Sumur Putri Telukbetung Wisata Legenda Nyaris Hilang

id Sumur Putri Telukbetung, Legenda Sumur Putri, Sumur Putri Kali Akar

Sumur Putri Telukbetung Wisata Legenda Nyaris Hilang

Sumur Putri di Telukbetung Selatan Kota Bandarlampung, pemandian umum melegenda yang airnya masih terasa hangat sampai kini. (FOTO: ANTARA Lampung/Budisantoso Budiman)

Bandarlampung (ANTARA Lampung) - Alkisah, sumur pemandian ini menjadi lokasi pilihan para putri untuk membasuh badan dan mandi membersihkan diri dengan air panas dan hangat alami yang tersedia di dalamnya.

Di sumur ini pula tersimpan cerita cinta seorang anak manusia yang gagal bersanding, sehingga akhirnya sang putri menceburkan diri ke dalam sumur berair panas ini.

Keberadaan kawasan Sumur Putri dan Kompleks Kali Akar yang berada di dekat Jl Raden Imba Kesuma Kelurahan Sumur Putri Kecamatan Telukbetung Selatan di Kota Bandarlampung Provinsi Lampung, merupakan objek wisata alam yang sejak lama dikenal, serta menyimpan legenda dalam berbagai versi yang dikisahkan secara turun temurun sejak dulu itu.

Namun, kini legenda dari keindahan alam berupa potensi air panas, air hangat, sungai yang jernih dan menyegarkan, serta keindahan maupun pesona keelokan pemandangan alam sekitarnya itu, nyaris hilang seiring perkembangan pembangunan dan kondisi masyarakat sekitar yang berubah, termasuk keberadaan Sumur Putri dan kawasan sekitarnya di Kali Akar yang telah banyak berubah dari aslinya.

Sekitar Kali Akar-Sumur Putri telah dibangun bendungan untuk reservoar persediaan air bersih PDAM Way Rilai Bandarlampung.

Pada seberang jalan melewati jembatan, kini telah berdiri perusahaan pengolah air mineral, PT GREAT Lampung.

Sedangkan di sebelah lokasi Sumur Putri, kini masih bertahan menjadi tempat pemandian umum berair yang masih hangat dan telah dibeton sekelilingnya secara permanen. Airnya berasa hangat dan makin panas pada bagian bawahnya, dengan di sekitarnya telah berdiri bangunan penampungan air PDAM Way Rilau.

Namun, saat ini kawasan tersebut cenderung menjadi kurang tersohor lagi, tak lagi ramai dikunjungi warga dan pendatang seperti sebelumnya.

Padahal Kali Akar dan Sumur Putri pernah menjadi objek wisata dan kawasan yang ramai dikunjungi warga, termasuk dari luar Lampung, untuk berwisata maupun melakukan prosesi tertentu, karena mempercayai air dari Sumur Putri ini dapat mengobati beragam penyakit dan membawa berkah tersendiri.

Menurut Maska (67), sesepuh warga setempat yang tinggal di belakang Masjid Darus Syukur RT03 Kelurahan Sumur Putri, sumur itu kedalamannya sekitar tujuh meter--airnya semula panas dan sekarang masih hangat, semakin ke dalam sumur airnya masih terasa lebih hangat--dulu sering terjadi penampakan pelangi yang kakinya mengarah ke Sumur Putri ini.

Kawasan Sumur Putri-Kali Akar ini diketahui telah menjadi objek wisata yang ramai didatangi sejak tahun 1950-an.

Menurut dia, dulunya bahkan sempat ada tikus-tikus hidup di sekitar air dan di dalam Sumur Putri itu. Tikus-tikus ini, menurut warga setempat, sudah lama tak ada lagi, tak jelas penyebabnya sekitar tahun 1980-an tikus itu sudah lenyap dari lokasi ini.

"Dulu, air dari Sumur Putri yang panas itu bisa untuk merebus telur hingga matang," ujar Maska lagi.

Menurut dia, terdapat beberapa sumber air panas di kawasan Sumur Putri-Kali Akar itu, antara lain di bawah jembatan kini pembatas Kecamatan Telukbetung Selatan dan Telukbetung Timur di bawah aliran Kali Akar.

Terdapat pula sumber air panas di Pematang Kedondong (sekarang berada di kawasan perusahaan pengelolaan air mineral GREAT), dan Batu Ceper di kawasan perkampungan penduduk setempat, serta pemandian Sumur Putri itu sendiri.

Air dari Sumur Putri maupun Batu Ceper permukiman warga, hingga kini masih dijadikan sumber air bagi warga setempat. Sejumlah warga masih melakukan aktivitas mandi dan cuci di tempat itu.

Beberapa warga setempat, Mursit dan Fatimah, membenarkan air dari Sumur Putri dan Sumur Batu Ceper itu masih digunakan warga setempat sampai sekarang.

                                           Warga Siap Kelola
Menurut Mursit, Ketua RT 04 Kelurahan Sumur Putri, warga mengharapkan kawasan Sumur Putri-Kali Akar itu menjadi objek wisata yang dikelola secara baik.

Warga mengusulkan pengelolaannya oleh Lembaga Musyarakat Desa (LMD) atau Lembaga Pengembangan Masyarakat Desa (LPM) setempat.

Warga sedang menyiapkan proposal diperlukan, sehingga kawasan tersebut dapat dikelola untuk meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.

Keberadaan sumber air panas di kawasan Sumur Putri-Kali Akar di Telukbetung Selatan Kota Bandarlampung ini, menurut Kepala Desa Sumur Putri, Datarman, diakui hingga saat ini belum dikelola secara baik oleh pemerintah maupun masyarakat setempat.

Sebenarnya, katanya, masyarakat di sini menghendaki adanya pengelolaan sumber air panas itu, antara lain melalui LMD/LPM, Menurutnya, kelurahan setempat sudah meminta warga melalui LMD dapat mengajukan usulan pengelolaan kawasan Sumur Putri-Kali Akar ini.

Titik sumber air panas lainnya terdapat di bawah jembatan tak jauh dari Sumur Putri-Kali Akar, yaitu air panas yang keluar dari bebatuan di bawah jembatan yang menjadi pembatas wilayah Kecamatan Telukbetung Selatan dan Telukbetung Timur.

Ikan dan udang yang ada di sungai ini, saat berada di dekat sumber air panas menjadi mati, karena terkena air panas yang memang saat disentuh terasa panasnya.

Terdapat pula sumber air panas berupa sumur di permukiman warga setempat, beberapa ratus meter dari jalan utama di depannya.

Sumur putri memang menyimpan keunikan dan kisah menarik yang menjadi legenda, sehingga bagi yang mempercayainya sampai sekarang masih menjadi tempat dikunjungi karena airnya dapat menyembuhkan berbagai penyakit, membuat enteng jodoh, dan awet muda.

Tak sekadar mandi, beberapa pengunjung dari luar Lampung juga membawa air dari Sumur Putri ini setelah berkunjung ke sini. Belakangan dalam beberapa tahun lalu, kawasan ini menjadi lokasi pelaksanaan prosesi tradisi "Belangiran" atau mandi berendam untuk membersihkan diri menjelang puasa Ramadan tiap tahunnnya.

Namun tahun 2015 ini, prosesi itu tak ada lagi. Menurut Lurah Sumur Putri Datarman, prosesi itu semula selalu dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Lampung. Tapi tahun ini ditiadakan, tak jelas alasannya.

Dia berharap, Pemerintah Kota Bandarlampung melalui Dinas Pariwisata setempat dapat meneruskan prosesi "Belangiran" untuk menjadi daya tarik wisata dan kunjungan ke Sumur Putri selanjutnya, meskipun Pemprov Lampung tak mengadakannya lagi.

Dia juga berharap pihak berwenang dapat mendukung pembenahan fasilitas di kawasan itu, termasuk memastikan status kepemilikan lahan serta pengelolaannya selanjutnya, agar terurus dengan baik dan lebih optimal dipromosikan, sehingga Sumur Putri kembali tersohor sebagai objek wisata andalan di Bandarlampung dan Provinsi Lampung.

Disayangkan, bila kisah dan legenda serta keunikan maupun berkah alami berupa sumber air panas dan air hangat serta lingkungan sekitarnya yang menghijau indah, tidak dikelola dan dikembangkan.

Kompleks pemandian Sumur Putri dan kawasan Kali Akar berpotensi menjadi objek wisata alam yang sangat menarik, bila dipoles lagi berbagai fasilitas tersedia serta diurus dengan baik sebagaimana mustinya secara bersungguh-sungguh dan profesional.

Banyak pihak perlu bergerak untuk segera membenahi kawasan Sumur Putri-Kali Akar, sehingga legenda turun temurun di sini tak lenyap dan hilang begitu saja.