Harga Komoditas Unggulan Di Bandarlampung Turun

id harga kakao turun, bandarlampung, komoditas unggulan

Harga Komoditas Unggulan Di Bandarlampung Turun

Ilustrasi Pekebun memanen buah lada di kebunnya yang berada di Karangagung, Blambangan Umpu, Waykanan, Lampung. (FOTO ANTARA LAMPUNG/Gatot Arifianto)

Bandarlampung  (ANTARA Lampung) - Harga komoditas unggulan di Bandarlampung Provinsi Lampung pada pekan terakhir September 2015 di tingkat agen menurun akibat kualitas barang rendah.

"Harga komoditas sekarang anjlok, sebab kualitasnya rendah," kata Adi, agen komoditas unggulan, di Bandarlampung, Senin.

Dia mengatakan, harga kakao saat ini bertahan Rp30.000/kg, dari sebelumnya mencapai Rp35.000/kg.

"Biji kakao yang mereka jual banyak yang kempes atau terlalu kering, tidak mencapai standar ekspor," kata dia.

Menurutnya, musim kemarau ini banyak petani yang gagal panen, serangan hama pun menyebabkan pasokan kakao sedikit berkurang dan kualitasnya juga menurun.

Sedangkan biji kopi robusta dari semula harganya Rp23.000/kg, saat ini anjlok pada kisaran Rp19.000/kg hingga Rp20.000/kg.

Selain itu, pasokan kopi ke tingkat agen mulai menurun, seiring dengan banyak petani yang mengalami gagal panen karena pengaruh musim kemarau.

Kekeringan membuat bunga kopi menjadi kering, dan menurunkan produksi buah kopi pada musim panen.

Adi menyebutkan pula, harga lada hitam Rp118.000/kg, dari sebelumnya mencapai Rp120.000/kg.

Sedangkan lada putih harganya Rp145.000/kg, dari harga sebelumnya Rp150.000/kg hingga Rp160.000/kg.

"Lada harganya juga mengalami penurunan, permintaan ekspor juga menurun, dan itu salah satu faktor yang menyebabkan harga turun. Padahal petani sedang masuk masa panen," katanya lagi.

Sedangkan cengkih harganya masih sama seperti pekan lalu, yakni Rp80.000--Rp86.000/kg, padahal normalnya bisa mencapai Rp100.000/kg hingga Rp120.000/kg.

Penurunan harga komoditas unggulan ini, disebabkan oleh turun permintaan dari pabrik rokok.