M Sonny Sasongko Atlet Wushu yang Ingin Jadi Polisi

id Sonny Sasongko, Atlet Wushu Lampung, Wushu

M Sonny Sasongko Atlet Wushu yang Ingin Jadi Polisi

M Sonny Sasongko, atlet wushu Lampung yang bercita-cita jadi polisi. (FOTO: ANTARA Lampung/Ist)

Bandarlampung (ANTARA Lampung) - Muhamad Sonny Sasongko, salah satu atlet wushu Provinsi Lampung, kini sudah menjadi mahasiswa dan kuliah di Jurusan Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Lampung (2015/2016).

Lulusan SMA Negeri 1 Natar Kabupaten Lampung Selatan yang lahir di Tanjungkarang, 8 Februari 1998, putra pertama dari pasangan Syarjoni (ayah) dan Eni Lestiorini Jaib (ibu) ini, bercita-cita menjadi polisi.

Sonny menuturkan, dia menggemari wushu sejak kecil, dan hingga kini masih terus berlatih wushu serta mengikuti berbagai kejuaraan lokal maupun nasional.

Dia termasuk atlet wushu Pra Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016 di Bandung (Jawa Barat) untuk jurus nan quan dan nan gun, dengan menargetkan dapat meraih dua medali emas bagi kontingen daerah Lampung.

Prestasi yang pernah diraih Sonny, antara lain Juara II Chang Quan Junior Putra di Bandung (2011), 8 besar Kejurnas di Bandung (2011), Juara I Junior B Nan Quan (2013), Juara III Junior B Daosu di Lampung (2013), Juara III Junior B (nan quan) Piala Sri Sultan HB X di Yogyakarta (2013), Juara I Nan Gun Junior A Putra Haornas Lampung (2014), lima besar Open Championship di Medan (2014), Juara III Nan Gun Junior A Piala Gubernur Lampung (2015), dan Harapan I Nan Quan Junior A Piala Gubernur Lampung (2015).

Sonny mengaku mendapatkan dukungan penuh dari keluarga, khususnya dari kedua orang tuanya, sehingga bertekad terus berlatih dengan keras agar dapat meraih prestasi terbaik dari cabang wushu ini.

Dia juga berharap, semakin banyak kalangan pelajar dan anak muda di Lampung yang berminat menggeluti dan berprestasi di cabang wushu ini, untuk mengharumkan nama daerah maupun meraih prestasi di tingkat yang lebih tinggi.

Wushu berarti "seni bertempur/bela diri", merupakan istilah yang lebih tepat dibandingkan dengan istilah yang lebih terkenal tapi salah penggunaannya, kung fu, yang berarti "ahli" dalam bidang tertentu, tidak hanya terbatas dalam bela diri.

Kata Wushu berasal dari dua kata yaitu "Wu" dan "Shu". "Wu" adalah ilmu perang, sedangkan arti kata "Shu" adalah seni, sehingga Wushu bisa juga diartikan sebagai seni untuk berperang atau seni beladiri (martial art). Di dalam wushu, kita juga mempelajari seni, olahraga, kesehatan, beladiri dan mental.

Menurut Sonny, mempelajari Wushu tidak hanya terbatas pada hal-hal yang berhubungan dengan gerakan fisik dan kekerasan saja, tetapi juga melibatkan pikiran. Mempelajari Wushu berarti kita juga belajar mengolah pernapasan, memahami anatomi tubuh kita, dan juga mempelajari ramuan atau obat-obatan untuk memperkuat tubuh maupun untuk pengobatan.

Semua kategori seni bela diri China/Tiongkok tradisional, keras dan lembut dapat disebut Wushu. Wushu keras termasuk tinju selatan Nanquan dan tinju panjang Changquan. Wushu lembut termasuk tinju Taiji, Telapak Baguazhang, dan tinju xingyiquan. Adapun seni beladiri Wushu yang telah dikembangkan oleh etnis China yang menetap di wilayah Asia Tenggara (terutama Indonesia) seringkali disebut dengan istilah Kuntao.

Karena itu, Sonny mengajak anak-anak muda untuk mengembangkan olahraga wushu ini, tak hanya untuk berolahraga dan melatih seni bela diri, tapi sekaligus berpeluang meraih prestasi terbaik di cabang olahraga yang makin populer ini.