Bayi gajah Sumatera lahir di CRU Tangkahan

id bayi gajah sumatera, baru lahir

Bayi gajah Sumatera lahir di CRU Tangkahan

Bayi gajah Sumatera yang baru lahir di Conservation Response Unit (CRU) Tangkahan di kawasan ekowisata Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Kabupaten Langkat, Sumatera Utara Minguu pagi (19/7) sekitar pukul 05.00 wib. Foto diambil beberapa menit set

...kelahiran gajah di Tangkahan ini membuktikan bahwa pengelolaan gajah jinak bersama masyarakat ini tetap memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan satwa...
Jakarta (ANTARA Lampung) - Seekor bayi gajah Sumatera (Elephas maximus) lahir di Conservation Response Unit (CRU) Tangkahan di kawasan ekowisata Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Kepala Balai Besar TNGL Andi Basrul dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu, mengatakan bayi gajah perempuan yang lahir pada Minggu pagi (19/7), sekitar pukul 05.00 WIB tersebut belum memiliki nama.

Ia berharap Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) atau Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya (KSDAE) berkenan untuk berkunjung ke Tangkahan sekaligus memberikan nama.

Bayi gajah tersebut lahir dari gajah sumatera berusia 22 tahun bernama Yuni yang ada di CRU Tangkahan. Bayi gajah berjenis kelamin perempuan lahir dengan lancar dan dalam kondisi sehat dengan ukuran lingkar dada 100 cm dengan tinggi badan 83 cm.   Saat ini, menurut dia, di CRU Tangkahan masih terdapat dua gajah betina yang sedang hamil (Olive dan Agustin), yang akan segera melahirkan dalam waktu dekat.

Lebih lanjut, Andi mengatakan kelahiran gajah di Tangkahan ini membuktikan bahwa pengelolaan gajah jinak bersama masyarakat ini tetap memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan satwa, sehingga terjadi kehamilan dan kelahiran.

Indukan gajah di Tangkahan, ia mengatakan sebenarnya sudah beberapa kali berhasil melahirkan namun anak-anak gajah tersebut belum berhasil bertahan hingga dewasa.

Menurut dia, bayi atau anak gajah sangat rawan terhadap beberapa jenis penyakit. Bayi gajah yang baru lahir saat ini diharapkan bisa bertahan hidup dan dapat tumbuh dengan sehat.

Andi mengatakan perawatan dan monitoring kesehatan gajah dilakukan secara rutin oleh dokter hewan. Terutama bayi gajah sangat membutuhkan perawatan yang intensif.   Makanan yang dikonsumsi gajah berasal dari pelepah kelapa sawit, kulit durian, dan tumbuh-tumbuhan yang ada di hutan.  Semoga bayi gajah yang lahir dalam suasana lebaran ini dapat menjadi kado dan kabar baik dalam pengelolaan kawasan Taman Nasional Gunung Leuser dengan melibatkan masyarakat secara berkelanjutan.

"Harapannya tentu hal baik ini dapat direplikasi ditempat lain di mana masyarakat hidup berbatasan dengan hutan taman nasional dan hutan konservasi lainnya," ujar dia.

Keseluruhan gajah dewasa di  CRU Tangkahan saat ini berjumlah tujuh ekor yang terdiri dari enam gajah betina dan satu gajah jantan. Gajah-gajah tersebut digunakan dalam melakukan patroli pengamanan kawasan TNGL, selain itu keberadaan gajah di kawasan pariwisata alam Tangkahan juga dimanfaatkan dalam program patroli parsipatif yang dikembangkan bersama masyarakat Tangkahan dan menambah daya tarik bagi para pengunjung.