Suku bunga tinggi akibatkan daya saing Indonesia lemah

id Suku bunga tinggi akibatkan daya saing Indonesia lemah

Suku bunga tinggi akibatkan daya saing Indonesia lemah

Uang Rupiah baru. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Jakarta (Antara Lampung) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan suku bunga perbankan yang tinggi menjadi satu dari empat kelemahan Indonesia dalam persaingan bisnis dengan negara lain.
        
"Kalau kita masih tingkat bunganya lima persen sampai 11 persen, namun di Malaysia lima persen, kita kalah di sini. Apalagi di China," kata JK dalam sambutannya saat Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2015 di Balai Sidang Jakarta pada Selasa petang.
        
Menurut JK, untuk memperbaiki ekonomi dalam negeri, perbankan juga perlu menurunkan suku bunga untuk kredit usaha rakyat (KUR).
        
Dengan penurunan suku bunga tersebut maka tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat bisa meningkat.
       
"Lebih mahal bunga untuk UKM. Saya sebagai pengusaha, saya minta turunkan apapun risikonya," tegas JK.
        
JK menjelaskan, untuk meningkatkan pertumbuhan investasi di Indonesia, perbankan perlu memberikan tawaran yang menarik bagi pelaku usaha seperti suku bunga yang rendah.
        
"Tidak mungkin terjadi dua-duanya, bunga tinggi dan investasi tinggi," kata Wapres.
        
Selain itu, kelemahan kedua Indonesia dalam persaingan ekonomi dengan negara lain adalah fasilitas infrastruktur dan sektor logistik.
        
Pemerintah, jelas Wapres, saat ini sedang dalam proses membangun sejumlah infrastruktur di pusat dan daerah untuk mendongkrak ekonomi sekaligus menambah lapangan pekerjaan.
        
Kelemahan ketiga Indonesia menurut JK adalah proses birokrasi untuk usaha yang masih berbelit dan mahal.