Jakarta, (Antara) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin pagi, bergerak melemah sebesar 122 poin menjadi Rp14.038 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.916 per dolar AS.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa laju dolar AS menguat kembali terhadap mayoritas mata uang Asia pagi ini menyusul kemungkinan The Fed akan menaikkan suku bunganya pada bulan September 2015.
"Meski masih ada keragu-raguan The Fed menaikkan suku bunga menyusul ekonomi global yang masih melambat, hal itu tetap mendorong pelaku pasar melakukan akumulasi dolar AS," katanya.
Reza Priyambada mengharapkan kebijakan upaya Bank Indonesia menahan pelemahan nilai tukar rupiah lebih dalam dengan beberapa kebijakannya dapat direspons positif oleh pasar sehingga rupiah tidak tertekan lebih dalam.
Beberapa kebijakan yang dilakukan BI, kata dia, di antaranya melakukan intervensi di pasar valas untuk mengendalikan volatilitas rupiah, melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder dengan tetap memperhatikan dampaknya pada ketersediaan SBN bagi inflow, dan likuiditas pasar uang.
Lalu, memperkuat pengelolaan likuiditas rupiah, melalui operasi pasar terbuka (OPT) guna mengalihkan likuiditas ke tenor yang lebih panjang, menyesuaikan frekuensi lelang foreign exchange (FX) swap dari dua kali sepekan menjadi satu kali sepekan. Mengubah mekanisme lelang "term deposit" valas dari "variable rate tender" menjadi "fixed rate tender", menyesuaikan harga (pricing) dan memperpanjang tenor sampai tiga bulan.
Kemudian, menurunkan batas pembelian valas dengan pembuktian dokumen underlying dari yang berlaku saat ini sebesar 100.000 dolar AS menjadi 25.000 dolar AS per nasabah per bulan dan mewajibkan penggunaan nomor pokok wajib pajak (NPWP). Selain itu, melakukan koordinasi dengan pemerintah dan bank sentral lainnya untuk memperkuat cadangan devisa.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta memperkirakan kebijakan stabilisasi oleh Bank Indonesia bisa membantu mencegah penurunan aset rupiah terlalu dalam walaupun dana keluar asing sulit terbendung.
"Untuk beberapa saat rupiah diperkirakan masih dalam tekanan," katanya.
***3***
Berita Terkait
LPS : Tbungan di bawah Rp1 juta bertambah, anjlok di atas Rp5 miliar
Selasa, 30 Januari 2024 21:54 Wib
Firli Bahuri tersangka, kredibilitas KPK anjlok
Jumat, 24 November 2023 15:18 Wib
Jasa Raharja jamin biaya perawatan korban KA Argo Semeru yang anjlok di Kulon Progo
Rabu, 18 Oktober 2023 15:32 Wib
Produktivitas perkebunan anjlok, kopi Lampung makin mahal
Sabtu, 3 Juni 2023 8:03 Wib
Produksi buah sawit petani anjlok
Minggu, 5 Maret 2023 7:30 Wib
Pasar smartphone tahun 2022 anjlok
Senin, 30 Januari 2023 12:11 Wib
Pekan lalu, petani di Lampung Barat buang tomat ke jurang
Selasa, 24 Januari 2023 17:39 Wib
Akibat harga anjlok, petani di Lampung Barat buang tomat ke jurang
Sabtu, 21 Januari 2023 15:41 Wib