Aprilani Yustin Nakhoda Baru Dewan Kesenian Lampung

id Aprilani Yustin Ketua DKL, DKL Lampung, Aprilani Yustin Pimpin DKL, Seniman Lampung

Aprilani Yustin Nakhoda Baru Dewan Kesenian Lampung

Aprilani Yustin Ficardo, Ketua Umum terpilih DKL yang baru (kedua dari kanan), menggantikan Syafariah Widianti (paling kanan). (FOTO: ANTARA Lampung/Humas Pemprov Lampung)

Bandarlampung (ANTARA Lampung) - Seperti sudah diduga sebelumnya, Ny Aprilani Yustin Ridho Ficardo akhirnya ditetapkan sebagai Ketua Umum terpilih Dewan Kesenian Lampung (DKL) Periode 2015--2019.

Dalam Musyawarah DKL VII pada Senin (6/7), di Ruang Abung kantor gubernur Lampung di Bandarlampung, Aprilani Yustin terpilih secara aklamasi memimpin DKL.

Ny Aprilani Yustin yang juga istri Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo itu, menggantikan Syafariah Widianti ZP yang telah memimpin DKL selama dua periode berturut-turut (2008--2015).

Syafariah Widianti ZP yang akrab disapa Atu Ayi, kini anggota DPRD Lampung dari Fraksi PDI Perjuangan, mengatakan kehadiran DKL di tengah masyarakat sangat berarti sebagai pilar pertahanan seni budaya dan selama ini terus mendukung pemerintah dalam mengembangkan kebudayaan Lampung.

"Sebagai mitra pemerintah, DKL bertugas melakukan pelestarian budaya secara sinergis dan menuangkannya dalam program Litbang dan komite-komite yang ada, yaitu Komite Tari, musik, seni rupa, teater, film, sastra dan tradisi," kata kakak kandung mantan Gubernur Lampung Sjachroedin ZP ini pula.

Karena itu, dia mengharapkan ke depan di bawah kepemimpinan Ketua yang baru, Aprilani Yustin, DKL Provinsi Lampung dapat semakin maju dalam mengembangkan dan melestarikan budaya Lampung.

Ketua DKL yang baru, Aprilani Yustin Ridho Ficardo dalam sambutannya mengatakan, merupakan pengalaman pertama baginya berada di dalam forum insan seni daerah Lampung.

Meskipun begitu, menurutnya, ini merupakan langkah awal yang kelak diharapkan dapat membawa nama baik Provinsi Lampung di bidang kesenian.

"Majunya pembangunan tidak hanya merupakan tugas dan tanggung jawab pemerintah saja, akan tetapi menjadi tanggung jawab kita bersama, tanpa terkecuali para pelaku seni," ujar dia lagi.

Ketua DKL terpilih yang akan segera melengkapi kepengurusan organisasi katalisator seni dan budaya Lampung ini mengharapkan, melalui forum ini akan melahirkan ide dan gagasan untuk menumbuhkembangkan etos kerja yang harmonis, sinergitas dan koordinasi yang baik antara DKL dengan pemerintah daerah dalam menciptakan karya-karya yang baik di bidang kesenian menuju Provinsi Lampung yang maju dan sejahtera.

Setelah sempat tertunda-tunda dan menimbulkan banyak tanda tanya, bahkan sempat diwarnai pengunduran diri sejumlah panitia pengarah Musda DKL ini, akhirnya dapat menggelar Musda VII dengan lancar.

Menurut Ketua Panitia Pelaksananya, Hari Jayaningrat, Musda DKL diselengggarakan di Balai Keratun kantor gubernur Lampung, di Bandarlampung, Senin (6/7), diikuti 150 peserta dari kalangan seniman berbagai unsur seni, yaitu sastra, musik, tari, teater, seni rupa, film, dan seni tradisional.

Selain memilih ketua umum DKL dan membentuk kepengurusan DKL periode 2015--2019, dalam musda ini akan dibahas organisasi (Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga) DKL, program kerja, dan rekomendasi.

Salah satu figur yang dinilai tepat untuk memimpin DKL adalah Ny Aprilani Yustin Ficardo yang juga istri Gubernur Lampung M Ridho Ficardo.

Sejak awal, sebelum Musda DKL berlangsung, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Lampung ini, hampir dipastikan dipilih menjadi Ketua Umum DKL menggantikan Syafariah Widiyanti yang memimpin DKL sebelumnya.

Yustin sendiri sudah menyatakan kesediaannya untuk memimpin DKL.

Dia bertekad membawa DKL eksis dan mampu bersinergi dengan komite-komite yang ada di institusi tersebut, baik dalam pembinaan seni rupa, seni musik, maupun tari.

"Aktivitas kesenian Lampung harus konsisten ditampilkan, dikemas dengan baik dan terus dilestarikan," ujar Yustin ini, beberapa waktu lalu.

Yustin juga berencana membawa kesenian Lampung melalui DKL ke panggung internasional.

"Kami memiliki kerajinan lukisan yang digarap dengan serbuk kopi, produk-produk seni tradisi, seperti rudat, sekura, dan sastra tradisi lisan. Sedangkan yang berupa kebendaan adalah tenun tapis, sulam usus, kerajinan buah gernuk yang merupakan ikon yang sangat kental dengan akar kebudayaan Lampung sehingga harus kita perkenalkan ke dunia," kata dia lagi.

                                    DKL Mitra Pemerintah
Sebelumnya, dalam pertemuan dengan Gubernur Ridho Ficardo, ditegaskan bahwa DKL menjadi mitra penting Pemprov Lampung dalam memajukan dan mengembangkan kesenian, sehingga DKL diminta meningkatkan kinerja dalam mendorong dinamika berkesenian di daerah ini.

Gubernur Ridho Ficardo saat menerima Panitia Musda DKL di ruang kerjanya, di Bandarlampung, Jumat (3/7), disertai Ketua Panitia Musda Hari Jayaningrat, Hermansyah GA, Bagus S Pribadi, dan Naning Widianti.

Gubernur mengatakan, Lampung sebagai sebuah provinsi kaya potensi, termasuk di bidang seni, bahasa, budaya, dan pariwisata.

"Saya melihat seniman-seniman Lampung selalu punya peluang untuk tampil secara nasional bahkan internasional. Kalau punya Dewan Kesenian yang kuat semua potensi itu bisa berkembang dengan baik," ujarnya lagi.

Industri pariwisata itu, kata Ridho, tidak akan berkembang jika tidak didukung oleh pengembangan kesenian dan kebudayaan.

"Saya berharap DKL nanti bisa mendorong kreativitas para seniman musik, film, teater, sastra, dan lain-lain. Kalau kesenian di Lampung hidup, saya kira yang namanya pariwisata dan ekonomi kreatif akan ikut terdongkrak," kata dia.

Ridho berharap kelak DKL lebih berkontribusi dalam berbagai event seperti Festival Krakatau.

"Akan bagus sekali kalau Festival Krakatau itu menampilkan berbagai pentas dari berbagai cabang seni dan melibatkan lebih luas lagi masyarakat pada umumnya, sehingga Festival Krakatau benar-benar menjadi festival rakyat Lampung dengan segala kemeriahan dan daya tarik tersendiri," kata Gubernur pula.

Gubernur juga mendukung berbagai kegiatan DKL, seperti festival jazz yang sempat sukses diselenggarakan dengan mendatangkan banyak musisi nasional dan internasinal ke Lampung. "Saya setuju dua atau tiga tahun sekali diadakan festival jazz," katanya.

Menurut dia, Festival Krakatau juga bagus, sehingga perlu terus diselenggarakan.

Dalam Musda DKL VII, sejak awal sudah diprediksi akan memilih Aprilani Yustin Ficardo sebagai Ketua Umum sekaligus formatur tunggal untuk menetapkan pengurus jajaran di bawahnya.

Musda ini diperkirakan hanya akan "memperebutkan" posisi ketua harian dan sekretaris DKL periode mendatang, setidaknya dari dua "kubu" kuat dan berpengaruh di kalangan seniman dan budayawan Lampung, khususnya yang selama ini berkecimpung dalam kepengurusan DKL.

Menurut Tanjung, seniman tari Lampung, apabila perkiraan itu benar maka Ketua Umum yang diprediksi terpilih Yustin Ficardo diminta dapat mengakomodasi dua arus kuat dalam kelompok seniman Lampung.

Tanjung menyatakan, jika ingin DKL mendatang lebih kondusif, maka ketua umum terpilih yang mendapat mandat menyusun kepengurusan baru bisa mengakomodasi dua kelompok yang ada saat ini.

"Saya berharap ibu Yustin bisa terbuka dan melihat secara jernih dua kelompok yang ada di dalam kesenian di Lampung," kata Tanjung lagi.

Anggota Komite Tari DKL periode lalu ini menilai, DKL di bawah kepemimpinan Hary Jayaningrat cenderung mengalami kemunduran, antara lain terlihat dari banyak program DKL yang tak layak dilaksanakan oleh lembaga sekelas DKL.

"Transparasi anggaran yang tidak terbangun selama tiga tahun terakhir ini, sangat menggangu. Pengurus DKL tidak tahu besaran anggaran per tahun, itu benar-benar lucu," ujar Tanjung lagi.

Ia berharap, kepengurusan DKL ke depan khususnya jabatan penting, yaitu ketua harian, sekretaris, dan bendahara dapat diakomodir dari dua kelompok, yaitu kelompok Hari Jayaningrat dan Isbedy Stiawan ZS.

"Nah, ini yang harus hati-hati saat menyusun kepengurusan DKL periode tiga tahun mendatang. Kalau ingin lembaga ini kondusif dan bisa membantu pemerintah, masukkan saja dua nama itu," kata Tanjung lagi.

Rusli A Syukur, koreografer jebolan Bagong Kussudiarjo dan telah melanglang ke Eropa ini, menginginkan ketua harian DKL yang akan datang bukan PNS.

"Ia harus seniman dan sudah dikenal secara nasional dan mancanegara," kata Rusli.

Selain itu, katanya lagi, ketua harian itu adalah sosok yang punya komitmen membangun kesenian di Lampung. Tidak menjadikan kedekatan dengan pusat kekuasaan hanya untuk menjaga jabatannya.

Tanjung dan Rusli juga mengkritisi cara kerja panitia pelaksana Musda DKL VII yang terkesan diam-diam, mengingat semula jadwal pelaksanaan MDKL mundur sejak Maret, namun tiba-tiba dilaksanakan pada Ramadan ini.

Tanjung menyayangkan panitia pelaksana MDKL tidak memfungsikan dan memanfaatkan media massa.

"Saya yang belum ada SK pemberhentian dari DKL, tapi tetap tidak diundang. Untung saya baca media online, tapi informasinya bukan dari panitia. Apa saja kerja mereka. Atau sengaja ingin diam-diam," ujarnya mempertanyakannya.

Sejumlah seniman Lampung yang mengaku sudah memperkirakan Aprilani Yustin Ficardo akan didaulat menjadi nakhoda baru DKL Lampung menggantikan Syafariah Widianti, berharap posisi ketua umum DKL yang merupakan "orang dekat" dengan Gubernur Lampung itu, benar-benar akan dapat mendukung program dan pembiayaan DKL menjadi lebih baik dibandingkan sebelumnya.

"Sangat tidak mungkin mengembangkan potensi seni dan budaya Lampung hanya dengan dukungan biaya ala kadarnya seperti berlangsung selama ini," ujar salah satu sastrawan Lampung itu pula.

Dia berharap kondisi "kubu-kubuan" di antara kalangan seniman di Lampung dapat dilebur kembali, mengingat semuanya adalah "bersaudara" dan perlu kebersamaan untuk membangun seni dan budaya di daerah ini.

Beberapa seniman Lampung lainnya juga berharap, dengan nakhoda baru DKL ini, dapat benar-benar menopang kemajuan seni dan budaya Lampung sehingga dapat berkiprah di kancah nasional maupun mancanegara.

Mereka menyatakan, potensi seni dan budaya Lampung cukup besar, sehingga bila dapat dikembangkan dengan baik, dengan dukungan pemerintah daerah, kalangan dunia usaha dan masyarakat Lampung, akan tampil di tengah percaturan seni dan budaya nasional maupun mancanegara.

Apalagi selama ini, sejumlah seniman Lampung secara individual juga dikenal dan aktif tampil berkarya secara nasional maupun di mancanegara.

Banyak pihak menyandarkan harapan kemajuan seni dan budaya Lampung melalui Aprilani Yustin Ficardo yang baru terpilih memimpin DKL, agar geliat kehidupan seni dan budaya Lampung makin bergairah, bersemangat, dan berprestasi lebih baik lagi.