Negara Teluk didesak terima pengungsi Suriah

id Negara Teluk didesak terima pengungsi Suriah

Negara Teluk  didesak terima pengungsi Suriah

Seorang wanita Suriah duduk bersama anak-anaknya di luar kantor imigrasi Lebanon pada pos perbatasan Masnaa, setelah menyeberang dari Suriah ke Majdal Anjar, Lebanon, pada Senin (23/7/2012) (americanprogress.org)

Evry, Prancis (Antara/AFP) - Perdana Menteri Prancis Manuel Valls menyeru negara-negara Teluk untuk menerima lebih banyak pengungsi yang melarikan diri dari Suriah seraya mengatakan "bencana kemanusiaan" bisa meletus di Balkan jika Eropa tidak mengontrol perbatasannya.
        
"Saya akan mengatakannya lagi, Eropa tidak dapat menerima semua pengungsi yang berasal dari Suriah. Itu sebabnya kita perlu solusi diplomatik, militer dan politik di Suriah," kata Valls pada Jumat malam.
        
"Setiap negara harus memainkan perannya, saya terutama berpikir tentang negara-negara Teluk," kata perdana menteri saat diskusi dengan warga Evry di pinggiran Paris, yang fokus pada reaksi terhadap serangan yang mengguncang ibukota dua pekan lalu .
        
Sebagian besar dari sekitar empat juta pengungsi Suriah yang melarikan diri dari negara mereka sejak perang saudara pecah telah melakukan perjalanan ke negara tetangga Libya, Jordania atau Turki.
        
Tapi Arab Saudi, Qatar, UEA dan negara-negara Teluk lainnya tetap menutup negaranya untuk para pengungsi itu, sementara Eropa berjuang untuk mengadopsi kebijakan umum terhadap ratusan ribu pengungsi yang tiba di perbatasannya.
        
Kecuali perbatasan Uni Eropa dikendalikan dengan baik "kita akan melihat bencana kemanusiaan di Balkan pada musim dingin ini dan Eropa akan kembali ditutup," kata Valls.
        
Dan sementara perdana menteri menolak adanya hubungan antara pengungsi asli dan terorisme, ia juga menyoroti bahaya jika teroris diizinkan masuk ke Uni Eropa bersama orang-orang yang melarikan diri dari perang - karena tampaknya itulah kasus yang terjadi dengan beberapa dari mereka yang bertanggung jawab atas serangan Paris.
        
"Yang dibutuhkan hanya beberapa teroris menyelinap bersama arus masuk pengungsi, dan orang-orang Eropa mengatakan, 'Tunggu, jika teroris masuk bersama dengan pengungsi, maka berarti setiap pengungsi bisa menimbulkan ancaman', " katanya.
        
Lebih dari 800 ribu imigran telah tiba di Eropa melalui laut sejak awal tahun, dengan mayoritas berasal dari Timur Tengah.