Kadin: Pemberdayaan UMKM solusi kelesuan perekonomian nasional

id kamar dagang indonesia, umkm

Kadin: Pemberdayaan UMKM solusi kelesuan perekonomian nasional

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) (ist)

UKM memiliki peran penting dalam menggerakkan ekonomi nasional
Jakarta (ANTARA Lampung) - Kamar Dagang dan Industri mengemukakan pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di berbagai daerah akan menjadi solusi jitu guna mengatasi kelesuan yang sedang melanda kondisi perekonomian nasional saat ini.

"UKM memiliki peran penting dalam menggerakkan ekonomi nasional," kata Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perbankan dan Finansial Rosan Perkasa Roeslani dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.

Rosan mengingatkan dalam jangka waktu lima tahun terakhir, kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) selalu di atas 50 persen.

Sumbangsih UMKM, ujar dia, terhadap penyerapan tenaga kerja juga dinilai selalu berada di atas angka 90 persen.

"Itu berarti, saat ini jumlah tenaga kerja Indonesia di sektor UKM berada di atas 100 juta orang," katanya.

Kadin juga telah mendirikan program Palapa Nusantara Berdikari yang bertujuan melakukan aksi nyata dukungan bagi UMKM daerah. Lembaga itu berada di bawah bidang perbankan dan finansial dari Kadin.

Salah satu realisasi dari program tersebut antara lain Kadin telah menyuntikkan modal usaha sebesar Rp200 juta kepada Koperasi Kerta Semaya Samaniya yang terletak di Desa Nusasari, Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali.

"Kami melihat potensi besar yang dimiliki koperasi ini dalam membantu memberdayakan 1119 petani kakao di Jembrana Bali melalui perubahan pola pikir petani untuk melakukan perubahan secara bertahap maju melalui proses pendampingan dan komunikasi yang intensif," katanya.

Ia memaparkan bahwa tujuan pihaknya adalah mendukung produk lokal berkualitas agar bisa masuk ke pasar nasional bahkan internasional.

Selain itu, ujar dia, pihaknya selama ini terus berkeliling daerah dan memonitor beragam UMKM yang dinilai memiliki produk yang berkualitas dan memiliki nilai ekspor.

Namun, lanjutnya, lantaran sulitnya akses terhadap pemodalan yang memadai, usaha kecil seperti ini kurang mampu mengembangkan dan memasarkan produknya ke level yang lebih tinggi.

Sebagaimana diberitakan, Kementerian Koperasi dan UKM menyusun cetak biru dan road map pembiayaan bagi koperasi dan UMKM di Indonesia yang diharapkan bisa menjadi pedoman pengembangan sektor pembiayaan di masa mendatang.

"Ada banyak skim-skim atau kebijakan soal pembiayaan di Indonesia tapi belum terintegrasi dan terkoordinasi dengan baik dalam satu wadah atau road map yang jelas. Bahkan kita juga belum memiliki cetak biru pembangunan sektor pembiayaan yang terpadu," kata Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM Choirul Djamhari di Jakarta, Minggu (19/7).

Menurut Choirul Djamhari, jika Indonesia tidak segera memiliki cetak biru pembangunan sektor pembiayaan sesegera mungkin maka Indonesia kemungkinan besar akan tertinggal dibandingkan negara lain dalam mengembangkan sektor tersebut.

Sebelumnya, ekonom dari Permata Bank Josua Pardede mengatakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dapat tetap stabil ketika ekonomi sedang lesu, sehingga kegiatan tersebut berpotensi meningkatkan pendapatan masyarakat.

"Siklus ekonomi yang sedang menurun akan cepat berdampak pada korporasi, sedangkan ekonomi UMKM akan jauh lebih stabil," ujar Josua di Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), Jakarta, Rabu (8/7).

Selain itu, menurut dia, UMKM juga dapat bertahan di tengah kelesuan perdagangan karena biasanya bisnis mikro tidak banyak bergantung pada kegiatan ekspor maupun impor.