Turunkan harga gas

id turunkan harga gas, pemerintah diminta turunkan harga gas

...Dampak jangka panjang yang didapat jauh lebih besar dengan semakin bergeraknya dunia usaha," ujarnya...
Jakarta (ANTARA Lampung) - Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Dito Ganinduto meminta pemerintah menurunkan harga gas bumi untuk meningkatkan daya saing industri nasional.

"Saat ini, harga gas di Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura," katanya di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, penurunan harga gas tersebut bisa menjadi menjadi satu rangkaian rencana penurunan harga BBM dan listrik sebagai bagian paket kebijakan ekonomi jilid ketiga yang akan dirilis pemerintah pada Kamis (8/10).

"Di tengah kondisi perekonomian seperti ini, pemerintah mesti membantu industri melalui penurunan harga energi, sehingga industri tidak kolaps dan menimbulkan gelombang PHK," ujarnya.

Ia mengatakan, harga gas di Indonesia saat ini bervariasi antara delapan hingga di atas 10 dolar AS per MMBTU. Sementara, harga gas bumi di Malaysia hanya sekitar 4,5 dolar per MMBTU dan Singapura 3,8 dolar per MMBTU.

"Ini jelas membuat industri tidak bisa bersaing di pasar," ucapnya.

Dito mengatakan, penurunan harga gas tersebut bisa dilakukan dengan sejumlah upaya antara lain menurunkan bagian (split) bagi hasil negara di hulu migas. Dalam jangka pendek, penurunan split itu memang berdampak pada penurunan penerimaan negara.

"Dampak jangka panjang yang didapat jauh lebih besar dengan semakin bergeraknya dunia usaha," ujarnya.

Pemerintah jangan hanya melihat dari sisi jangka pendeknya saja, tapi dalam jangka panjang, penurunan harga gas akan memberikan manfaat lebih besar.

Selain "split", upaya lain menurunkan harga gas adalah membentuk badan penyangga (aggregator) gas.        "Melalui pembentukan badan penyangga tersebut harga gas akan lebih murah," imbuhnya.

Dengan harga gas lebih murah, maka industri pemanfaat gas mulai dari pabrik pupuk, petrokimia, pembangkit listrik, dan lainnya seperti keramik dan kaca, akan berkembang dan menyumbangkan manfaat bagi negara lebih besar lagi, tambah Dito. (Ant)