Lampung Bidik Pasaran Kopi Timur Tengah

id pasaran kopi, timur tengah, kabupaten tanggamus

Lampung Bidik Pasaran Kopi Timur Tengah

Ilustrasi Petani meratakan biji kopi di Negeri Ujan Emas, Gununglabuhan, Waykanan, Lampung. (FOTO ANTARA/Gatot Arifianto)

Bandarlampung  (ANTARA Lampung) - Pemerintah Provinsi Lampung dan eksportir kopi setempat membidik Timur Tengah sebagai tujuan baru pemasaran karena adanya peningkatan permintaan dari negara-negara di kawasan tersebut.

Staf Ahli Pemprov Lampung Prof Dr Ir Wan Abas Zakaria di Badarlampung, Selasa mengatakan selama ini negara tujuan ekspor kopi Lampung kebanyakan berada di Benua Eropa dan Asia.

Sejumlah negara tujuan ekspor kopi Lampung di antaranya Al Jazair, Armenia, Belgia, Bulgaria, Repubik Ceko, Swiss, Inggris, Afrika Selatan, Rumania, Iran, Amerika Serikat dan Swedia.

Sementara dari data, jumlah ekspor kopi Robusta Lampung pada Agustus 205 mencapai 45 juta Dolar AS, dengan total produksi sebanyak 45,6 ribu ton. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya yang tercatat 37,1 juta dolar AS dengan total produksi 21,89 ribu ton.

Guna mengatur tata niaga kopi Lampung, Gubernur setempat telah menerbitkan peraturan gubernur tentang tata kelola dan tata niaga kopi di Provinsi Lampung.

Pergub tersebut akan mengatur mutu biji kopi, persyaratan untuk masuk ekspor dan berlaku efektif mulai 1 Januari 2017.

Provinsi Lampung merupakan pemasok kopi Robusta di Tanah Air dengan produksi rata-rata 100.000--120.000 ton per tahun. Luas areal perkebunan kopi sekitar 163.837 hektare dan tersebar di Kabupaten Lampung Barat Tanggamus, Lampung Utara, Waykanan, dan Pesawaran..

Sekretaris Jenderal Asosiasi Petani Kopi Indonesia (Apeki) H. A.Hamidi mengkhawatirkan produksi kopi akan merosot karena pengaruh kemarau yang cukup panjang.

"Kalau dalam dua atau tiga bulan ke depan tidak ada hujan, akan sangat berpengaruh terhadap hasil panen. Kecuali di daerah dataran tinggi seperti di Sumberjaya, Lampung Barat," kata dia.

Guna menutupi kekurangan pendapatan petani, ia telah menyarankan petani melakukan tumpangsari dalam kebun dengan tanaman lada menggunkan tajur tanaman pelindung.

"Lada selain merupakan tanaman khas Lampung selain kopi, bisa ditanam serentak memanfaatkan tanaman pelindung sebagai tajurnya. Apalagi buah lada harganya selalu tinggi," katanya, yang tinggal di Kabupaten Tanggamus itu..