Pemerintah bahas insentif pembangkit listrik ramah lingkungan

id pembangkit listrik, ramah lingkungan, presiden jokowi widodo

Pemerintah bahas insentif pembangkit listrik ramah lingkungan

Presiden Joko Widodo (ANTARA/Setpres)

Insentifnya antara lain dari harga pembelian (listrik-red), namun nanti akan dibahas lebih jauh
Kamojang, Kab Bandung (ANTARA Lampung) - Pemerintah akan mengkaji pemberian insentif bagi pembangkit listrik ramah lingkungan sehingga investor tertarik untuk mengembangkannya.

"Insentifnya antara lain dari harga pembelian (listrik-red), namun nanti akan dibahas lebih jauh," kata Presiden menjawab pertanyaan Antara usai meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Kamojang unit V di Kabupaten Bandung, Minggu pagi.

Presiden mengatakan pemerintah mengharapkan pemenuhan kebutuhan listrik nasional dalam lima tahun mendatang bisa dipenuhi oleh pembangkit listrik ramah lingkungan.

"Kita punya potensi di geothermal saja 28.000 MW, belum angin, ombak dan matahari," tegas Presiden.

Presiden Joko Widodo, Minggu pagi menginisiasi pembangunan sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di sejumlah daerah untuk mendorong peningkatan energi listrik nasional.

Presiden didampingi Menteri BUMN Rini Soemarno, Menko Maritim Indroyono Soesilo, Mendag Rachmat Gobel, Wagub Jawa Barat Deddy Mizwar, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto dan Direktur Pertamina Geothermal Energy Irvan Zainuddin dalam sebuah acara yang berlangsung di kompleks Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang Kabupaten Bandung meresmikan dimulainya pembangunan PLTP Ulubelu unit 3 dan 4 Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung, PLTP Lahendong Unit V Kabupaten Minahasa Sulawesi Utara, PLTP Karaha unit 1 Jawa Barat, PLTP Lumut Balai 1 dan 2 Sumatera Selatan, PLTP Hululais unit 1 Bengkulu dan PLTP Kerinci Unit 1 Jambi.

PLTP Ulubelu dibangun dengan biaya 524,26 juta dolar dengan kapasitas 2x55 MW.

PLTP Lahendong dengan investasi 262,07 juta dolar berkapasita 2x 20 MW PLTP Karaha dengan biaya investasi, 187 juta dolar memiliki kapasitas 1x30 MW PLTP Lumut Balai dengan investasi 683,51 juta dolar berkapasitas 2x55 MW.

PLTP Hulu Lais dengan biaya 248 juta dolar AS dan berkapasitas 1x55 MW.

PLTP Kerinci dengan investasi 116,17 juta dolar dan berkapasitas 1x55 MW.

Selain meresmikan dimulainya pembangunan sejumlah proyek tersebut, Kepala Negara juga menginisiasi beroperasinya PLTP Kamojang Unit V dengan investasi 104,03 juta dolar berkapasitas 35 MW.