Ini Penjelasan PLN Lampung Kenapa Listrik "Byar-Pet"

id Listrik Byar-Pet, PLN Lampung, Pemdaman Bergilir

Ini Penjelasan PLN Lampung Kenapa Listrik "Byar-Pet"

Alam Awaludin, Manager Distribusi PLN Lampung. (FOTO: Antaralampung/Budisantoso Budiman)

Bandarlampung (ANTARA Lampung) - Kenapa aliran listrik PLN di Lampung belakangan ini mati-hidup ("byar-pet") terus sepanjang hari, sehingga dikeluhkan pelanggan dan warga di daerah ini?

Inilah penjelasan pihak PT PLN Distribusi Lampung tentang pemadaman aliran listrik itu.

Pemadaman bergilir aliran listrik di Provinsi Lampung, menurut PT PLN berlangsung sejak 25 September 2015, karena defisit daya listrik sangat besar antara siang dan malam hari sekitar 80 megawatt, sehingga dilakukan pengurangan beban dengan pemadaman bergilir.

Manager Distribusi PT PLN Lampung, Alam Awaludin, di Bandarlampung, Jumat (2/10), menjelaskan penyebab defisit daya listrik di daerah ini adalah berkurang kemampuan daya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batutegi dan PLTA Way Besai, karena debit air berkurang akibat kemarau panjang.

"Selain itu, transfer daya listrik dari sistem Sumatera Bagian Selatan juga berkurang," katanya.

Alam merincikan, pada saat normal transfer daya listrik siang hari berkisar 200--250 MW, namun saat ini rata-rata yang bisa ditransfer hanya berkisar 146--208 MW, dan saat malam dalam kondisi normal, transfer daya listrik bisa mencapai 342 MW namun saat ini yang bisa ditransfer hanya berkisar 228--290 MW.

"Kondisi tersebut menimbulkan defisit daya listrik, sehingga kami memberlakukan pemadaman bergilir," ujarnya lagi.

Dia menguraikan pula rincian penyebab transfer daya listrik yang berkurang itu, yaitu PLTA yang ada tidak optimal karena musim kemarau berkepanjangan, pembangkit listrik tenaga gas tidak optimal karena kabut asap yang terjadi di Sumatera Bagian Tengah dan Selatan menyebabkan filter inlet mengalami gangguan yang berakibat penurunan daya mampu pembangkit, serta beberapa pembangkit gas mengalami gangguan.

"Penyebab lainnya adalah adanya pemeliharaan beberapa pembangkit, di antaranya PLTU Bukit Asam 1 dan 2, dan PLTG Keramasan 2 dan 3," kata Alam.

Ia juga menyebutkan penyebab berikutnya adalah beberapa pembangkit mengalami gangguan, di antaranya PLTU IPP Banjarsari 1, dan PLTG Talang Duku 2, Borang 1 dan 2, Indralaya, dan Gunung Megang.

Alam menjelaskan, daya mampu pembangkit Lampung dan transfer dari Sumatera Selatan dalam kondisi normal rata-rata sekitar 865 MW, dipasok oleh pembangkit sebesar 540 MW dan transfer 325 MW, dengan beban puncak tertinggi yang pernah tercapai 854 MW sehingga terdapat surplus 11 MW.

"Agar pasokan listrik Lampung handal, maka perlu tersedia cadangan minimal sebesar pembangkit terbesar di Lampung, yaitu 100 MW dan untuk mencapai keandalan yang cukup maka dibutuhkan cadangan pembangkit sebesar 30 persen dari beban puncak atau sekitar 256 MW," ujar dia.

Dia menegaskan, dengan kondisi defisit daya listrik di Lampung itu, terjadi pengurangan beban pagi, siang, dan malam, untuk menjaga kestabilan sistem sehingga tidak terjadi "black out" atau pemadaman total.

Pihaknya dalam jangka pendek mengupayakan mempercepat perbaikan pembangkit yang terganggu dan mempercepat proses pemeliharaan.

PT PLN Lampung mengimbau pelanggan agar menggunakan listrik dengan hemat dan seperlunya untuk menjaga kestabilan pasokan listrik terutama pada saat beban puncak pukul 17.00--22.00 WIB.

Pihaknya juga menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pelanggan atas ketidaknyamanan yang dirasakan akibat pemadaman listrik yang terjadi saat ini.

"Atas kondisi ini, manajemen beserta seluruh pegawai PLN Distribusi Lampung memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh pelanggan," kata Alam Awaludin.