Makin sedikit perempuan AS komit terhadap pernikahan

id pernikahan, perempuan AS

Washington (Antara/Xinhua-OANA) - Bersamaan dengan merosotnya perkawinan di kalangan generasi muda Amerika, makin sedikit dari mereka tampaknya berkomitmen pada ikatan hubungan itu dalam satu dasawarsa belakangan, demikian jajak pendapat Gallup yang disiarkan Senin (8/6).
        
Persentase orang muda dewasa Amerika yang berusia 18-29 tahun yang melaporkan sebagai lajang dan tidak hidup dengan seseorang telah naik secara dramatis, dari 52 persen pada 2004 jadi 64 persen pada 2014, kata jajak pendapat Gallup.
        
Perkawinan tetap menjadi pengaturan hidup yang dominan buat orang Amerika yang berusia 30-an tahun, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi. Namun, sebaliknya dengan kenaikan tajam dalam persentase orang yang berusia 20-an tahun dan menjalani gaya hidup lajang, orang yang berusia 30-an tahun cuma naik sedikit untuk hidup lajang pada 2014 dibandingkan dengan satu dasawarsa sebelumnya, kata Gallup.
        
Itu terjadi karena, meskipun persentase orang yang berusia 30-an tahun dan menikah telah merosot sebanyak 10 persen, persentase mereka yang hidup bersama telah meningkat secara mencolok --hampir dua kali lipat dari tujuh persen jadi 13 persen.
        
Sementara itu, kebanyakan pengaturan perkawinan orang dewasa Amerika yang berusia 40 tahun dan lebih tidak berubah. Selama satu dasawarsa terakhir, rata-rata enam dari 10 orang melapor mereka menikah, antara tujuh persen dan delapan persen melaporkan lajang atau tak pernah menikah, dan antara tiga persen dan lima persen melaporkan hidup bersama.
        
Peningkatan pada orang yang berusia 18-sampai-29 tahun yang menyatakan diri sebagai lajang dan tak pernah menikah terlihat pada jajaran luas sub-kelompok, termasuk ras, wilayah pendidikan dan partai politik, kata jajak pendapat tersebut.
        
Meskipun demikian, lebih kecil kemungkinan orang muda Amerika dari negara bagian Amerika Selatan dibandingkan dengan timpalan mereka dari wilayah lain untuk melajang, dan pemuda kulit putih serta Hispanik memiliki kemungkinan lebih kecil untuk hidup lajang dibandingkan dengan pemuda kulit hitam.
        
Selain itu, makin sedikit perempuan muda dibandingkan dengan lelaki muda yang hidup lajang. Kondisi tersebut menunjukkan banyak perempuan yang berusia 20-an tahun menikah dengan lelaki yang berumur 30 tahun atau lebih.
        
Dan lebih kecil kemungkinan lulusan perguruan tinggi yang hidup melajang dibandingkan dengan mereka yang hanya sampai, atau tidak pernah sampai, ke jenjang perguruan tinggi, kata jajak pendapat tersebut.