Musyawarah Dewan Kesenian Lampung Diprediksi Formatur Tunggal

id Musda DKL Lampung

Bandarlampung (ANTARA Lampung) - Musyawarah Dewan Kesenian Lampung VII yang akan berlangsung di Balai Keratun kantor gubernur Lampung di Bandarlampung, Senin (6/7), diprediksi akan memilih Yustin Ficardo sebagai Ketua Umum sekaligus formatur tunggal untuk menetapkan pengurus di bawahnya.

Menurut Tanjung, seniman tari Lampung, di Bandarlampung, Minggu, apabila perkiraan itu benar, maka Ketua Umum yang diprediksi terpilih Yustin Ficardo diminta dapat mengakomodasi dua arus kuat dalam kelompok seniman Lampung.

Tanjung menyatakan, jika ingin Dewan Kesenian Lampung (DKL) mendatang lebih kondusif, maka ketua umum terpilih yang mendapat mandat menyusun kepengurusan baru bisa mengakomodasi dua kelompok yang ada saat ini.

"Saya berharap ibu Yustin bisa terbuka dan melihat secara jernih dua kelompok yang ada di dalam kesenian di Lampung," kata Tanjung lagi.

Anggota Komite Tari DKL periode lalu ini menilai, DKL di bawah kepemimpinan Hary Jayaningrat cenderung mengalami kemunduran, antara lain terlihat dari banyak program DKL yang tak layak dilaksanakan oleh lembaga sekelas DKL.

"Transparasi anggaran yang tidak terbangun selama tiga tahun terakhir ini, sangat menggangu. Pengurus DKL tidak tahu besaran anggaran per tahun, itu benar-benar lucu," ujar Tanjung lagi.

Ia berharap, kepengurusan DKL ke depan khususnya jabatan penting, yaitu ketua harian, sekretaris, dan bendahara dapat diakomodir dari dua kelompok, yaitu kelompok Hari Jayaningrat dan Isbedy Stiawan ZS.

"Nah, ini yang harus hati-hati saat menyusun kepengurusan DKL periode tiga tahun mendatang. Kalau ingin lembaga ini kondusif dan bisa membantu pemerintah, masukkan saja dua nama itu," kata Tanjung lagi.

Rusli A Syukur, koreografer jebolan Bagong Kussudiarjo dan telah melanglang ke Eropa ini, menginginkan ketua harian DKL yang akan datang bukan PNS.

"Ia harus seniman dan sudah dikenal secara nasional dan mancanegara," kata Rusli.

Selain itu, katanya lagi, ketua harian itu adalah sosok yang punya komitmen membangun kesenian di Lampung. Tidak menjadikan kedekatan dengan pusat kekuasaan hanya untuk menjaga jabatannya.

Tanjung dan Rusli juga mengkritisi cara kerja panitia pelaksana Musda DKL VII yang terkesan diam-diam, mengingat semula jadwal pelaksanaan MDKL mundur sejak Maret, namun tiba-tiba dilaksanakan pada Ramadan ini.

Tanjung menyayangkan panitia pelaksana MDKL tidak memfungsikan dan memanfaatkan media massa.

"Saya yang belum ada SK pemberhentian dari DKL, tapi tetap tidak diundang. Untung saya baca media online, tapi informasinya bukan dari panitia. Apa saja kerja mereka. Atau sengaja ingin diam-diam," ujarnya mempertanyakannya.