Pengelola Web Desa di Tanggamus Perdalam Jurnalistik

id Web Desa Tanggamus, Ulubelu Tanggamus, Ruko Lampung, Perdalam Jurnalistik

Pengelola Web Desa di Tanggamus Perdalam Jurnalistik

Pelatihan Jurnalistik Pengelola Web Desa di Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus, Lampung, Jumat (12/6). (FOTO: ANTARA Lampung/Supriyanto-ist)

Ulubelu Tanggamus, Lampung (ANTARA Lampung) - Belasan pengelola web dari empat desa di Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung memperdalam teori dan praktik jurnalistik yang difasilitasi Rumah Kolaborasi bersama World Wildlife Fund (WWF) Lampung.

Menurut Supriyanto, pengurus Rumah Kolaborasi (Ruko) di Pekon Ngarip, Ulubelu, Jumat (12/6), pelatihan ini secara khusus menyasar para pengelola web desa di Kecamatan Ulubelu yang sebelumnya juga sudah memperdalam pengetahuan teori dan praktik fotografi serta membuat video.

"Kami menargetkan peserta dapat lebih terampil dan profesional mengelola web desa masing-masing, sehingga mampu menampilkan tulisan, berita, foto dan video potensi, permasalahan dan keunggulan di desa mereka," ujar dia pula.

Pelatihan fotografi dan pembuatan viedo bagi para pengelola web desa itu telah berlangsung beberapa waktu lalu, sedangkan pelatihan jurnalistik bagi mereka dilaksanakan selama beberapa hari hingga Sabtu (13/6) akhir pekan ini.

Peserta pelatihan itu adalah pengelola web desa dari Pekon (Desa) Ngarip, Muara Dua, Karang Rejo, dan Sukamaju di Kecamatan Ulubelu.

Supriyanto menegaskan, pelatihan itu sekaligus membekali peserta dengan sejumlah isu aktual yang dapat diangkat di web desa masing-masing untuk menyambut pengelolaan dana desa yang diharapkan segera dicairkan di Kabupaten Tanggamus Lampung ini.

Sejumlah peserta pelatihan itu, antara lain mengungkapkan kondisi dan permasalahan yang dialami warga desa mereka terutama kondisi infrastruktur jalan maupun sarana umum lainnya yang dirasakan masih belum memadai.

Umumnya jalan desa di daerah ini dalam kondisi rusak, sehingga sulit dilalui sepeda motor maupun mobil. Sepeda motor yang melewati sejumlah ruas jalan kecamatan ini, harus menggunakan rantai khusus di rodanya agar tetap dapat dioperasikan di jalan yang rusak dan kerap berlumpur saat musim hujan itu.

Padahal potensi ekonomi khususnya hasil pertanian berupa kopi dan kakao (cokelat) di wilayah ini cukup besar, namun akibat kondisi transportasi yang buruk itu, penjualan menjadi tersendat dan harga cenderung menjadi rendah.

Dalam pelatihan memperdalam teori dan praktik jurnalistik ini, belasan peserta pengelola web desa itu, selain berdiskusi soal jurnalistik dan seluk beluknya, juga melakukan simulasi dan praktik wawancara dan menulis berita serta melengkapinya dengan foto yang diperlukan.

"Mudah-mudahan dengan kemampuan menulis yang baik, seluruh peserta pengelola web desa itu dapat mengangkat permasalahan di sekitar mereka, sehingga segera mendapatkan perhatian dan menemukan solusi dari pihak yang berwenang," kata Supriyanto lagi.

Apalagi di Kecamatan Ulubelu dalam beberapa tahun ini telah beroperasi pengelolaan panas bumi menjadi listrik oleh PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) yang diharapkan terus ikut memberi perhatian kepada masyarakat dan lingkungan sekitarnya secara lebih optimal, ujarnya pula.

Ulubelu berada sekitar 120 km dari Kota Bandarlampung, ibu kota Provinsi Lampung, namun karena akses jalan yang rusak jarak tempuh ke sini bisa mencapai lebih tiga jam perjalanan melalui jalan rusak, menanjak dan berliku.

Menurut warga dan aparat pekon di sini, PT PGE Ulubelu antara lain telah membantu memfasilitasi pembangunan jalan utama ke beberapa desa yang berada di sekitar areal kelola gas bumi perusahaan ini.