21)," kata Fabius.

Ia juga menegaskan tidak akan ada agen terselubung sehingga dirinya selaku Presiden COP 21 akan benar-benar mendapat kepercayaan dari semua. Akan terbuka banyak opsi yang muncul. Namun, harapannya akan ada kesepakatan di ADP yang mampu menghasilkan final kebijakan politik.

Sukses COP 21, menurut dia, belum di tangan. Untuk bisa mencapai keberhasilan masih relatif banyak yang perlu dilakukan melalui presentasi komitmen setiap negara dalam menahan peningkatan suhu 2 derajat Celsius.

Sebelum menyerahkan jabatan Presiden COP, Menteri Lingkungan Peru yang selama ini menjabat sebagai Presiden COP 20 dan CMP 10 Manuel Pulgar-Vidal mengatakan b ahwa "legally binding" yang ingin dicapai pasca-2020.

"Itu harus bisa ditunjukkan kepada seluruh dunia bahwa kesepakatan dapat dihasilkan di konferensi ini. Ada 195 perwakilan negara yang bertanggung jawab untuk memberikan hasil terbaik untuk dunia dalam konferensi ini," ujar dia.

Kesepakatan itu, menurut dia, seharusnya dapat tercapai mengingat 150 kepala negara dan pemerintahan hadir untuk memberikan dukungan politiknya sehingga apa yang ditargetkan untuk menyelamatkan bumi dari perubahan iklim dapat tercapai.